Cara Mudah Menghadapi Orang yang Membenci Kita

Ada pepatah yang mengatakan "tak kenal maka tak sayang" dan saya memakai pepatah itu bukan hanya untuk sebuah kisah cinta, namun juga untuk menjalin hubungan pertemanan. Kadang kala, ada saja orang yang tak menyukai kita, apapun yang kita lakukan akan selalu salah dimata mereka, dan itu bisa jadi sebuah masalah besar kalau tidak kita tangani. Seperti kisah saya berikut ini, semoga anda bisa mengambil pelajaran dari kisah sederhana saya, dimana saya membuat orang yang membenci saya menjadi seorang teman akrab.

Dulu saya pernah mengalami sebuah pengalaman yang cukup menyedihkan, ketika itu di suatu perkumpulan (anggap saja mirip karang taruna) saya adalah seorang yang berasal dari komplek yang dianggap terbelakang karena posisinya yang jauh dari keramaian di tempat tinggal saya. Pada saat itu, di tempat saya masih subur sikap saling bully dan merendahkan, dan bisa ditebak saya adalah korban bully paling mudah di tempat itu karena tak punya bala tentara dan pengalaman bersosial dengan mereka.

Ada salah satu orang yang sepertinya sangat membenci saya, sebut saja namanya X, dia merupakan salah satu preman yang ada di tempat tinggal saya. Sejak pertama gabung di perkumpulan itu, dia selalu saja menghina saya dan membuat saya sebagai bahan lelucon, sedih rasanya berada di tengah orang-orang yang tak menghargai saya sama sekali. Namun saya pikir kalau saat itu saya menyerah dan pergi, mereka akan tambah bahagia karena sudah berhasil mempermalukan saya di depan umum.

Orang yang bernama X itu memang agak keras, ucapannya kasar dan sering memaksa, bahkan ketua perkumpulan juga tak bisa berbuat banyak kalau sudah dipaksa olehnya, itulah salah satu alasan saya tidak bisa melawan dia secara langsung karena dia orang yang tempramen. Namun saya belajar untuk bisa menghadapi orang seperti X yang nyata-nyata membenci saya.

Pertama, saya cari kelemahan si X ini, apa yang bisa saya jadikan senjata untuk mengurangi sedikit kebrutalannya itu. Setelah beberapa kali bersamanya, akhirnya saya paham kalau sebenarnya X adalah seorang yang mirip tong kosong, jadi dia hanya bicara keras namun isinya kosong (atau secara kasar dia adalah orang bodoh yang sangat PD).

Sejak saat itu saya belajar untuk bicara dan mencari informasi apa saja yang lebih dari si X, sampai akhirnya dia sesekali kalah debat waktu bicara dengan saya karena memang dia tidak paham dengan yang dibicarakan itu. Namun hal itu malah membuatnya semakin membenci saya, pernah suatu kali dia mengancam saya karena merasa dipermalukan oleh saya, owh ini masalah malah bertambah.

Kedua kalinya, saya melakukan pendekatan kepada si X, saya rajin ngobrol dengannya, basa-basi apa saja yang bisa membuatnya dekat dengan saya. Meski awalnya dia tetap menjauh, namun akhirnya dengan usaha saya itu, dia bisa ramah kepada saya sejak saya datangi rumahnya dan kadang nongkrong di rumahnya, yah silaturahim ke rumah memang salah satu senjata ampuh yang sulit dilawan.

Melebihi kemampuannya, dan dekati dengan baik, setelah hal itu saya lakukan akhirnya si X mati kutu kalau debat sama saya, dan dia juga tidak berani mengancam saya karena dia mulai menganggap saya sebagai salah satu orang dekatnya. Boro-boro mau mengancam, kini dia tidak lagi berani membully saya, yang ada malah dia kini dijadikan bahan ledekan di dalam perkumpulan dan keadaan berbalik, saya tidak menertawainya kala dia dijadikan bahan lelucon, saya hanya tertawa karena saya sudah menang melawan keadaan yang menyedihkan dulu.

Updated at: 2:15 AM

0 comments:

Post a Comment