Mengingat Kembali Masa-Masa Perjuangan Kala Masih Kuliah

Saat ini mungkin saya belum sukses seperti yang diharapkan, namun saya sudah sangat bersyukur dengan apa yang bisa saya lakukan hingga sekarang. Saya bisa makan enak, bisa punya tabungan, bisa menjalankan usaha, bisa memberikan uang jajan kepada keponakan saya, dan lain sebagainya. Yah, semua memang butuh perjuangan, dan kalau saya mengingat perjuangan di waktu kuliah, rasanya saya ingin menangis mengingat beratnya masa-masa kuliah saya.

6 tahun silam saya nekad mendaftar ke sebuah universitas swasta, dengan modal ijazah dan uang seadanya saya mengisi formulir pendaftaran, dan singkat cerita saya diterima di kampus itu. Tinggal bayar pendaftaran dan segala macam biaya lainnya, saya mulai menundukkan kepala karena belum punya uang, mau minta kepada orang tua rasanya malu, (sebelumnya saya sudah izin kepada orang tua untuk kuliah, mereka mengizinkan namun mereka tidak bisa membantu biayanya, saya maklum dengan keadaan ekonomi keluarga kala itu).

Dengan berat hati saya mendatangi kepala kampus, saya memohon keringanan biaya karena saya terbilang orang yang tidak mampu, dan dengan berbagai hal yang harus saya penuhi akhirnya saya diberikan keringanan biaya pendaftaran (intinya dapat bantuan). Setelah melunasi biaya kuliah, saya mulai mengikuti kegiatan kampus, dan saya harus bisa menyesuaikan diri dengan teman-teman saya kala itu.

Dari awal perjumpaan dengan teman mahasiswa, yang saya lihat mereka adalah anak-anak orang kaya, gaya mereka trendy dengan berbagai busana branded, saya mungkin salah satu mahasiswa miskin di kampus itu. Sebenarnya kadang saya merasa minder dengan keadaan ini, namun keinginan untuk bisa merubah nasib lebih kuat ketimbang rasa malu saya itu.

Saya masih ingat betul kala hendak berangkat kuliah, tidak punya uang saku untuk beli bensin, saya harus jualan dulu baru bisa dapat uang untuk berangkat kuliah (ingin nangis kalau ingat masa-masa itu). Berangkat ke kampus, jarak dari rumah mencapai 20 km melewati jalanan sepi berliku dan naik turun, kadang kepanasan kadang kehujanan, dan paling menyedihkan kalau motor bebek saya mogok atau ban-nya bocor.

Kadang-kadang saya iri dengan teman-teman lainnya, kala istirahat mereka bisa nongkrong di cafe atau rumah makan, bisa pesan ini itu dan makan enak, sedangkan saya biasanya hanya duduk di kelas saja menahan kelaparan, kadang saya ikut mereka ke warung membeli gorengan atau snack yang murah. Seingat saya, ketika jajan tidak pernah menghabiskan uang lebih dari 10 ribu, ngiritnya kebangeten banget waktu itu (maklum uang jajan nyari sendiri).

Kalau bayaran semester kepala rasanya berat, belum punya uang dan belum bisa bayar uang semesteran, mau nyari kemana bingung rasanya. Dalam hati saya berkata (bismillah, semoga ada jalan) dan Alhamdulillah tidak pernah telat bayaran sampai lulus, padahal biasanya tinggal 1-3 hari masih belum punya uang, ada aja rejeki yang datang.

Salah satu kejadian menyedihkan yang pernah saya alami adalah ketika salah satu teman saya menyindir pakaian yang saya kenakan, yah saya memang hanya punya 1 jaket kusam yang selalu saya pakai untuk berangkat kuliah dan kala itu teman saya bilang "jaket itu-itu terus kayaknya, beli lagi napa, udah kusut tuh". Degg, dalam hati malunya gak ketulungan, teman-teman pada ketawa dan saya ikutan ketawa aja (padahal dalam hati malunya gak ketulungan). Celana cuma punya 2, warna hitam semua dan kalau dilihat saya tidak pernah ganti celana sama sekali karena pasti pakaiannya itu-itu saja.

Pernah saya ingin berhenti kuliah di semester 4, kala itu saya sudah sangat bosan dan rasanya sudah malas untuk melanjutkan perjuangan kuliah, namun ketika saya mengingat kembali apa yang sudah saya perjuangkan dari awal, rasanya sayang banget tinggal beberapa semester lagi. Bahkan ketika saya mengutarakan niat untuk berhenti saat itu, salah satu teman saya marah-marah dan saya sadar bahwa saya terlalu manja, yah teman saya memang sering memberikan support kepada saya.

Kalau ingat masa-masa perjuangan kuliah dulu, rasanya saya jadi marah liat mahasiswa sekarang yang dengan seenaknya minta uang sama orang tuanya, rumahnya dekat aja pada sok ngekost, kalau makan gak mau yang murah, sering bolos dan gak mau lulus-lulus karena masih betah jadi mahasiswa. Ya elah tong, ente pada gak mikir banget sumpah!

Updated at: 8:22 PM

0 comments:

Post a Comment