Siapa umat Islam di masa kini yang tidak mengenal nama Ibnu Hajar Al 'Asqalani? Beliau adalah seorang ahli hadist bermazhab syafi'i yang terkenal dengan kitabnya Fathul Bari. Beliau adalah seorang yang menjadi salah satu Al-Hafizh yang mendedikasikan hidupnya untuk kemajuan Islam.
Saya tidak akan menceritakan berbagai karyanya yang mendunia, namun saya akan menceritakan sebuah kisah perjalanannya ketika beliau menuntut ilmu dulu. Ini adalah kisah yang sangat menginspirasi untuk kita semua, khususnya kaum muda yang masih dalam tahap menuntut ilmu.
Alkisah Ibnu Hajar muda sedang belajar agama kepada gurunya, setelah bertahun-tahun beliau belajar di tempat gurunya itu, beliau menjadi murid yang paling lama dalam menyerap ilmu yang diajarkan. Hal ini tentunya membuat beliau menjadi sedih dan merasa rendah diri, dan karena kemampuannya yang kurang tersebut akhirnya beliau memutuskan untuk pulang saja karena beliau juga merasa malu.
Pada saat beliau meminta izin kepada gurunya untuk pulang karena alasan kekurangan beiau dalam menyerap ilmu yang diajarkan, gurunya sempat menyuruhnya untuk mempertimbangkan keputusannya itu. Namun karena beliau sudah bulat tekadnya, akhirnya beliau tetap memutuskan untuk pulang ke rumahnya saja.
Di tengah perjalanan pulang yang ditempuh dengan jalan kaki, tiba-tiba saja hujan deras turun dan memaksa beliau untuk meneduh di suatu gua. Nah di dalam gua tersebut, beliau diberikan hidayah oleh Allah SWT, beliau diperlihatkan dengan hal sederhana yang merubah pandangannya. Ada tetesan air yang menetes di dalam gua, tetesan air tersebut jatuh ke atas batu yang keras, dan dari tetesan itu menyebabkan batu yang keras menjadi tergores dan berlubang. Ibnu hajar terdiam dan memikirkan hal yang dilihatnya itu, beliau kemudian tahu makna dari kejadian itu, dalam hati beliau berkata "batu yang keras saja bisa berlubang hanya karena ditempa tetesan air, tentu aku tidak mau kalah dengan kehebatan air itu, pikiranku harusnya bisa lebih baik kalau terus menerus ditetesi ilmu oleh guruku".
Setelah hujan reda, beliau berbalik dan tidak lagi melanjutkan pulang ke rumahnya, beliau memilih untuk kembali ke tempat gurunya dan memutuskan untuk terus belajar ilmu agama. Setelah diberikan hidayah oleh Allah SWT, beliau menjadi yakin dan meneruskan pekerjaannya menuntut ilmu. Setelah bertahun-tahun dengan kesabaran layaknya tetesan air yang menggores batu, akhirnya beliau menjadi salah satu ahli hadist yang sangat terkenal, karyanya banyak dipelajari oleh umat muslim dan beliau menjadi ulama besar yang sering dijadikan pedoman oleh umat islam di masa kini.
Sebuah batu yang keras saja bisa berlubang hanya karena tetesan air yang lama, apalagi pikiran kita, tentunya akan semakin pintar ketika kita mempelajari ilmu yang bermanfaat. Besabarlah dalam belajar, ada kalanya kita akan menguasai pelajaran pada waktu yang tepat menurut Allah SWT.
0 comments:
Post a Comment