Wanita mana sih yang mau dijual oleh keluarganya? Tentu saja wanita ingin menikah dengan pria yang dia cintai, bukan?! Namun beberapa orang mengalami masalah ekonomi yang cukup parah sehingga mau tidak mau harus merelakan anggota keluarganya untuk 'dijual' sebagai pelunas hutang.
Namanya Bunga, seorang gadis SMA yang cantik dan rupawan, dia pandai dan rajin serta punya cita-cita yang tinggi untuk bisa kuliah dan bekerja di perusahaan besar. Namun takdir tak berpihak padanya karena nasib membawanya pada sebuah keterpaksaan yang menyedihkan.
Saat itu Bunga masih kelas 2 SMA dan dia sedang dalam tahap rajin belajar untuk bisa bersaing dengan teman-teman sekelasnya menjadi juara kelas. Namun sepulangnya ke rumah, Bunga mendapati orang tuanya murung dan ibunya menangis sesenggukan.
Bunga bertanya-tanya mengenai keadaan tersebut, sang ibu kemudian menceritakan bahwa ayahnya punya hutang yang sangat banyak kepada seorang rentenir, mereka menagih paksa hari itu dan mengancam akan melakukan hal buruk jika tak segera membayar hutang.
Bunga sangat terpukul, dia tahu benar keluarganya sudah dalam keadaan yang tidak stabil dimana ayahnya bangkrut dan penuh hutang.
Esok paginya bunga enggan ke sekolah, dia sudah tak punya semangat lagi karena keadaan orang tuanya yang seperti itu. Tak berselang lama, datanglah sang rentenir yang menagih hutang dengan emosi dan penuh kemarahan.
Ayah Bunga tak bisa membayar hutangnya dan ibunya hanya menangis sedih, sementara Bunga tak bisa berbuat apa-apa kala itu, dia hanya bisa memendam kemarahan dalam hatinya karena keadaan ini sungguh buruk.
Entah ada ide darimana, sang rentenir mau membebaskan hutang sang ayah, namun syaratnya Bunga harus jadi istri sang rentenir. Bunga sebenarnya menolak namun mau bagaimana lagi, ayahnya tak bisa berbuat apapun dan ibunya juga mengiba pada bunga demi keluarganya, akhirnya dia menerima dengan terpaksa.
Singkat cerita, bunga menikah dengan rentenir tua itu dan tinggal di rumah sang rentenir. Meksi hidup dalam kemewahan namun Bunga tak pernah bahagia, suaminya itu kasar dan tidak pernah menghargai Bunga sama sekali. Bahkan Bunga tak dianggap istri, dia hanya dianggap pembantu atau pelampiasan nafsu saja karena sang rentenir orang yang punya perangai buruk.
Ketika sedang di rumah sendirian, Bunga menangisi nasibnya, dia yang punya cita-cita tinggi harus menguburnya dalam-dalam karena keadaan, meski dia merasa dijadikan alat pelunas hutang ayahnya, namun Bunga menerima itu dengan ikhlas demi keluarganya.
0 comments:
Post a Comment