Setelah kerajaan Sriwijaya runtuh, tahun 1267, Marah Silu yang bergelar Sultan Malik As-Saleh mendirikan kerajaan Samudera Pasai atau yang dikenal pula dengan Kesultanan Pasai atau Samudera Darussalam. Kerajaan ini berada di Aceh Utara, pulau Sumatera, dan merupakan kerajaan Islam pertama yang ada di Nusantara. Kerajaan Pasai sendiri dikatakan sebagai gabungan dari kerajaan Pase dan Perlak.
Ibnu Bathutah merupakan salah satu sejarawan asal Maroko yang dulu pernah singgah selama 2 minggu di kerajaan Pasai ini. Dari catatannya, banyak sekali informasi yang menguak tentang kerajaan ini. Selain dari catatan beliau, ada pula catatan dari orang-orang China yang dulu sempat singgah ke Samudera Pasai.
Dulu, kerajaan ini merupakan pusat perdagangan dan studi Islam yang ada, dengan mazhab syafi'i yang dianut oleh kerajaan, mereka juga punya hubungan erat dengan kesultanan India dan kerajaan Usmani Ottoman.
Raja Marah Silu berkuasa selama 29 tahun sejak 1927-1326, lalu beliau meninggal dunia dan digantikan oleh anaknya, Sultan Muhammad Az-Zahir. Saat pemerintahan kedua, kerajaan sudah mulai menggunakan sistem koin emas sebagai mata uangnya.
Tahun 1345-1350, kerajaan Pasai diserang oleh kerajaan Majapahit dan membuat Sultan Pasai melarikan diri dari kerajaan. Namun kemudian kerajaan ini bangkit lagi pada tahun 1383, dipimpin oleh Sultan Zain Malik Az-Zahir, namun meninggal oleh raja Nakur pada tahun 1405, dan diantikan oleh Sultanah Nahrasiyah yang merupakan istrinya.
Di akhir kejayaannya, terjadi perang saudara di kerajaan Samudera Pasai, pada saat itu Sultan Pasai meminta bantuan kepada sultan Malaka untuk meredam pemberontakan. Namun kemudian bangsa Portugis datang di abad 16 dan mengalahkan kerajaan Pasai, selanjutnya kerajaan Pasai menjadi wilayah kekuasaan dari kerajaan Aceh sampai saat ini.
Kerajaan Samudera Pasai merupakan salah satu kerajaan Islam yang sangat terkenal, berkat adanya kerajaan ini, tentu saja mempengaruhi perkembangan Islam di tanah air dan merupakan salah satu tonggak awal dari peradaban Islam di Indonesia.
0 comments:
Post a Comment