Apakah anda tahu tentang cinta monyet? Saya pikir hampir semua orang pernah mengalami perasaan seperti ini. Cinta monyet biasanya terjadi pada masa remaja di kala kita memasuki pendidikan SMP, kalau di jaman sekarang malah masih SD sudah pada cinta-cintaan hadeh.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan perasaan cinta pada masa remaja, namun tindakan kita saja yang membuatnya salah dan terkadang menyebabkan sakit hati yang luar biasa, apalagi kalau itu adalah kisah cinta pertama kita. Seperti kisah saya berikut ini,
Pertama kali mengenal sosoknya pada waktu saya berumur belasan tahun, waktu itu saya dikenalkan dengannya oleh teman saya. Namanya adalah Intan, salah satu gadis yang tak pernah saya kenal sebelumnya, dan kami hanya berhubungan melalui SMS dan telepon saja karena waktu itu internet belum sepopuler saat ini.
Lama kami menjalin hubungan dan saling bercanda melalui SMS dan telepon, akhirnya saya ingin menemui Intan dan ingin bertatap muka langsung dengannya. Saat itu saya benar-benar masih hijau dan belum mengerti tentang arti sebuah cinta sesungguhnya.
Saya mengajak salah satu tetangga saya untuk menemui Intan, kenapa saya mengajaknya? Karena saya tidak memiliki motor dan saya harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk menuju ke rumah Intan pada waktu itu.
Setengah jam kami sampai ke tempat yang sudah ditentukan, dan saya menghubungi Intan dan memberitahukannya bahwa saya sudah sampai di tempat yang dia janjikan. Selang beberapa lama dia datang menemui kami, dan perasaan aneh yang sampai saat ini masih saya rasakan ketika bertemu dengan Intan waktu itu, rasanya saya sangat terpukau dengan wajahnya, senyumnya, suaranya, dan gaya bicaranya yang seakan menghipnotis saya.
Pada waktu itu kami hanya duduk-duduk di pinggir jalan, kalau saya mengingat hal itu tentu saja saya tertawa karena saya sangat polos dan lucu. Mungkin hanya sekitar 15 menit saja saya bersama Intan, dan kemudian pamit pulang kepadanya.
Sesampainya di rumah, saya masih intens SMS-an dengan Intan dan kami semakin dekat setelah pertemuan itu. Teman saya bahkan mengompori saya untuk segera menembak Intan, karena menurutnya kami sangat cocok menjadi pasangan kekasih.
Entah kenapa, selang beberapa waktu kami mengalami sebuah keributan kecil dan akhirnya saya putus hubungan dengan Intan. Rasa rindu mulai datang menghinggapi saya waktu itu, kenangan tentang wajah Intan selalu menghantui saya di malam hari, mau SMS duluan gengsi, mau telepon gengsi, nungguin dia hubungin duluan gak banget.
Akhirnya setelah 1 bulan tak berhubungan lagi, saya mencoba menghubunginya dan ternyata nomornya sudah tidak aktif. Lalu saya coba mencari tahu tentang Intan dari teman-temannya, dan saya mendapatkan nomor Intan yang baru, dan setelah berbasa-basi akhirnya kami nyambung lagi.
Saya beranikan diri datang ke rumahnya dengan menggunakan motor pinjaman tetangga (asal tahu saja, itu motor bebek 2 tak yang suaranya berisik banget dan mengeluarkan asap yang banyak, bagian jok depannya bolong dan basah sehingga meninggalkan bekas di celana seperti bekas ngompol).
Saya mengetuk rumah Intan dan ibunya membuka pintu, menanyakan keperluan saya dan setelah saya jelaskan bahwa saya temannya Intan, dia mempersilakan saya masuk ke dalam rumah. Selang beberapa menit, Intan keluar dan cantiknya Intan kala habis dandan (bikin ngiler gan).
Di rumah itu, 2 insan muda saling melepas rasa rindu dengan cara yang bijak, kami banyak bertanya tentang kabar masing-masing dan kami saling bercanda gurau. Kemudian ibunya Intan memberikan minuman kepada saya, namun dia tidak memberikan cemilan (katanya gak ada cemilan xixixi padahal lapar oi). Lalu beberapa menit kemudian bapaknya pulang, bawa kayu bakar dari kebun. Entah kenapa dia gak nyapa saya, salaman juga gak, padahal saya ngarep banget (hiks).
Hanya setengah jam saja saya di rumah Intan, kemudian saya pamitan untuk pulang kepadanya (polosnya saya yah, gak pamitan sama orang tuanya). Sepanjang perjalanan pulang rasanya sangat bahagia, bisa ketemu gebetan dan orang tuanya, dan hati rasanya berbunga-bunga.
Saya semakin sering menghubungi Intan dan selang beberapa hari saya mengungkapkan perasaan saya kepadanya, namun sayangnya dia menolak saya dengan halus. Alasannya cukup membuat saya kaget, katanya dia disuruh orang tuanya untuk segera menikah, padahal umurnya masih belasan tahun. Sebenarnya kalau saya siap menikah, Intan mau saja pacaran dengan saya, namun pada saat itu saya masih sekolah dan uang jajan saja masih minta sama orang tua, masa iya mau nikah.
Agak kecewa dengan penolakan itu, saya tidak menghubungi Intan lagi dan mengacuhkan beberapa SMS darinya. Dan tak berapa lama ada kabar dari temannya Intan yang mengatakan bahwa dia sudah mau menikah, dan berita itu cukup membuat saya merasakan kegalauan hati. Gebetan pertama saya, pacar yang gagal, dan kini dia sudah mau menikah.
Sempat terpikir dalam benak saya, apakah saya tidak pantas untuk Intan, atau saya terlalu dini mencintai dia, tapi saya masih menyalahkan kenapa dia nikah muda. Hmm, sulit dijelaskan perasaan anak muda waktu itu, tapi Intan adalah salah satu wanita yang masih saya ingat sampai saat ini, meski ini hanya sebuah kisah cinta monyet yang mungkin terlalu dini untuk mengenal cinta.
0 comments:
Post a Comment