Siang itu aku ikut ayahku ke kebun yang jaraknya cukup jauh dari rumahku, tempatnya gelap dan masih banyak rumput liar yang tumbuh tinggi bahkan hampir 1 meter tingginya. Aku senang sekali karena kala itu aku bersama ayah akan memanen buah duku dari kebun.
Ayahku memanjat pohon duku dan mulai memetik buahnya, aku menunggu di bawah sembari memunguti buah yang jatuh. Suasana saat itu sangat sepi, tubuhku merasa hawa dingin (padahal siang itu cuaca cerah), dan bulu kudukku mulai berdiri.
Hampir 2 jam lamanya, aku tidak tahu apa yang terjadi sampai aku tak lagi memunguti buah duku dan malah duduk di bawah pohon sambil menekuk kakiku, aku termenung dan merasakan kehausan yang sangat terasa di leherku. Kemudian aku merengek kepada ayahku dan meminta pulang karena aku sangat kehausan, ayahku agaknya jengkel dengan aku yang rewel ini, namun dia tetap mengiyakan permintaanku.
Sesampainya di rumah, aku mengambil es batu yang ada di kulkas, rasa hausku ini sungguh aneh, aku meminum es batu yang keras itu dengan cara mengunyahnya, bukan 1 bungkus saja karena aku tetap kehausan dan menghabiskan 2 bungkus es batu. Ibuku sempat menasehatiku agar tidak terlalu banyak makan es batu, namun aku seakan tak menghiraukannya.
Sore itu aku masih saja merasa haus, tubuhku lemas, dan rasanya aku sangat mengantuk. Aku yang biasanya tidur jam 9 malam, sore itu harus memejamkan mata sejak jam 5 sore, dan rasanya sangat aneh. Dalam mimpiku, aku kembali lagi ke kebun dimana tadi aku sambangi bersama ayah, namun di dalam mimpi rasanya kebun itu sangat gelap, dan aku sendirian di sana. Aku memanggil ayahku, namun tak ada jawaban darinya.
Di dalam mimpi tersebut, aku seakan tidak bisa kemana-mana, aku mencoba berjalan menjauh namun tetap saja kembali ke pohon duku tersebut, dan ketakutanku bertambah saat aku merasakan kehausan yang lebih parah lagi, aku seakan dicekik dan tak bisa bernafas, aku ketakutan dan kesakitan, aku ingin menjerit namun suaraku hilang.
Dan tiba-tiba ibuku membangunkanku, mukanya panik, dia beristighfar dan mengelus kepalaku, katanya aku demam tinggi, keringat mengucur deras, dan aku masih saja merasakan haus yang sangat menyiksa. Ku lihat jam dinding, saat itu sudah jam 11 malam, ah aku tertidur lama sekali, dan aku merasa sangat kelelahan.
Mengetahui ada yang aneh pada anaknya, ayahku mengambil air yang kemudian dibacakan do'a-do'a, dengan perantara air di gelas itu, anehnya rasa hausku hilang seketika dan aku segera tidur lagi. Kali ini aku bisa tidur dengan nyenyak dan tidak ada gangguan darinya lagi sampai pagi menjelang.
Menurut penuturan orang tuaku, aku diikuti oleh penunggu pohon duku di kebun karena aku kencing sembarangan, dia mengikutiku sampai rumah dan terus menggangguku. setelah kejadian itu, akhirnya pohon duku keramat itu ditebang dan sampai saat ini tidak ada lagi kejadian ganjil yang aku alami walau aku datang ke kebun itu sendirian.
0 comments:
Post a Comment