Kesultanan Perlak (Peureulak) disebut sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara yang berada di Aceh Timur. Menurut sejarah yang berkembang, Kesultanan Peurleulak ini didirikan pada tahun 840 masehi oleh sultan Alaudin Syah. Kerajaan penghasil kayu perlak yang terkenal ini juga disebutkan oleh Marcopolo dan orang-orang China yang mengelilingi dunia.
Banyak sejarah yang membahas tentang kerajaan Perlak dan Samudera Pasai yang memang berasal dari Aceh, namun jarang ada yang membahas konflik yang terjadi di dalam kerajaan Perlak ini.
Menurut beberapa sejarawan yang mempelajari tentang kesultanan Perlak, menyebutkan bahwa pada masa kerajaan ini berdiri, menjadi salah satu tempat yang menuai banyak kontroversi di kalangan umat muslim di dalamnya.
Pasalnya kerajaan Perlak sempat beberapa kali mengalami masalah internal, perseteruan antara kaum Islam Sunni dan kaum Islam Syiah yang memang selalu bertentangan di seluruh dunia.
Sultan Alaiddin Syed Maulana Abdul Aziz Shah yang menjadi sultan pertama kerajaan Perlak beraliran Islam Syiah, namun pada masa kepemimpinan sultan ketiga, Sultan Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah, aliran Sunni mulai masuk ke kerajaan Perlak, dan sepeninggal Sultan terjadilah perang saudara antara golongan Sunni dan Syiah sehingga menyebabkan Kesultanan Perlak tak memiliki Sultan yang memerintah selama 2 tahun berikutnya.
Tahun 905 masehi, kaum Syiah memenangkan peperangan dan mengangkat Sultan Alaiddin Syed Maulana Ali Mughat Shah menjadi penguasa. Namun sepeninggal sultan, terjadi peperangan saudara lagi yang dimenangkan kaum Sunni dan Sultan diambil dari golongan Sunni.
Berkali-kali terjadi perang saudara antara kaum Sunni dan Syiah akhirnya kerajaan Perlak dibagi menjadi 2, yaitu Perlak Pesisir yang dikuasai kaum Syiah dengan sultannya Alaiddin Syed Maulana Shah dan Perlak pedalaman milik kaum Sunni yang dipimpin Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Shah Johan Berdaulat.
Pada masa akhir kerajaan Perlak Pesisir berhasil ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya, namun kerajaan perlak pedalaman berhasil melawan tentara Sriwijaya dan akhirnya setelah putri sultan menikah dengan raja Samudera Pasai, akhirnya kerajaan Perlak bergabung dengan kerajaan Samudera Pasai setelah sultan ke-18 (Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat) meninggal dunia.
0 comments:
Post a Comment