Pagi itu aku terbangun dengan perasaan yang menyenangkan, entah kenapa rasanya pagi ini benar-benar membuatku bahagia, mungkin karena tadi malam aku tidak mabuk dan bisa tidur lebih awal, atau mungkin karena hari ini aku bisa melihat matahari bersinar dengan cerahnya. Dan kebahagiaanku hari ini masih terus berlanjut saat menantuku datang membawa mobilnya,
Menantu : Assalamu'alaikum pak,
Aku : Wa'alaiku salam, wah tumben nih main sendiri ke sini nak, istri sama anakmu gak ikut?
Menantu : Iya pak ini ada sesuatu yang penting jadi aku datang sendiri, bapak ikut aku yuk,
Aku : Ada apa ini? Kamu ada masalah sama orang mana? Biar aku habisin aja itu orang.
Menantu : Udah pak, yang penting bapak ikut saya aja dulu, kita langsung berangkat
Aku : Ok, aku siap-siap dulu.
Setelah aku ganti pakaiaan dan siap, akhirnya aku masuk ke dalam mobil bersama menantuku yang terus membuatku heran dengan muka seriusnya, mungkin saja dia punya masalah dengan orang lain dan membutuhkan bantuanku. Aku hanya diam saja di dalam mobil, aku tak mau terlalu banyak bertanya kepada menantuku ini.
Oh iya, perkenalkan aku adalah seorang pria tua yang memiliki banyak catatan kriminal, mungkin orang mengenalku sebagai seorang preman kampung, pembuat masalah, dan mantan napi. Kegiatanku jaga di pasar sambil menjadi tukang parkir, aku tinggal sendirian di rumah karena istriku sudah meninggal dan anak semata wayangku sudah menikah dengan seorang pria yang memiliki kehidupan cukup mapan. Aku memilih untuk tinggal sendiri karena aku tak ingin merepotkan anak menantuku, biarlah mereka bahagia menjalani kehidupan keluarganya tanpa harus direpotkan oleh seorang penjahat tua yang suka membuat onar ini.
Aku terdiam di mobil, dan menantuku melajukan mobilnya dengan santai melintasi jalanan yang cukup macet saat ini, hingga sampailah ke dalam sebuah kantor biro perjalanan haji dan umroh. Aku sempat heran dengan menantuku ini, sebenarnya ada masalah apa menantuku dengan orang-orang ini, tapi aku ikuti saja barangkali dia memang membutuhkan bantuanku menghadapi satpam atau penjaga lainnya.
Setelah mobil diparkirkan akhirnya kami masuk ke dalam ruangan itu, disambut dengan pegawai yang berdandan rapi dan tersenyum manis kepada kami. Aku dipersilakan duduk di ruang tunggu, sementara menantuku menghadap kepada salah satu CS di sana, aku tak terlalu memperhatikan apa yang dia lakukan dan aku hanya menunggunya saja barangkali dia memang mau merampok di sini hahahaa.
Selagi aku melamun dan menunggu menantuku, tiba-tiba dia memanggilku,
Menantu : Pak sini deh
Aku : (berjalan menghampirinya) ada apa nak?
Menantu : Minta ktp bapak sini?
Aku : (mengeluarkan ktp dari dompet) buat apa nak? Kirain mau ngerampok aku udah siap mukulin penjaganya hahahaa
Menantu : Heheheee gak lah pak, ini aku mau daftarin bapak buat naik haji kok
Aku : .... (terdiam, aku kaget, gemetar seluruh tubuhku, keringat dingin mengucur dari dahiku, aku seakan mendengar sebuah petir yang sangat mengagetkan)
Menantu : Loh bapak malah bengong, ini tinggal serahin foto copy ktp aja pak, persyaratan sama biaya sudah aku atur
Aku : ... (masih terdiam, dan aku bersujud, tak terasa air mataku mengalir dengan deras, aku merasa menjadi seorang penjahat paling bahagia saat ini, aku tak peduli dengan orang yang ada di ruangan itu, aku bersujud dan menangis sejadi-jadinya)
Menantu : Udah pak, malah nangis, malu itu banyak orang
Aku : Nak, kamu gak becanda kan?
Menantu : Enggak pak, aku udah bicara sama istriku, aku tahu keinginan bapak pengin naik haji, ini aku lagi ada rejeki jadi aku langsung daftarin bapak aja
Aku : (menengadahkan tangan sambil menangis) Ya Allah terimakasih atas segala keajaibanmu, Engkau memanggil b*jingan tua ini, engkau mau memberikan jalan untukku datang memenuhi panggilanmu, terimakasih ya Allah".
Menantu : Sudah pak, ayo sini kita selesain pendaftarannya dulu, nanti bahas lagi hehehee
Selesai dari biro haji, aku masuk ke dalam mobil masih dengan tangis kebahagiaan, aku masih memeluk menantuku ini dan entah berapa kali aku bersyukur dan berterimakasih kepadanya. Hingga aku kembali pulang ke rumah, anak dan cucuku sudah menungguku di dalam rumah, anakku meneteskan air mata, dia bahagia melihatku dan suaminya keluar dari mobil, aku langsung memeluk anakku dan aku memberitahukan kabar gembira yang dia sudah tahu, kami sangat bahagia saat itu.
Ini seperti mimpi yang menjadi nyata, dan aku tak pernah membayangkannya sama sekali, aku yang seorang kriminal, pembuat onar, jauh dari kebaikan dan bahkan aku tak terlalu peduli dengan kewajibanku terhadap Tuhan, kini aku bisa naik haji, impian anak-anak yang tak pernah ku bayangkan bisa terwujud, ternyata Tuhan maha mengabulkan do'a hambanya walau hambanya ini seorang pendosa.
0 comments:
Post a Comment