Diputusin Pacar Karena Bau Mulut

Sudah seminggu ini Tasya bertingkah aneh, ia tak mau bertemu denganku sama sekali, tiap kali aku menghubunginya, ia seakan menghindar dan acuh terhadapku. Aku tidak tahu apa kesalahanku dan keadaan ini begitu membingungkan. Pikiranku terhadap Tasya terus terbayang, rasanya aku benar-benar kangen dan ingin bertemu dengannya.

Malam ini aku tengah merebahkan tubuh lelahku setelah seharian bekerja, rasa kantuk sudah mulai terasa namun sayangnya mataku susah untuk dipejamkan. Pikiranku terus terbayang kepada sosok kekasih hatiku yang selama akhir-akhir ini seakan menghilang dari kehidupanku.

Tiba-tiba teleponku berbunyi, ternyata ada chat dari Tasya. Ah, senangnya hati ini akhirnya yang ditunggu-tunggu menghubungi juga. Buru-buru aku membuka pesan darinya dan rasanya kaget bukan kepalang.

"Maaf mas, kayaknya aku gak bisa meneruskan hubungan ini, kita putus tapi tetep temenan yah"

Hah?! Kenapa tiba-tiba Tasya mengirimkan pesan seperti itu? Apakah hapenya sedang dijahili sama temennya? Atau memang benar ia yang menuliskan pesan menyakitkan itu kepadaku?

Aku langsung mencoba menelepon Tasya, namun dia menolaknya terus. Akhirnya aku membalas pesan itu dan menanyakan kebenaran dari isi pesan yang mengagetkan tadi. Tasya mengiyakan dan ia memang meminta putus. Tentu saja rasanya sangat sedih, susah diungkapkan dengan kata-kata.

Tasya terus saja mengelak ketika aku menanyakan alasan kenapa ia memintaku putus secara tiba-tiba. Ku pikir ada orang ketiga, tapi katanya tidak ada orang ketiga. Aku bertanya apakah orang tuanya tidak menyukaiku, katanya juga tidak. Aku bertanya apa kesalahanku, ia tetap tidak mengatakan alasannya dan malah ia berkata bahwa ia yang salah dan aku tak punya salah apapun.

Benar-benar membingungkan dan penuh dengan tanda tanya. Setelah sekian lama bersama, eh tiba-tiba meminta putus tanpa alasan yang jelas. Siapa yang tidak penasaran coba?

Akhirnya aku agak memaksa. Aku meminta alasan yang jelas kenapa ia memutuskan aku, kalau tidak mau menjawab maka saat itu juga aku akan pergi ke rumahnya dan bertanya secara langsung. Mungkin karena takut dan tidak ingin aku kesana, akhirnya ia mengatakan alasannya memutuskan hubungan asmara kami.

Ia menjelaskan dengan sangat hati-hati, katanya ia nyaman bersamaku karena aku baik dan setia, namun satu kekuranganku yang membuatnya susah menerimaku adalah karena ketika kami bicara berdua berdekatan, ia merasa sangat terganggu dengan bau mulutku. Bahkan, ia juga mengatakan bahwa seminggu yang lalu ketika terakhir kami bertemu dan ngobrol bersama, dia menahan nafasnya karena tidak tahan dengan bau mulutku. Setelah aku pulang, ia sampai muntah karena bau mulutku itu.

Aku benar-benar melongo, tak tahu apa yang harus ku katakan dan ini memang sesuatu yang sulit. Aku coba menahannya dan berjanji akan merawat gigiku agar tidak bau lagi, namun ia mengabaikannya. Rasanya malu, sedih dan marah pada diri sendiri. Sepertinya cuma aku saja yang diputusin pacar gara-gara bau mulut.

Aku coba menerima keputusan Tasya, sembari mengingat-ingat terakhir kali aku gosok gigi. Ternyata aku memang benar-benar jorok dalam merawat gigi. Seingatku, sudah lama sekali aku menggosok gigi sehingga kondisi gigiku sangat buruk. Banyak plak di gigi, warnanya kuning, ada yang sudah tanggal dan membuat gigiku ompong serta yang lebih buruk adalah baunya yang tidak tertahankan.

Karena penasaran betapa baunya mulutku ini, aku sampai mencobanya sendiri dengan menghembuskan nafas ke telapak tangan yang ada di depan mulut dan saat ku rasakan sendiri, aku bahkan sampai lari ke kamar mandi karena muntah-muntah, dan itu adalah efek dari bau mulutku sendiri.

Maafkan aku Tasya, ternyata selama ini kamu menyembunyikan kegundahan hatimu demi tidak memunculkan kekuranganku. Tak terbayangkan betapa kuatnya saat kamu ngobrol denganku. Sekali lagi maafkan aku atas kejorokanku ini.

Semenjak putus dengan Tasya, aku langsung rajin merawat gigi. Aku pergi ke dokter gigi dan rajin menggosok serta merawatnya. Setelah satu bulan berlalu, kondisi gigiku sudah membaik dan bau mulutku sudah mulai berkurang. Namun saat aku menghubungi Tasya kembali untuk memamerkan perubahanku ini, ternyata Tasya sudah punya pacar baru. Sedih.

Updated at: 5:36 AM

0 comments:

Post a Comment