Pagi itu langit terlihat cerah dan saya sangat bersemangat untuk segera berangkat menggunakan sepeda motor saya yang alakadarnya karena belum ganti oli dan rem belakangnya kurang pakem, namun niat saya sudah bulat untuk plesir mengeksplor pantai indah di sekitar Cilacap. Saya berangkat dengan kekasih saya, kami berangkat hanya berdua saja karena ingin menikmati pemandangan indah dan saling berbagi rasa ala anak muda (jangan mikir aneh-aneh yah).
Sebenarnya kami masih bingung untuk menentukan tujuan karena di Cilacap ada banyak pantai yang indah namun belum tahu jalannya. Google Maps menjadi pemandu kami di perjalanan, dan darinya pula kami menemukan beberapa pilihan yang tepat untuk dituju.
Jam 10 siang kami berangkat ke Cilacap dengan tujuan utamanya adalah pantai Sodong yang berada di Adipala. Kami sampai sekitar jam 1 siang dan di sana kurang begitu puas karena tidak bisa berenang karena airnya kotor dan ombaknya deras.
Saya memutuskan jalan-jalan menelusuri sekitar pantai Sodong dan sampai di goa Nagaraja, dan di depannya ada 2 penjaga dengan pakaian ala dukun gitu. Saya iseng korek informasi dari penjaga, katanya di pantai Sodong, Selok dan Srandil memang tidak boleh berenang karena berbahaya, ditambah dengan adanya mitos-mitos yang beredar seperti tidak boleh memakai baju hijau dan lain sebagainya.
Yang cukup menarik adalah ketika penjaga goa menceritakan tentang goa Nagaraja itu, katanya goa itu adalah goa khusus punya Alm Pak Soeharto mantan presiden kedua RI. Penjaga juga mengatakan bahwa ada misteri dan ilmu gaib yang sampai sekarang masih kuat di sekitar situ, saya kurang begitu suka dengan hal-hal mistis hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi.
Saya mampir sebentar di sekitar pantai dimana banyak pepohonan rindang yang sangat adem, ada tempat duduk, warung, dan beberapa pasangan anak muda sedang pacaran. Saya hanya sebentar saja di situ karena takut tergoda, lagi berduaan si takutnya ada setan wkwk.
Jam setengah 3 kami bingung antara pulang atau lanjut eksplor Cilacap lagi, dan akhirnya nekad menuju ke pantai teluk penyu. Sampai di pantai, ternyata ramai sekali karena hari libur, akhirnya ditawari menyeberang ke pantai Nusakambangan dengan perahu.
Sebelumnya saya mendengar isu bahwa pantai Nusakambangan sudah ditutup karena berbahaya, ada yang bilang pula kalau sebelumnya ada wisatawan yang terbawa ombak dan tak ditemukan sehingga pantai sekitar pulau itu ditutup. Namun setelah nego cincay dengan pemilik perahu, mereka siap mengantarkan ke pantai Nusakambangan dengan tarif yang dinaikkan sedikit.
Berangkatlah kami berdua ke pulau Nusakambangan, dari teluk penyu bisa ditempuh sekitar 20 menit dan ombaknya tidak terlalu besar sehingga perjalanan bisa dibilang nyaman. Ternyata di Nusakambangan ada beberapa pantai yang indah loh, ada pantai karang bolong, karang pandan, dan beberapa pantai pasir putih lain yang sangat indah dan asri.
BTW sekarang akses ke Nusakambangan untuk wisatawan sangat dibatasi loh, untuk jalan yang dulu dipakai juga sudah ditutup rapat dan katanya tidak boleh diakses sembarangan lagi. Padahal di pulau itu ada banyak sekali tempat wisata dan peninggalan sejarah yang banyak menarik perhatian.
Sampai di pantai pasir putih kami ditinggal perahu dan dinasehati untuk tidak jauh-jauh dan tidak macam-macam. Yah kami hanya menikmati indahnya ciptaan Tuhan ini, hmm rasanya damai dan enggan pulang kalau anda berada di tempat ini.
Sebagai bayangan saja karena saya enggan mengupload gambarnya, di pantai ada pasir putih yang bersih, karang di pantai, aliran ombak yang tenang, pepohonan rindang karena di belakang adalah hutan, ada pula aliran air bersih dari hutan untuk mandi. Jika anda ingin sebuah kedamaian, disini menjadi salah satu tempat yang saya sarankan.
Batas di pantai ini hanya sampai jam 17.30 saja dan kami sudah dijemput perahu untuk kembali ke Teluk Penyu. Rasanya lelah namun sangat menyenangkan ketika di pantai dan laut, meski sebenarnya ada rasa takut yang mendalam karena saya tidak bisa berenang dan sering mengalami ketakutan ketika melihat laut dalam.
Setelah istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan untuk pulang, namun sayangnya hujan turun deras hingga memaksa kami istirahat di warung makan untuk menikmati kuliner khas di Cilacap yang menurut saya cukup enak dan murah.
Pantai adalah salah satu tempat favorit saya, tempat membuang kejenuhan, dan di Cilacap anda bisa mendapatkannya dengan banyak pilihan.
0 comments:
Post a Comment