Dahulu kala ada pasangan bahagia, mereka punya seorang anak perempuan cantik bernama bawang putih. Namun kebahagiaan mereka mulai sirna kala ibu bawang putih meninggal dunia, sejak itu bawang putih sering bersedih hati dan merasa kesepian.
Sang ayah kemudian menikah lagi dengan seorang janda anak satu, hal ini dia lakukan agar bawang putih tak kesepian dan punya teman di rumah. Janda itu punya anak gadis sepantaran dengan bawang putih, namanya adalah bawang merah.
Ibu dan saudari tiri bawang putih sangat jahat, jika ayahnya pergi bekerja, mereka akan memaksa bawang putih untuk menyelesaikan tugas rumah sendirian, tak jarang bawang putih disiksa dan dimarahi oleh ibu tiri dan bawang merah.
Selang beberapa lama, sang ayah meninggal dunia dan akhirnya bwang putih tinggal bersama ibu dan saudari tirinya itu. Kehidupan bawang putih semakin menderita sejak ditinggal ayahnya, dia seperti seorang pembantu di dalam rumahnya sendiri. Semua pekerjaan harus dia kerjakan, sementara ibu dan saudari tirinya bermalas-malasan.
Suatu ketika bawang putih mencuci di sungai, namun baju ibunya yang paling bagus hanyut dan tidak bisa dia temukan. Sepulangnya ke rumah, ibu tirinya marah-marah dan memaksa bawang putih untuk menemukan baju itu. Dia tidak boleh pulang sebelum menemukan baju kesayangan ibunya itu.
Akhirnya bawang putih pergi menyusuri aliran sungai, dia berharap menemukan baju ibunya itu, namun sampai menjelang malam dia belum juga menemukannya. Hari sudah gelap, bawang putih tidak berani pulang ke rumah karena takut dimarahi ibunya, akhirnya dia istirahat di dekat sungai.
Kebetulan ada sebuah rumah kecil di dekat sungai, dia meminta izin untuk istirahat di sana, penghuninya adalah seorang nenek tua. Bawang putih menjelaskan bahwa dia sedang mencari baju merah yang terbawa arus sungai, ternyata sang nenek yang menemukannya. Baju itu dikembalikan kepada bawang putih, namun sang nenek memberi syarat agar bawang putih menemaninya selama seminggu di rumah itu.
Bawang putih menerima syarat itu, dia tinggal di rumah sang nenek selama seminggu dan membantu pekerjaan rumah di sana dengan sangat baik. Setelah satu minggu, bawang putih pamit pulang dan sang nenek memberinya oleh-oleh berupa labu.
Sesampainya di rumah, bawang putih memberikan baju ibunya yang dia cari, namun sang ibu tetap marah-marah karena bawang putih tidak pulang selama seminggu, padahal ibunya yang melarang dia pulang jika belum menemukan baju itu.
Ketika ibunya marah, dia melihat bawang putih membawa labu kecil, kemudian sang ibu membanting buah labu itu, namun ternyata isinya emas dan permata. Sang ibu dan bawang merah kemudian mengambil semua emas itu, bawang putih tidak dibagi sama sekali. Ibunya menanyakan asal labu itu, dan bawang putih menjawab dengan jujur.
Beberapa waktu kemudian, ibu bawang merah yang tamak menyuruh bawang merah untuk mengikuti yang dilakukan bawang putih, tinggal di rumah nenek tua. Namun ketika bawang merah tinggal di sana, dia mengerjakan pekerjaan rumah asal-asalan, dan ketika hendak pulang, dia malah minta oleh-oleh labu yang besar seperti bawang putih. Nenek itu tetap memberikan labu kepada bawang merah.
Sesampainya di rumah, labu itu dibelah namun isinya bukan emas permata, melainkan hewan beracun seperti ular dan kalajengking, mereka ketakutan dan sadar akan kesalahannya selama ini. Ibu tiri dan bawang merah kemudian meminta maaf kepada bawang putih atas kesalahannya selama ini, bawang putih memaafkan mereka dan kini mereka hidup dengan damai dan adil.
0 comments:
Post a Comment