Kesultanan Aceh Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam yang pernah berdiri di Indonesia, dan menjadi salah satu bukti perkembangan Islam di tanah air. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1496 hinga 1903, sultan pertamanya adalah Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan Aceh menjadi salah satu kerajaan Islam yang mengembangkan pola dan sistem pendidikan militer, menentang imperialisme Eropa, sistem pemerintahan, pendidikan, dan hubungan diplomatik dengan kerajaan lain.
Awal berdirinya kesultanan Aceh
Kerajaan ini didirikan oleh sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514, menguasai beberapa daerah di sekitarnya. Tahun 1528 Sultan Ali digantikan putra sulungnya, Salahudin, dan tahun 1537 berganti lagi oleh sultan Alauddin Siayat Syah Al-Kahar hingga 1571. Lalu penguasanya terus berganti tiap periode, meski kadang masih terjadi perebutan dan pemberontakkan.
Perkembangan Kesultanan Aceh
Kesultanan Aceh mengalami masa kelam yang cukup lama akibat sultan yang kurang baik, sebelum akhirnya mengalami masa kejayaan pada kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada kisaran tahun 1607-1636. Pada masa ini, Aceh bisa menaklukkan Pahang dan menyerang Portugis di Malaka. Mereka juga menjalin hubungan dengan kerajaan lain seperti Turki, Belanda, Inggris, Perancis, dll.
Pada masanya, kerajaan ini terkenal dengan minyak tanah, belerang, kapur, singkil, kapur barus, menyan, emas, dan suter yang menjadi beberapa barang produksinya. Sisa peninggalan kesultanan Aceh bisa dilihat dari bangunan, karya sastra, agama, dan militer yang masih ada.
Akhir kesultanan Aceh Darussalam
Kesultanan Aceh mulai mengalami kemunduran karena kekuasaan Belanda di Sumatera dan Malaka, perang saudara memperebutkan kekuasaan, dan serangan Belanda yang akhirnya membuat sultan menyerah dan kehilangan tahtanya. Akhirnya Aceh dikuasai Belanda untuk sekian lama ketika Indonesia dijajah Belanda, hingga sampai Indonesia merdeka dan akhirnya Aceh menjadi bagian dari Indonesia.
0 comments:
Post a Comment