Desa Kemingking adalah salah satu desa yang ada di provinsi Jambi, desa ini merupakan salah satu desa yang subur dengan berbagai jenis hasil bumi di dalamnya. Salah satu yang terkenal adalah buah durian khas di daerah itu, meski bentuknya kecil namun rasanya manis dan enak.
Ada sebuah kebiasaan unik yang ada di daerah itu, saat musim durian tiba maka warga akan berbondong-bondong menunggui durian jatuh sendiri dari pohonnya, dan ketika musim durian hampir usai mereka sengaja meninggalkan kebun durian itu tanpa mengambil sisa buah durian yang ada, hal ini karena ada sebuah legenda yang pernah terjadi di situ.
Pada jaman dahulu, desa Kemingking Dalam adalah salah satu wilayah yang dikuasai oleh kerajaan yang makmur, di desa ini terdapat banyak kesejahteraan dan kemakmuran di dalamnya yang membuat rakyatnya hidup bahagia.
Namun semua kebahagiaan itu menghilang ketika datang seekor harimau buas yang memporakporandakan daerah situ. Harimau jahat itu memburu ternak penduduk, dan lebih parahnya lagi banyak penduduk yang diserang harimau itu sehingga membuat keadaan di sekitar desa Kemingking Dalam menjadi mencekam.
Sang raja bertindak setelah mendengar laporan dari warganya, dia menyuruh prajuritnya yang paling sakti untuk melawan harimau itu. Pertarungan keduanya berlangsung lama, pada awalnya sang prajurit kalah dan melarikan diri, namun terus dikejar sang harimau yang marah.
Hingga sampailah prajurit itu di sekitar kebun durian, dia memakai durian itu untuk melawan harimau dengan cara melemparkan durian yang penuh dengan duri tajam ke tubuh harimau, hal ini membuat harimau jahat itu kalah. Ketika hendak membunuhnya, tiba-tiba sang harimau meminta ampun dan memelas untuk tidak dibunuh.
Prajutit itu iba kepadanya dan dia tetap membiarkan harimau itu hidup dengan syarat agar tidak mengganggu warga dan tidak menampakkan dirinya di siang hari. Sang harimau mengiyakan syarat itu namun dia juga meminta agar diperbolehkan memakan buah durian yang ada di sekitar situ, maka sang prajurit memberikan izinnya namun hanya ketika musim panen hampir berakhir.
Prajurit itu kembali ke kerajaan dan menceritakan kejadian yang dia alami, sejak saat itulah ada sebuah kebiasaan yang dilakukan warga dimana mereka tidak mengambil hasil panen durian pada akhir masa durian karena membiarkannya sebagai jatah untuk para harimau yang ada di situ.
0 comments:
Post a Comment