Seorang suami biasanya mengeluhkan kelakuan istrinya yang cerewet, manja, egois, suka membentak, tak pernah puas dan kurang menghargai suaminya. Hal seperti itu sangat wajar dan siapapun mengalaminya dalam kehidupan rumah tangga, kecuali suami-suami yang punya sifat buruk dan seenaknya sendiri.
Untuk menghadapi istri yang cerewet, terkadang suami kesal sendiri hingga akhirnya memarahi mereka hingga menangis, bahkan yang lebih parah adalah dengan melakukan kekerasan kepada istrinya. Itu bukan solusi yang baik karena hanya akan menambah masalah.
Jika anda punya istri yang cerewet, hendaklah meniru cara yang dilakukan oleh Umar bin Khattab. Ketika beliau RA menjadi seorang khalifah, ada sahabat yang datang ke rumahnya hendak curhat mengenai istrinya yang galak dan cerewet, namun pemandangan di rumah Umar membuatnya tidak jadi meneruskan niatnya.
Ternyata istri Umar lebih cerewet dan galak, sedangkan Umar hanya diam dan menjawab seperlunya saja ketika sang istri cerewet. Tidak ada emosi dan perkataan kasar yang dikeluarkan Umar, hal itu membuat sahabat tadi mengurungkan niatnya.
Namun Umar memanggil sahabat itu dan menanyakan keperluannya, setelah mengatakan tujuannya namun tidak jadi karena kasusnya sama (istri cerewet), Umar kemudian memberikan nasehat kepada sahabat itu.
Umar bin Khattab yang terkenal tangguh dan tidak pandang bulu ternyata tak berani kepada istrinya yang secara fisik lebih lemah, jika musuh melihat mungkin akan tertawa namun itu tidak membuat Umar jadi terlihat lemah.
Umar tidak meladeni kemarahan istrinya karena 3 alasan, yang pertama karena istrinya yang memasakkan makanan, yang kedua karena istrinya yang mengurus rumah dan yang ketiga karena istrinya pula yang telah mengandung, melahirkan dan membesarkan anaknya dengan penuh kasih sayang.
3 hal itu yang membuat Umar menaruh rasa hormat dan kasih sayang kepada istrinya dan membiarkan istrinya cerewet kepadanya. Tentu saja hal seperti itu masih diperbolehkan asal cerewetnya istri tak melanggar hukum agama dan norma sosial bagi seorang wanita kepada suaminya.
Di jaman ini kita mengenal 2 peraturan penting wanita dimana yang pertama mereka selalu benar dan yang kedua jika mereka salah maka kembali ke peraturan pertama dimana mereka selalu benar. Hal itu mungkin salah namun mungkin ada benarnya agar suami bisa menghargai istri mereka.
Seorang istri itu punya pekerjaan yang berat di rumah, sejak bangun mereka harus menyiapkan makanan untuk keluarganya, membereskan rumah, menjaga harta keluarganya, membimbing anak-anaknya, mengasuh mereka dengan kasih sayang, ketika malam hari hendak tidur masih harus melayani suaminya pula.
Meski pekerjaannya tak begitu terlihat berat, sebenarnya mereka sangat lelah dengan fisik yang kalah kuat dengan pria namun harus bekerja penuh tanpa bayaran yang jelas dari suaminya. Kadang ada yang tega tak menafkahi istrinya sama sekali (inget yah, jatah harian mingguan dan bulanan bukanlah nafkah untuk istri melainkan kebutuhan bersama).
Jika anda sudah membaca tulisan ini dan belum menyadarinya juga, maka anda adalah sosok suami yang kurang baik dan kurang cinta pada istri.
0 comments:
Post a Comment