Sore itu aku tengah tertidur di kursi hingga tiba-tiba hapeku berbunyi keras dan memaksaku untuk membuka mata. Ku lihat nama sepupuku memanggil dan jarang-jarang ini orang mau telpon aku di malam hari pula. Langsung ku angkat saja panggilan itu,
"Halo, tolong kamu kesini yah"
"Ada apa sih?"
"Penting"
Wah, mendengar kata penting ku pikir ada sesuatu yang tidak beres. Aku segera saja bergegas ke rumah saudaraku itu tanpa sempat mencuci muka.
Sesaimpainya di sana ternyata keluarga sudah berkumpul dan aku adalah tamu kehormatan yang paling ditunggu. Selama puluhan tahun, baru kali ini mereka menyambutku bak seorang raja dengan senyum manis yang penuh harapan.
Setelah basa-basi, ternyata mereka mau ada acara dan butuh duit banyak yang akhirnya dengan memelas meminta bantuan kepadaku dengan nominal yang lumayan besar. Yah, aku sudah terjebak di tempat itu dan mau tak mau harus ku iyakan meski sebenarnya berat di hati.
Jika ku ingat keluarga ini, hmm mereka itu merupakan saudara dekat yang paling jauh. Dulu, waktu aku masih miskin mereka dengan seenaknya menghina keluargaku dan memandang kami dengan sangat rendah. Kini saat ekonomi keluargaku meningkat dan bisnis mereka mulai hancur, mereka seakan mendekat dan jadi saudara yang sangat baik (karena ada maksudnya). Hey, kalian siapa? Ingatkah dengan perlakuan dulu?
Tak hanya keluarga yang ada maunya saja, begitu pula dengan teman-temanku yang lain. Kini mereka selalu mencariku, ketika nongkrong akulah yang dicari karena mereka mau beli kopi atau gorengan dan aku yang harus membayarinya. Padahal dulunya aku tak pernah diajak nongkrong, kalaupun ikut aku selalu diacuhkan dan dianggap sebagai tamu tak diundang, pedih!
Ternyata kalian hanya ingin berteman dengan uangku saja!
Paling menyedihkan adalah ketika seorang yang aku cintai dulu dan dia mengacuhkanku dengan pandangan merendahkan karena kemiskinanku, kini ia malah berbalik dan memberikan perhatian yang begitu besar.
Aku telah mengacuhkannya namun ia semakin agresif untuk menjadi kekasihku, ah pusing sekali rasanya melihat keadaan ini. Di satu sisi aku selalu ingat perlakuan buruk mereka kepadaku di masa lalu, di sisi lain aku senang bisa menjadi orang yang lebih berharga, namun dengan uangku.
Siapa mereka di masa lalu? Siapalah aku di masa lalu? Siapa kita di masa kini? Dunia begitu cepat berubah dan memunculkan sosok-sosok yang mulai terlihat kepribadiannya, sifat aslinya dan kepentingan mereka yang sesungguhnya.
0 comments:
Post a Comment