Kisah ini berawal ketika aku putus dengan pacarku, dia adalah seorang pemuda yang sangat aku cintai, namun nyatanya dia sepertinya tak mencintaiku karena ketika keluargaku menanyakan masalah pernikahan, dia selalu mengelak dan beralasan bahwa dia masih ingin mencari kerja, mencari kemapanan, mencari uang dan lain sebagainya. Apakah dia tak memikirkan aku yang kini harus hidup mandiri? Bekerja menghidupi adik-adikku yang masih kecil, sementara orang tuaku sudah tak sekuat dulu dalam mencari nafkah.
Aku sangat kecewa dengan berakhirnya hubungan kami, setiap malam aku memikirkan dia dan berharap dia kembali padaku, namun sepertinya sia-sia karena dia benar-benar menjauh. Aku hidup dalam kekecewaan itu, selama satu minggu aku kehilangan nafsu makan, susah tidur, dan banyak melamun, sampai akhirnya aku jatuh sakit dan harus dirawat di rumah sakit.
Selama di rumah sakit, hanya ayahku yang menungguiku, itupun kalau malam hari karena siang hari dia harus jualan di pasar. Sedih rasanya saat itu, aku menantikan dia datang untuk menjengukku, namun sepertinya dia sangat acuh dengan keadaanku, padahal aku sudah memberitahukannya dengan membuat status di BBM. Harapannya sih dia akan menjengukku ketika tahu aku sakit, tapi nyatanya dia bahkan tak menggubrisku sama sekali, yang ada malah pria lain yang menanyakan keadaanku dan datang menjengukku.
Salah seorang pria yang merupakan teman di BBM-ku datang menjengukku, dia adalah pria yang sering PDKT padaku, namun aku mengacuhkannya. Aku sudah melarangnya datang menjenguk, tapi nyatanya dia tetap nekad datang ke rumah sakit dan menjengukku, dia membawakan buah-buahan segar dan menanyakan keadaanku. Aku yang tidak mengharapkannya hanya menjawab seperlunya dan terkesan mengacuhkannya, namun entah kenapa dia tetap bersikap baik dan malah membuatku tercengang dengan perilakunya.
Dia meminta izin kepada ayahku untuk menungguiku malam itu, aku sempat menolaknya, tapi ayah malah mengizinkannya karena dia tidak enak badan, yah aku tahu ayah sangat lelah karena malamnya dia menungguiku dan paginya dia harus jualan di pasar, maafkan anakmu ini ayah.
Pria itu duduk di sampingku malam itu, dia menjagaku di rumah sakit, bukannya aku merasa aman tapi aku malah ketakutan. Aku belum terlalu mengenalnya dengan baik, aku takut dia berbuat macam-macam kepadaku, aku bahkan susah tidur malam itu dan enggan berbicara kepadanya. Sampai jam 1 malam, dia masih setia di sampingku, aku pura-pura tidur dan berharap dia keluar atau tertidur di kursinya, namun entah kenapa dia tetap terjaga dan menungguiku dengan sabar.
Aku baru bisa tidur jam 2 pagi, dalam hati aku berdo'a semoga pria ini tidak macam-macam kepadaku, dan esoknya saat aku terbangun ternyata dia masih tertidur di kursinya, aku segera memeriksa tubuhku, ah ternyata dia tidak macam-macam, syukurlah. Jam 7 pagi saudaraku datang, dan pria yang menemaniku pamitan karena harus bekerja, aku berterimakasih kepadanya walau nyatanya aku tak mengharapkannya.
Malamnya, dia datang lagi dan meminta izin mau menungguiku lagi, dalam hati aku tambah jengkel dengan kelakuannya yang seakan sangat keras kepala, padahal aku terus mengacuhkannya namun dia tetap mau saja menungguiku. Aku tahu dia menyukaiku, namun jujur aku masih mengharapkan mantanku, aku susah move on darinya.
Kelakuannya membuatku tercengang lagi, sekitar jam 9 ketika ayahku mau pamit pulang, dengan jantan dia berkata kepada ayahku,
Pria itu : Maaf pak saya boleh ngomong sebentar?
Ayah : Oh boleh mas, ada apa yah?
