Bimo dan Alya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai, sudah 6 bulan mereka bersama dan mereka sudah memiliki keinginan untuk segera menikah. Suatu ketika Bimo mengajak Alya ke rumahnya untuk dikenalkan kepada orang tuanya, dan entah kenapa setelah itu Alya langsung memutuskan Bimo secara sepihak tanpa sebab yang jelas.
Bimo yang tak terima dengan keputusan Alya tersebut terus saja mengejarnya dan menanyakan alasan pasti kenapa dia memutuskannya, namun Alya bungkam dan tak memberikan jawaban yang pasti. Hati Bimo hancur dan merasa dikhianati cintanya oleh sang kekasih, dan hampir satu bulan Bimo dalam keadaan yang galau.
Selang 3 bulan dari putusnya hubungan mereka, terdengar kabar bahwa Alya akan menikah dengan seorang pria yang merupakan tetangganya sendiri. Hal ini membuat Bimo sakit hati, dia menghubungi Alya dan mencecarnya dengan berbagai pertanyaan, tak lupa Bimo juga menekan Alya dan mengatainya dengan berbagai perkataan yang mentakiti hati Alya, namun Alya hanya tersenyum sambil meneteskan air matanya, tanpa menjawab dia berlalu dan meninggalkan Bimo.
Hari pernikahan Alya tiba, Bimo yang mendapatkan undangan tak kuasa untuk menghadirinya. Dia mengurung diri di kamarnya, bertanya apa yang menyebabkan dia harus kehilangan orang yang dicintainya itu, dan kenapa Alya tega mengkhianati cintanya demi pria lain. Perasaan kalut itu terus menghantui hari-hari Bimo dan dia susah untuk move on dari cintanya pada Alya.
Tibalah suatu ketika mereka bertemu kembali, kala itu Alya sedang jalan di mall sendirian dan Bimo mendapatinya. Mereka saling sapa, dan Alya mengajak Bimo ke sebuah cafe di dalam mall, disana mereka ngobrol dan Alya menguak alasan sesunguhnya kenapa dia memutuskan Bimo,
Alya : Bim, maafin aku yah dulu mutusin kamu secara sepihak, bukan kamu aja yang sakit hati dengan putusnya hubungan kita, aku juga sangat sedih dengan hal itu.
Bimo : ah kamu udah bahagia sama suamimu sekarang, gak usah ngorek luka lama aku lah. Gak usah munafik lah kamu
Alya : Sebenarnya aku diancam sama suamiku yang sekarang karena dulu ayahku punya hutang sama dia, aku harus jadi korban masalah orang tuaku sendiri. Dan lagipula waktu aku ke rumahmu dulu, ayahmu tak menyukaiku dan dengan terang-terangan dia berkata bahwa dia tidak merestui hubungan kita. Aku melepaskanmu karena aku mencintaimu.
Bimo : heh kenapa kamu gak bilang dulu?! Kenapa baru sekarang kamu ngomongnya?
Alya : ini aib keluargaku Bim, maaf aku gak bisa bocorin aib itu kepada orang lain. Dan aku juga tak mau merusak hubunganmu dengan keluargamu. Aku sebenarnya masih sangat cinta sama kamu, namun keadaan yang memaksaku untuk melepaskanmu, dan biarlah kini aku menjalani pernikahan yang tak aku inginkan sama sekali, mungkin ini memang pantas untukku untuk membalas budi orang tuaku.
Mendengar hal itu, Bimo menangis dan tak kuasa menahan perasaannya, dia kasihan dengan nasib Alya, dia juga marah dengan ayahnya yang ternyata tak merestuinya dulu. Bimo sudah tak bisa berbuat apa-apa, dia tidak bisa mengganggu Alya karena dia sudah jadi istri pria lain, namun sebelum mereka berpisah, Bimo berpesan kepada Alya, "aku bakal nunggu kamu", dan Alya berlalu dengan senyum yang dihiasi air mata.
0 comments:
Post a Comment