Pengalaman Liburan Akhir Tahun Ke Yogyakarta [Part 2]


Hari ke-2 di Yogyakarta, bangun pagi dan kemudian tidur lagi, kenapa? Pagi itu hujan turun dengan deras dan sepertinya hujannya awet bener. Akhirnya saya hanya duduk manis di depan kamar, beli kopi di warung depan dan menikmati hujan di kota Jogja, rasanya sangat romantis, sayang gak ada yang dirangkul hiks.

Jam 1 siang hujan sudah reda, kami berangkat menuju ke keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggunakan bentor (becak bermotor), murah loh cuma 10 ribu aja sudah dianterin sampai ke depan keraton, malah bapak tukang becak menawari kami untuk jalan-jalan ke pusat pembuatan pakaian Dagadu (kalau gak salah), tapi kami tolak karena tujuan kami memang ke keraton.

Sampai di keraton eh malah sudah tutup, yah jam 1 siang katanya keraton sudah tutup dan saya lihat banyak wisatawan yang kecewa. Kami terpaksa pergi dari keraton dan jalan kaki melewati alun-alun sembari nyicipin jajanan yang ada di pinggir jalan. Sayang seribu sayang, pengalaman kali ini kurang begitu mengenakan ketika jajan di pinggir jalan, kami menemui penjual makanan yang juteknya minta ampun, tidak mewakili ciri khas orang Jogja yang ramah.

Selesai makan siang dengan buru-buru karena sudah tidak betah dengan penjualnya, kami menuju ke pasar Beringharjo naik delman istimewa ku duduk di muka samping pak kusir yang bau keringet (hehehe). Jangan ketipu ya gan, kalau mau naik andong ditawarin 200 ribu jangan mau, kami dapat harga 70 ribu aja karena terpaksa.

Pasar Beringharjo besar dan penuh, berbagai macam batik ada di dalamnya, saya sendiri membeli baju dan celana batik, lalu teman saya membeli banyak pakaian katanya buat oleh-oleh orang rumah. Jangan ketipu juga kalau di pasar, penjualnya pada pinter-pinter hehehe. Pengalaman saya ketika ditawari baju harga 70 ribu, katanya udah paling murah, eh pas nyari lagi cuma ditawarin 50rb aja, kan jauh banget padahal sama.

Puas belanja, kami ke Malioboro lagi nyari makan siang dan sekalian aja jalan-jalan ke mall, mampir ke tempat makan di dalam yang antrinya luar biasa cuma buat makan nasi, ayam, sama cola dingin, ah kalian pasti tau tempat yang saya maksud itu. Selesai makan kami lanjut mau niat jalan-jalan lagi, eh hujan turun dengan derasnya, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke penginapan menggunakan bentor.

Hari ke-3 di Jogja, tanggal 31 Desember kota sudah lumayan sepi karena kebanyakan pengunjung pada istirahat untuk moment pergantian tahun. Kami menuju ke keraton lagi, masih penasaran dong sama isi di dalamnya. Jam 10 sudah di keraton dan jalan-jalan di kompleknya, lihat berbagai barang khas keraton seperti lukisan, foto, alat musik, patung, dan berbagai hal klasik yang ada di dalamnya. Di sana saya melihat banyak bule yang meyukai tempat ini, yah saya pikir para turis asing ini memang menyukai hal klasik penuh sejarah yang ada di Indonesia.

Selesai di keraton kami jalan lagi muter-muter kota, baliknya lagi ke Malioboro dan bisa foto di 0 km Jogja, saya lihat jalanan tidak terlalu ramai karena para pengunjung sepertinya sedang istirahat. Setelah jalan-jalan, kami kembali ke penginapan dan istirahat sejenak, badan udah kerasa pegal-pegal, bahkan salah satu teman kami sampai pincang karena kelelahan saat jalan-jalan.

Jam 8 malam kami jalan kaki 1 jam dari Gondomanan ke Malioboro, orang-orang sudah berkumpul menanti momen pergantian tahun baru yang untungnya malam itu benar-benar cerah. Banyak hiburan musik, pertunjukkan seni budaya, dan berbagai hal yang khas ditunjukkan pada malam itu. Kami sendiri tidak terlalu fanatik untuk acara malam ini, kami memutuskan untuk menepi dan mencari tempat yang agak lengang dan istirahat sambil menikmati keramaian kota malam itu.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, pesta kembang api yang begitu meriah di Jogja, puluhan ribu pasang mata memadati jalan raya merayakan pergantian tahun baru, dan saya memberikan apresiasi yang besar kepada pemerintah Jogja yang sudah menjaga acara malam itu dengan baik sehingga aman dan damai tanpa ada kerusuhan.

Selesai sudah 3 hari liburan di Jogja, rasanya masih kurang tapi kami harus pulang ke daerah asal dan menjalani kehidupan serta rutinitas seperti biasanya lagi. Terimakasih Jogja, terimakasih atas segala kenangan yang telah diberikan, orang-orang yang ramah, pemandangan yang indah, dan segala hal yang menakjubkan.

Updated at: 1:16 AM

0 comments:

Post a Comment