Pria itu : Saya menyukai anak bapak dan ingin menikahinya, apakah bapak merestuinya?
Aku : Heh sembarangan banget sih, kita kan belum kenal lama, lagian kamu baru 2 kali ketemu sama aku, bisa-bisanya langsung ngomong seperti itu!
Ayah : Hush, kamu gak sopan banget sih, dia udah baik mau nungguin kamu kok. Yah mas, saya sih terserah anak saya saja, kalau dia mau ya saya silakan aja.
Pria itu : makasih pak atas izinnya, kalau bapak mengizinkan saya baru mau PDKT sama anak bapak hehehe
Ayah : Ah kamu memang pinter nak (sambil mengacungkan jempol).
Aku : Halah ayah apaan sih, sebel banget!
Beneran malam itu aku jengkel banget sama ini orang, nekad banget ngomong sama ayahku, padahal aku aja baru ketemu dia 2 kali ini. Aku sengaja langsung tidur dan gak mau ngobrol apapun dengannya, ah bodo amat aku gak suka dengannya. Besok malamnya ayah datang dan bicara kepadaku,
Ayah : katanya teman kamu gak bisa nemenin malam ini, dia lagi ada lemburan di kantornya, jadi ayah lagi yang jagain kamu.
Aku : Ah syukur deh yah, aku aja gak suka ditungguin sama dia.
Ayah : loh jangan gitu kamu, kasian dia itu suka sama kamu tuh
Aku : ah ayah, aku gak suka sama dia.
Ayah : kalau ayah lihat sih, dia pria yang baik dan bertanggung jawab, hmm kamu nikah aja sama dia yah, ayah ngerestuin deh
Aku : ah ayah nyebelin banget! Gak mau!
Ayah : gak usah nungguin mantan kamu lagi, dia aja gak mau jenguk kamu kok, ayah malah gak suka sama dia, cowok kok pengecut banget!
Aku : jangan gitu napa yah
Obrolan singkat yang membuatku menangis, entahlah saat ini hatiku benar-benar galau, aku masih menunggu mantanku yang acuh, sementara ada pria yang tak ku suka datang dengan niat baik dan direstui orang tuaku. Aku harus bagaimana ya Tuhan?
Setelah pulang dari rumah sakit, aku mulai beraktivitas kembali, bekerja lagi dan harus mencari uang untuk sekolah adik-adikku. Ternyata pria itu tetap datang menjengukku di rumah, yah lama-lama aku kasihan dengan perjuangannya, dan akhirnya aku dengan berat hati menerimanya dengan perlahan.
Sekitar satu bulan setelah aku pulang dari rumah sakit, dia mengutarakan perasaannya, dengan berat hati lagi aku menerimanya karena aku kasihan dengannya, yah aku akui dia adalah pria yang hebat karena memperjuangkanku dengan nekad. Aku hanya menerimanya dengan terpaksa, yah mungkin beberapa waktu ke depan aku akan memutuskannya karena aku tak menyukainya.
Namun selama kami bersama menjalani hubungan ini, entahlah rasanya sangat berbeda, aku terpaksa menelan ludahku sendiri karena ternyata dia adalah pria yang sangat baik, aku bahkan jarang jalan berdua karena dia tak suka dengan gaya pacaran anak sekarang, katanya dia ingin menikahiku bukan mamacariku, hmm sangat berbeda dengan mantanku dulu. Aku semakin menerimanya dan akhirnya dia benar-benar serius denganku karena dia ingin melamarku dengan segera, ya Tuhana aku semakin bingung.
Semalam aku memikirkan masalah ini, dan setelah ku pikir-pikir dengan baik, aku akhirnya memutuskan untuk move on dan tak mengharapkan mantanku lagi, aku ikhlas menerima pria yang akan melamarku itu, yah semoga ini adalah yang terbaik untukku.
Acara lamaran itu berjalan dengan lancar, tak berselang lama akhirnya aku menikah dengannya, dan mantanku boro-boro ngucapin selamat, diundang juga tidak datang sama sekali. Yah, saat ini aku benar-benar cinta dengan pria yang sudah resmi menjadi suamiku ini, terimakasih atas perjuanganmu sayang!
0 comments:
Post a Comment