Satu bulan yang lalu aku dan keluarga besarku telah melamar kekasihku, sebut saja namanya Mawar, seorang gadis yang aku pacari selama 3 bulan. Aku menyukainya dan aku sudah mantap ingin meminangnya sebagai istriku. Sungguh rasanya bahagia kala aku sudah melamarnya, sebentar lagi aku akan menikahinya dan menjadikan dia pendamping hidupku.
Namun keadaan mulai berubah selang satu minggu dari hari pertunangan kami, Mawar berubah dan susah dihubungi, ketika aku datang ke rumahnya dia juga seakan cuek denganku, namun ketika aku menanyakan masalah ini, dia selalu menghindar dan malah marah padaku. Aku mulai curiga dengannya, apalagi saat aku membicarakan hari pernikahan yang tinggal 1 bulan lagi, dia seakan enggan membahasnya dan selalu saja mengalihkan topik pembicaraan.
Namanya juga anak muda, kalau malam minggu ya kadang aku ngapel ke rumahnya atau mengajaknya kencan keluar, tapi sudah 1 minggu ini dia susah sekali diajak keluar, kalau aku mau ke rumahnya juga ditolak dengan alasan dia sedang tidak enak badan. Sebenarnya ada sesuatu yang mencurigakan dan aku sudah mencium gelagatnya yang aneh itu.
Sampai ketika aku sengaja ke rumahnya tanpa memberitahukannya terlebih dahulu, dan betapa kagetnya aku ketika sampai di rumahnya, ibunya berkata bahwa dia pamit akan keluar denganku, Hah?! Aku kaget mendengar perkataan ibunya itu, langsung saja aku menanyakan keberadaannya, dan dia menjawab sedang di rumah tiduran, apa-apaan ini?
Aku segera pergi, ku kumpulkan teman-temanku dan ku suruh mereka menyebar dan mencari keberadaan Mawar. Mulai dari taman, mall, bahkan sampai ke puncak mereka membantuku mencari keberadaan Mawar, sekitar jam 10 malam ada salah satu temanku yang katanya melihat keberadaan Mawar sedang diboncengkan seorang pria menuju ke puncak, hatiku semakin panas dan emosiku semakin memuncak saja mendengar berita itu.
Aku dan teman-temanku langsung saja menuju ke tkp, aku menemukan Mawar bersama seorang lelaki yang memboncengkannya, oh aku paham itu adalah motornya si Jaka, mantannya dulu. Aku dan teman-temanku yang berjumlah 10 orang mengikutinya dari belakang, kami sengaja agak menjauh agar tidak ketahuan, aku ingin tahu kemana mereka menuju malam-malam begini.
Seperti ditusuk dengan pisau, dibungkam mulutnya, nafasku tidak beraturan dan jantungku berdetak kencang, dengan mata kepalaku sendiri serta teman-temanku, aku mendapati Mawar dan mantannya masuk ke sebuah hotel di puncak. Aku turun dari motor dan duduk di pinggir jalan, aku menangis kala itu, kesedihan yang susah dijelaskan karena aku merasakan sakit hati yang sangat dalam. Teman-temanku menenagkanku dan menghiburku, mereka mengajakku untuk masuk dan memergoki mereka secara langsung.
Aku mengiyakan ajakan mereka, setelah minta izin kepada penjaga hotel dan menjelaskan masalahnya, kami dipersilahkan masuk dan menuju ke kamar yang dipesan oleh Mawar. Tanpa basa-basi kami mendobrak kamar itu, dan kami mendapati hal yang sudah sangat jelas, Mawar selingkuh dengan Jaka, mantannya dulu. Langusng saja aku seret Mawar, dan ku hajar Jaka, teman-temanku ikut menghajarnya dengan membabi-buta, sampai akhirnya ada petugas hotel datang dan memisahkan kami, aku lihat wajah Jaka sudah hancur dan mukanya berdarah, seperti korban kecelakaan di jalan raya, aku saja sampai jijik melihatnya, dan dia pingsan, entahlah pingsan atau mati aku tak peduli.
Aku menyeret Mawar yang masih belum memakai baju, dia hanya memakai bra dan langsung ku boncengkan saja, awalnya dia menolak namun aku memaksanya dan aku antar dia pulang ke rumahnya agar keluarganya tahu kelakuan anak gadisnya ini. Di tengah perjalanan, dia meminta maaf berkali-kali tapi aku tak menggubrisnya.
Sampai di rumah aku beritahukan apa yang terjadi, keluarganya kaget dan ayahnya menampar Mawar dengan keras, ibunya ikut memarahi anak gadisnya itu, dia hanya bisa mencium kaki orang tuanya dan meminta maaf namun mereka sudah malu dan tidak menghiraukan tangisannya. Aku yang sudah kepalang emosi langsung saja meminta maaf dan membatalkan lamaranku dengan Mawar, aku juga membatalkan acara pernikahan yang sudah dekat, orang tuanya yang sudah malu tak bisa berbuat banyak, mereka juga minta maaf dan mengiyakan permintaanku itu.
Setelah kejadian itu, aku benar-benar hancur dan cukup lama merasa putus asa, namun keluarga, teman, dan saudaraku selalu mendukung dan menghiburku agar aku bisa bangkit lagi. Yah, mereka benar-benar orang yang sangat perhatian denganku ini. Walau kecewa, namun aku masih bersyukur Tuhan memperlihatkan siapa Mawar yang cantik namun berduri itu, aku tidak jadi menikahi seorang wanita yang berhati busuk.
- kisah ini adalah kisah yang saya dapatkan dari teman saya, kala itu dia menceritakan kisah ini untuk mengibur saya yang sedang patah hati, semoga ada pelajaran yang bisa dipetik dari kisah ini!
0 comments:
Post a Comment