Curhatan Seorang Sopir Truk Antar Kota

Komunitas pecinta truk saat ini sedang digandrungi oleh anak-anak muda dan hal itu membawa sebuah kebanggan tersendiri bagi kami, para sopir truk. Terkadang, di saat suntuknya hari saat kami harus menahan kantuk dan lelah di jalan, wajah-wajah gembira yang penuh harap di pinggir jalan menantikan aksi kami membuat perasaan hati yang tadinya susah berbalik 180 derajat dan membuat hari kami menjadi ceria serta penuh semangat.

Mungkin bagi orang lain, ini adalah hal yang sepele. Namun bagi kami dan komunitas pecinta truk, sebuah pertemuan di jalanan adalah rasa bahagia tersendiri yang sulit dijelaskan untuk kalian yang bukan dari bagian kami. Ini adalah pertemuan yang suci, entah antara sopir dan komunitas, maupun sesama sopir di jalanan.

Bisa dibilang itulah salah satu dari beberapa momen kecil yang membuat kami bahagia, selain saat menerima bayaran dan pulang ke rumah menemui keluarga. Selebihnya adalah sebuah perjuangan yang berat dan terkadang sangat menyedihkan. Pekerjaan kami sangat beresiko dan menuntut konsentrasi tinggi karena kami harus menjaga diri agar tetap aman hingga ke tujuan.

Ketika mendapatkan sebuah pekerjaan untuk mengantarkan barang ke luar kota, itu adalah rejeki utama kami sekaligus awal dari perpisahan dengan keluarga. Terkadang anakku yang masih kecil seakan tahu bahwa bapaknya akan pergi jauh, dia menangis dan tak mau lepas dari pelukanku ketika hari keberangkatan. Ikatan ayah dan bapak yang memang sangat erat. Mungkin istriku juga punya perasaan enggan berpisah seperti anakku, namun ia memaksakan diri untuk tegar dan tak menambah beban dalam keberangkatanku mencari rejeki.

Berangkat dari zona nyaman di dalam rumah yang penuh dengan kebahagiaan bersama keluarga kecil. Aku dan kenek yang sudah menemaniku selama 2 tahun ini berangkat membawa barang kiriman. Terkadang sayur, terkadang buah, terkadang tanaman dan lain sebagainya, tergantung kebutuhan dan keinginan dari juragan kami.

Barang kiriman sudah rapi di dalam truk, kami melaju menerobos jalanan yang penuh dengan kendaraan. Muatan kami berat, kecepatan kendaraan sangat lambat dan terkadang kami merasa kelelahan di jalan. Belum lagi jika terjadi macet, terkadang kami menjadi kambing hitam dan disalahkan karena dianggap menghambat jalan. "Woi, kami harus hati-hati membawa beban berat!"

Kalian pikir hanya itu masalah kami? Kalian harus tahu bahwa terkadang ban kami tiba-tiba bocor, truk mengalami kerusakan, terjebak macet dan lain sebagainya. Terkadang aku ingin terbang, meninggalkan truk dan muatan berat ini hingga bisa bebas lepas bersama burung di langit. Aku merasa lelah dan jenuh di jalan. Namun tiba-tiba istriku menelepon, ternyata anakku kangen dan ingin bicara denganku. Ya Allah, rasa lelah dan jenuh yang memuncak tiba-tiba menghilang begitu saja hanya dengan mendengar celoteh anakku.

Berhari-hari kami di jalan, badan pegal tidak karuan, bau keringat dan kulit rasanya lengket. Meski sudah mandi, kami masih merasa seperti orang yang belum mandi selama berhari-hari. Kalau melihat ada sungai, ingin rasanya melompat dan berenang ke dalamnya.

Perjuangan menuju ke tujuan akhirnya tercapai, kami sudah sampai di tempat pengiriman dan muatan kami dibongkar. Setelah mengurusi berbagai dokumen, kami pamit dan segera pulang ke rumah. Yah, aku bukan anak muda yang doyan mampir-mampir ke tempat yang tidak seharusnya, aku punya anak dan istri di rumah yang tengah menantikanku. Sudah tua bro, gak boleh nakal lagi.

Di perjalanan pulang, aku teringat masa laluku saat masih nakal dan suka menghambur-hamburkan uang. Kalau ku ingat, yang terlintas hanya penyesalan saja. Andai aku begini saja sejak dulu dan tidak nakal, mungkin aku sudah sukses dan kaya raya. Kalau dihitung-hitung, uang yang ku hambur-hamburkan dulu sepertinya sudah bisa untuk membangun rumah yang bagus, membeli mobil dan membangun usaha di rumah. Ah, penyesalan memang selalu terlambat. Sekarang aku harus bertaubat, memperbaiki kehidupanku yang sempat tersesat.

Entah kenapa, perjalanan pulang akan terasa lebih cepat ketimbang saat berangkat. Mungkin karena truk sudah kosong dan kami tak terbebani jadwal pengiriman, atau mungkin juga karena kami sudah mendapatkan rejeki yang telah Tuhan limpahkan.

Updated at: 5:13 AM

0 comments:

Post a Comment