Dahulu kala ada seorang anak lelaki yang sudah menikah, dia mendapati ayahnya sendiri mengambil salah satu barang di rumahnya dan karena kesal maka anak tersebut mengadu kepada Rasulullah SAW karena dia menganggap ayahnya tersebut adalah pencuri yang merugikan dia dan keluarganya saat ini.
Rasulullah SAW kemudian memanggil sang ayah dan menanyainya apakah benar dia pencuri dan apakah benar dia sengaja ingin merugikan anaknya tersebut, lalu sang ayah jatuh dengan lemas dan menangis sejadinya di depan anaknya dan Rasulullah SAW.
Dengan deraian air mata, sang ayah kemudian berkata dengan lirih : "Ya Rasulullah, 25 tahun yang lalu istriku akan melahirkan, dia menjerit kesakitan dan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, saat itu bahkan aku berdo'a kepada Allah SWT agar anakku lahir dengan sehat dan istriku juga bisa melahirkan dalam keadaan yang baik saja, aku rela jika aku harus dikuliti hidup-hidup hanya demi untuk melihat anakku lahir dengan selamat. Setelah lahir, aku bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya, aku bahkan ikhlas tidak makan hanya demi agar anakku tidak kelaparan, hingga akhirnya dia tumbuh dewasa dan memiliki keluarga sendiri, dan kini dia mengataka bahwa aku mencuri duhai Rasulullah..."
Mendengar perkataan sang ayah, anak yang tadinya melapor kepada Rasulullah SAW itu malah ikut menangis dan kemudian memeluk sang ayah, dia menyesali apa yang dia katakan karena menganggap ayahnya sendiri sebagai pencuri, dan dia meminta maaf atas apa yang telah dia lakukan karena dia memang anak yang tidak tahu terima kasih kepada ayahnya.
Sejak saat itu, anak tersebut kemudian berubah dan kini lebih menghargai dan mau merawat ayahnya tersebut, dia sadar apa yang dia miliki saat ini tak terlepas dari kerja keras dan pengorbanan ayahnya dulu. Dia sadar bahwa dia tak akan mampu membalas budi kepada ayahnya, karena ayahnya melakukan hal itu dengan ikhlas.
Saat ini banyak sekali anak yang seakan "membuang" orang tuanya sendiri, saya sangat miris ketika melihat orang tua kelaparan hingga mencuri padahal anaknya hidup berkecukupan, dimana balas budi kalian? Panti jompo kadang dijadikan tempat akhir untuk orang tua mereka, padahal orang tua hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama keluarganya, mereka ingin menikmati sisa hidupnya dengan keramaian keluarganya, namun sayang mereka terkadang tak dianggap berguna lagi dan dibuang begitu saja, na'udzubillah!
0 comments:
Post a Comment