Kisah Kenakalan Remaja "Bolos Sekolah"

Masa remaja adalah masa dimana seorang anak kecil mencoba menjadi seorang dewasa, dan biasanya sebagian besar akan tersesat dan mengalami kenakalan remaja, begitu pula dengan saya. Banyak sekali kasus kenakalan yang saya lakukan di masa remaja dulu, bahkan kalau saya ingat-ingat kadang suka ketawa sendiri.

Salah satu kisah yang saya ingat adalah ketika di masa SMP, kala itu saya yang anak polos mulai mengenal teman-teman yang lebih liar dan tak terkendali. Banyak hal baru yang saya lihat ketika berkenalan dengan mereka, dan banyak yang ingin saya ketahui dan mencobanya. Mulai dari merokok, malakin adik kelas, sok jadi jagoan, ngutang di kantin, dan yang paling wow adalah bolos sekolah.

Kejadiannya pada waktu masa ekstrakulikuler setelah diadakan ujian sekolah, kala itu pihak SMP tidak mengadakan lomba atau kegiatan apapun namun mewajibkan siswanya untuk tetap berangkat sekolah. Rasa bosan mulai mendera saya dan teman-teman ketika hari pertama masuk ekskul, akhirnya sekitar jam 9 pagi teman saya yang paling nakal berinisiatif untuk bolos sekolah dan main PS saja. Saya yang ingin ikut gaul tentu saja gak ketinggalan donk, ketika itu kami lewat pagar samping sekolah yang tidak terlalu tinggi, naik pohon jambu dan lompati pagar, lewat jalur sawah di belakang sekolah dan akhirnya sampai di pinggir jalan, setelah itu naik angkot ke tempat rental PS.

Setelah dirasa sukses, besok paginya kami lebih nekad lagi untuk melakukan acara bolos sekolah ini, baru sampai di pintu gerbang, kami malah berbelok arah dan langsung menuju ke tempat rental PS, hari kedua kami tidak sempat masuk ke dalam sekolah namun kami nitip absen sama teman yang masuk, aman.

Hari ketiganya lebih ketat, salah satu guru pembimbing tahu kalau banyak siswa yang bolos dan kabur, akhirnya mereka menunggu di depan gerbang sekolah agar semua siswa masuk ke dalam lingkungan sekolah. Bener-bener bosan kala itu, tidak ada kegiatan yang menyenangkan dan kami harus menunggu sampai jam 1 siang baru bisa pulang. Akhirnya kami nekad kabur lagi lewat pagar samping, namun kali ini apes banget. Baru naik pohon jambu, guru pembimbing melihat kami dan langsung teriak, kami yang panik langsung saja kabur, dan sialnya salah satu teman kami terjatuh dan kakinya terkilir, ah bodo amat kami papah saja dia dan tetap kabur.

Gara-gara teman saya yang terkilir ini, akhirnya kami jadi lambat dan terkejar oleh guru pembimbing yang membawa serta penjaga sekolah dengan wajah marah yang menyeramkan, kami menyerah dan menundukkan kepala di pesawahan. Guru itu menyuruh kami untuk baris dan mulai di data, saking marahnya dia menampar kami satu per satu, duh sakitnya bukan main tamparannya itu (tapi kami gak ngadu ke orang tua apalagi lapor polisi dengan pasal penyiksaan, kami mengaku salah dan kami menerima hukuman itu, emangnya si cengeng yang kemarin!).

Waktu itu kami digelandang ke dalam sekolahan lagi dengan kepala menunduk, hampir seluruh siswa melihat dan menyoraki kami, duh udah kaya tahanan KPK aja waktu itu, ya sakit ya malu, dan hmm sial banget pokoknya. Kami masuk ke ruang BP dan diberikan sanksi, untung aja orang tua gak dipanggil ke sekolahan.
  • Pesan dari kisah ini : jangan memanjat pohon jambu kalau buahnya belum masak, karena rasanya tidak enak dan ada pait-paitnya gitu!

Updated at: 3:52 AM

0 comments:

Post a Comment