Kisah Penyesalan Seorang Ibu yang Membunuh Anaknya

Dulu saya pernah dibuatkan sebuah blog untuk tugas sekolah, kala itu saya dibuatkan oleh kakak saya dan di isi dengan artikel yang entah dari mana dapatnya, saya membacanya dan ada perasaan ngeri untuk membacanya, yah artikel itu masih saya ingat jelas dan saya agak merinding membaca artikel itu.

Kisahnya, dulu ada sebuah keluarga yang modern, pasangan suami istri yang super sibuk, hidup mereka adalah untuk kerja, uang, dan kemewahan, yah ini adalah gambaran kehidupan saat ini. Sang suami bekerja di kantor A dan sang istri bekerja di kantor B, mereka menikah beberapa tahun yang lalu. Entah pernikahan macam apa yang mereka jalani, kehidupan mereka sangat hambar, mereka berangkat kerja ke kantor masing-masing jam 7 pagi, dan baru pulang ke rumah tengah malam, bahkan terkadang pagi buta. Rumah mereka percayakan kepada pembantu dan tukang kebun, dan bisa dibilang pembantu dan tukang kebun itulah yang sebenarnya menikmati rumah dan fasilitasnya.

Setelah lama menikah, sang istri memiliki seorang anak perempuan yang lucu, mereka seakan acuh dengan anaknya itu, tak pernah mereka benar-benar merawatnya, yah karena perawatan anak mereka percayakan kepada baby sitter yang mereka sewa. Tahun berganti tahun sang anak tumbuh menjadi seorang anak kecil yang ceria, dia selalu menurut dengan kata-kata orang tuanya, dia selalu menangis ketika kedua orang tuanya berangkat kerja, dan dia tidak mau tidur sebelum orang tuanya pulang, hal itu terkadang membuatnya tertidur di pelukan pengasuhnya karena lelah menunggu ayah dan ibunya pulang.

Di umur 3 tahun , sang anak tumbuh menjadi semakin aktif, dia terlihat sangat aktif, kenakalannya adalah cermin dari sikap aktifnya, dia mulai melukis di dinding, mencoret-coret baju ibunya, dan terkadang merusak peralatan make-up sang ibu, alhasil dia menjadi sasaran kemarahan ibunya ketika melihat kelakuan nakalnya. Ketika sang anak dimarahi dan terkadang di pukul, anak itu hanya menangis dan meminta maaf, dia berjanji tidak akan nakal lagi.

Masalah mulai datang ketika sang suami ketahuan selingkuh, sang istri akhirnya mengajukan gugatan cerai kepada suaminya itu. Dalam keadaan pusing karena pekerjaan dan masalahnya dengan sang suami, ibu muda ini pulang ke rumah dengan muka kusam penuh amarah, dan ketika dia memasuki kamar matanya melotot melihat bajunya yang mahal kotor penuh dengan noda lipstik, berserakan di lantai, dan sontak dia langsung menuju kamar anaknya. Kala itu sang ibu dikendalikan emosi, memarahi anaknya membabi buta, bahkan dia memukuli anaknya itu dengan liar, dan tanpa sadar sang anak yang sedari tadi menangis ternyata terdiam, entah apa yang terjadi kemudian ibu ini menyuruh perawatnya untuk merawat anaknya itu. Sang perawat terkejut dengan keadaan anak itu, kemudian berteriak sambil menangis memberitahukan bahwa anak itu meninggal, sang ibu yang mendengarnya langsung panik, dia kemudian membawa anaknya ke rumah sakit, namun dokter tidak bisa membantunya karena sudah terlambat, sang anak meninggal karena luka lebam akibat pukulan sang ibu.

Melihat kenyataan itu, sang ibu kabur, pulang ke rumahnya, dia mengunci diri di kamarnya, menyesali perbuatannya, dia memangis dan marah dengan dirinya sendiri, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kemudian dia melihat kamarnya yang tadi berantakan karena ulah anaknya, dia melihat gambar di dinding kamar, anaknya menggambar ibunya menggandengnya di sebelah kiri dan ayahnya menggandeng di sebelah kanan, kemudian di baju yang kotor karena noda lipstik terlihat sebuah tulisan "AKU SAYANG IBU DAN AYAH", seketika sang ibu semakin menyesal, dia menjerit histeris hingga akhirnya pingsan. Ketika bangun dari pingsannya, sang ibu melihat suaminya, dia menanyakan dimana anaknya, sang suami hanya menangis dan memeluk istrinya itu, mereka menyesali kesibukannya hingga melupakan anaknya, mereka akhirnya tidak jadi bercerai, namun sang anak sudah meninggal dan hal itu selalu membuat mereka bersedih dan menyesal seumur hidup. Karena tekanan batin itu, sang istri akhirnya mengalami depresi dan kini harus hidup di rumah sakit jiwa, sedangkan sang suami yang mendapati istrinya gila, akhirnya menjadi stress, dan tak lama dia meninggal karena kecelakaan, keluarga itu hancur, karena ambisi mereka dengan dunia, mereka tak bisa menikmati hasil kerja keras mereka, dan mereka menghancurkan hidup mereka sendiri karena ambisinya itu.

Updated at: 7:54 PM

0 comments:

Post a Comment