Legenda Si Pitung, Robin Hood-nya Batavia

Si Pitung (Salihoen) merupakan seorang pendekar Betawi yang berasal dari Rawabelong, Kebayoran, Jakarta Barat (Batavia). Si Pitung merupakan legenda perlawanan pribumi terhadap kekejaman penjajah Belanda. Kisah Si Pitung merupakan sebuah kisah yang mirip seperti kisah kolosal Robin Hood yang mencuri harta dari orang kaya untuk dibagikan kepada orang-orang miskin yang membutuhkannya.

Si Pitung lahir dari pasangan Bang Piung dan Mpok Pinah, guru ngajinya adalah haji Naipin. Pitung adalah sosok yang rajin bekerja dan taat beribadah, dia juga ahli dalam ilmu beladiri yang diajarkan oleh gurunya.

Kisah Si Pitung terjadi ketika pemerintah kolonial Belanda sering menyengsarakan rakyat dengan peraturannya yang memaksa rakyat untuk menyerahkan hasil panen secara paksa. Belanda diwakilkan oleh seorang keturunan Tionghoa bernama babah Liem Tjeng Soen dan dibantu oleh preman-preman (centeng) pribumi yang jago silat.

Suatu ketika rumah si Pitung didatangi para centeng yang mengambil paksa hasil panen ayahnya, hal ini membuat Si Pitung marah. Setelah itu, dia juga melihat kesewenang-wenangan orang-orang suruhan ini kepada tetangganya, sehingga si Pitung marah dan bertarung melawan 6 orang itu, mereka kalah dan melapor ke tuannya.

Si Pitung terkenal karena aksinya, banyak warga yang kemudian meminta bantuan kepada si pitung ketika mendapat masalah karena dia dianggap sebagai pahlawan.

Suatu ketika Si Pitung disuruh ayahnya menjual 2 kambing ke pasar tanah abang, namun uan hasil penjualannya dicuri oleh gerombolan para centeng anak buah babah Liem. Hal ini membuat Pitung marah dan mereka berkelahi lagi, Pitung menang dan mengalahkan mereka semua.

Sebagian dari centeng itu insyaf dan bergabung dengan Si Pitung membentuk sebuah kelompok pendekar yang bekerja untuk membela orang lemah. Mereka mencuri harta orang-orang kaya yang pro dengan Belanda dan dibagikan kepada rakyat miskin pribumi.

Perbuata Si Pitung dan kelompoknya membuat pemerintah kolonial Belanda marah, Komandan Schout Heyne kemudian membuat siasat untuk menangkap Si Pitung. Dengan jebakan yang tepat, Si Pitung berhasil ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara, namun dia berhasil kabur lewat atap rumah.

Polisi kompenie saat itu terus mengejar Si Pitung dan dia menjadi buronan sehingga berpindah-pindah tempat tinggal. Namun kemudian pihak Belanda menangkap orang tua dan guru ngaji Si Pitung sehingga mau tidak mau Si Pitung akhirnya menyerahkan dirinya kepada pihak Belanda dengan syarat orang tua dan guru ngajinya harus bebas.

Si Pitung ditangkap dan dieksekusi di tanah lapang, hal ini dilakukan karena Belanda takut jika Si Pitung kabur lagi. Namun menurut cerita, tembakan belanda tidak mempan kepada Si Pitung karena dia punya jimat dan ilmu kesaktian, sehingga pihak Belanda dibuat gusar karenanya.

Dengan berbagai siasat licik, akhirnya Belanda bisa mengetahui kelemahan Si Pitung sehingga dia bisa dibinasakan oleh pihak Belanda. Sampai saat ini Si Pitung dianggap sebagai seorang pahlawan khususnya untuk orang betawi asli.

Updated at: 12:22 AM

0 comments:

Post a Comment