Pengalaman melawan pungli (pungutan liar) ini merupakan salah satu kisah yang diceritakan oleh teman dekat saya sendiri, dan pengalamannya itu cukup menginspirasi saya karena selama ini saya merupakan salah satu rakyat kecil yang menjadi korban dari kerakusan para "prajurit".
Pada suatu ketika, teman saya yang sebut saja namanya Budi mengajukan SIUP (surat izin usaha perdagangan). Hal ini dia lakukan untuk toko yang dijalankan di rumahnya, dia hendak memakainya untuk bisa mendapat pinjaman dari pihak bank.
Saya tidak terlalu paham dengan cara membuat SIUP atau kemana saja kita harus mendatangi dinas terkait untuk membuatnya. Yang jelas, salah satu pihak terkait pembuatan SIUP ini meminta uang tambahan kepada Budi, katanya untuk iuran di tempat itu.
Sebelumnya teman saya sudah pernah PKL di salah satu instansi di Kabupatennya yang berhubungan dengan pajak, dan tentu saja dia memahami betul cara pembuatan SIUP tersebut.
Mendengar ada petugas yang meminta uang tambahan untuk biaya iuran tak jelas, Budi meng-iya-kan saja namun dengan satu syarat. Petugas yang meminta uang tambahan itu wajib menuliskannya di selembar kwitansi sebagai bukti pembayaran itu, dan apa yang terjadi?
Petugas tersebut langsung cemberut sambil ngedumel dan tetap memaksa Budi untuk segera memberikan uang "iuran" yang dimintanya. Bahkan si petugas berkata "buruan tinggal bayar aja ribet amat, mau cepat jadi apa enggak?".
Mendengar perkataan petugas tersebut, Budi agaknya mulai tidak suka dengan sikap dan perilaku petugas tersebut. Dia tidak menyerah dengan ketidak adilan, dia tahu dan dia wajib melawan hal yang tidak dibenarkan seperti ini.
Budi berkata : "yang ribet siapa pak? Saya mau aja kok bayar sesuai dengan yang bapak minta, tapi bapak tulis nominal itu di kwitansi sebagai tanda bukti pembayaran. Kalau gak bisa kasih kwitansi, saya gak mau bayar".
Petugas itu marah dan meninggalkan Budi, berkasnya tidak diurusi dan membuat Budi semakin nekad saja. Bukannya dia mundur dan mengikuti petugas nakal itu, Budi malah datang ke dinas terkait yang lebih tinggi dan mengadukan hal ini, dan hasilnya sungguh luar biasa.
2 hari berselang Budi didatangi oleh petugas yang meminta uang tambahan kemarin, dia datang ke rumahnya dan menyerahkan berkas yang dibutuhkan oleh Budi untuk membuat SIUP. Sambil berbisik, di petugas meminta maaf dan meminta Budi tidak melaporkan hal yang kemarin lagi ke atasan atau dinas lainnya.
Ternyata petugas nakal itu ditegur oleh dinas lain, jika Budi memperpanjang masalah ini, maka bukan tidak mungkin dia akan dipecat dari pekerjaannya hanya karena pungli yang tak seberapa besarnya.
Pungli bukanlah hal yang baru dan mengagetkan di Indonesia, ini sudah menjadi salah satu warisan yang turun temurun terus dijalankan, namun entah kenapa tidak ada pemutus rantai kejahatan terselubung ini. Para petugas yang diharapkan bisa membantu rakyat yang "bodoh" dan "tak mengerti" nyatanya masih saja meminta imbalan di luar skema yang diharuskan.
0 comments:
Post a Comment