Seorang pemuda berumur 20 tahun sedang bersedih, dia sedang merasakan berbagai hal yang membuatnya tidak bisa tersenyum pagi itu. Kemarin dia baru saja dipecat dari pekerjaanya, lalu malam harinya pacarnya memutuskan hubungan percintaan mereka, uang tabungannya habis, orang tuanya sakit, saudaranya tidak ada yang peduli, dan dia belum sarapan pagi itu karena memang tak memiliki uang untuk membeli makanan. Lalu beberapa saat kemudian datang orang yang menagih hutang, hal tersebut semakin membuatnya sedih dan kebingungan.
Sang pemuda yang sedang pusing itu lalu memilih untuk berjalan-jalan menyusuri jalanan setapak di sekitar tempat tinggalnya, dia ingin menenangkan pikiran dengan menikmati suasana yang tenang. Tanpa uang, tanpa makanan, dan dalam keadaan lapar dan pusing dia menyerahakan arah hidupnya hari itu kepada kaki yang menapak, entah mau dibawa kemana nasibnya saat itu.
Rasa putus asa terus menggelayuti benaknya, ragu dan pesimis sedang memaksanya untuk murung dan melupakan segala hal yang seharusnya dia hadapi, dia merasa hidup ini terasa sangat berat dan dia tidak mampu untuk menghadapinya.
Di awal perjalanan dia bertemu dengan seorang kakek tua, jalannya sangat lambat memakai tongkat sebagai penyangga, lalu sang pemuda meneruskan perjalananya tanpa memperdulikan hal itu. Selanjutnya dia bertemu dengan seorang yang gila, sedang mengais sisa makanan di tempat sampah, berebut dengan beberapa kucing dan tikus liar. Di tengah perjalanan dia menemui seorang gadis cantik yang duduk di kursi roda, kedua kakinya lumpuh dan membuatnya tak bisa berjalan, sang gadis tersenyum kepada pemuda itu. Dan di akhir perjalanan, sang pemuda menemui sebuah hutan di pinggiran tempat tinggalnya, dia merasakan kedamaian saat angin berhembus, hijaunya pepohonan, merdunya suara burung, dan kehangatan mentari yang sudah lama tidak dia rasakan. Sang pemuda akhirnya memilih untuk rebahan di rerumputan hijau, dia memejamkan mata dan mencoba mencerna makna kehidupan yang sedang dia jalani.
Pemuda itu kemudian seakan dibawa ke dalam alam lain, ditunjukkan bagaimana orang lain masih bisa bertahan walau beratnya cobaan mereka, kakek yang masih memaksakan berjalan dengan tongkat walau dia sudah tidak mampu, lalu orang yang kehilangan kesadarannya (gila) yang tak peduli dengan keadaan hanya untuk mencari makan saja, dan seorang yang dari tampilannya sempurna dengan rupanya namun masih memiliki kekurangan karena cacat, senyum sang gadis terus membayangi pikiran pemuda itu.
Sang pemuda masih penasaran dengan gadis yang tadi dia temui, senyum sang gadis seakan memiliki arti tersembunyi, dia merasakan sensasi yang berbeda saat melihat gadis tersebut. Akhirnya sang pemuda memutuskan untuk pulang dan mencari gadis yang dia temui tadi, namun tidak dia temui lagi, entahlah bisa jadi itu adalah jelmaan malaikat. Dan sang pemuda akhirnya memilih pulang dan menghadapi kenyataan hidupnya, setelah sampai di rumah dia kaget melihat saudara-saudaranya sudah berkumpul, mereka hendak membawa orang tuanya yang sakit untuk berobat, lalu salah satu saudara yang tahu kesulitan sang pemuda berjanji akan membantunya dengan melunasi hutangnya, memberikan pekerjaan, dan memberikan sedikit uang untuk meneruskan hidupnya.
Saat membawa orang tuanya ke rumah sakit, sang pemuda akhirnya bertemu dengan gadis yang tadi dia cari, ternyata gadis itu sedang menjalani terapi untuk kakinya. Singkat cerita sang pemuda kemudian berkenalan, dan tak lama akhirnya mereka menikah saat sang gadis akhirnya sembuh dari kelumpuhannya dengan ajaib.
Bahagian itu sederhana, ketika masalah kita menumpuk dan seakan kita tak memiliki jalan keluarnya, maka kembalilah kepada Tuhan, dan pemuda ini melakukan hal yang sebenarnya hampir sama tujuannya, dia kembali ke alam yang mana alam ini adalah milik Tuhan.
0 comments:
Post a Comment