Kemana Para Jamaah Mushola? Kenapa Mereka Tidak Ikut Sholat Jamaah?

Adzan isya berkumandang dan bergegas datang ke mushola untuk ikut berjamaah sholat isya, tarawih, dan sholat witir. Sesampainya di mushola baru ada 2 jamaah lelaki yang menunggu sembari membaca dzikir memuji Allah SWT. Setelah menunggu agak lama, ternyata hanya bertambah 1 jamaah lelaki saja sehingga imam menyuruh untuk iqamah sebagai tanda sholat akan segera dimulai.

Dalam hati aku tetap bertanya-tanya, kemana para jamaah, kenapa mereka tak ikut sholat dan meramaikan mushola? Apakah sebagian jamaah pergi ke masjid lainnya atau mereka sedang dalam halangan sehingga tidak bisa ikut berjamaah.

Sholat jamaah itu rasanya berat sekali apalagi dengan jumlah jamaah yang terbilang sedikit sehingga menambah rasa malas. Namun dengan sisa-sisa tenaga sembari menahan kantuk akhirnya kami bisa menyelesaikan ibadah malam itu.

Selesai sholat, imam menoleh kepada kami dan berkata dengan wajah datar agak sedih "pada kekenyangan kali yah jadi gak berangkat" dan kami hanya bisa tersenyum meski sebenarnya juga sedih melihat keadaan ini.

Memang mushola di kampungku saat ini sangat berbeda keadaannya dari beberapa tahun yang lalu ketika aku masih menjadi anak-anak yang rusuh dan suka membuat gaduh saat orang tua melakukan sholat berjamaah.

Keadaan mushola dulunya kotor, rusak, kalau hujan menyebabkan atapnya bocor, sempit, lampunya tidak terang, dan masih banyak kekurangan lainnya. Namun entah kenapa ketika sholat tarawih banyak sekali yang berangkat, bahkan aku sering tak mendapat tempat dalam barisan sholat tarawih.

Lalu para pemuda melakukan gerakan untuk memberesi mushola dengan memperbaiki bagian yang rusak, mengecatnya kembali, dan renovasi ulang yang membuat mushola terlihat begitu nyaman dan menyenangkan. Tentu saja kami berharap mushola itu akan ramai karena sudah nyaman dan enak untuk ibadah.

Nyatanya kebanyakan jamaah datang setelah sholat selesai hanya untuk nongkrong di depan mushola, sedangkan ketika waktu sholat mereka tidak terlihat. Tidak ada lagi suara berisik anak-anak di belakang barisan sholat, dan menurut hadits yang pernah aku baca, ini adalah tanda-tanda ketiadaan penerus (na'udzubillah).

Orang di masa ini punya banyak uang untuk membangun masjid dengan megah namun hanya sedikit yang punya waktu dan kemauan untuk memakmurkan masjid.

Updated at: 12:31 AM

0 comments:

Post a Comment