Kisah Hidupku Di Dalam Penjara

Saat ini aku sedang duduk di ruang tamu, di sebelahku terlihat istriku duduk dengan seorang bayi di pangkuannya, yah inilah keluarga kecilku, aku sangat menyayangi mereka. Aku memandangi istri dan anakku, aku merasakan sesuatu yang berat di dadaku, perasaan yang sangat menyedihkan, dan tanpa terasa air mataku menangis. Aku memeluk istriku, dia nampak kaget dan heran dengan tingkahku, kemudian aku mulai menceritakan lagi kisah hidupku yang kelam.

Saat itu aku adalah seorang pedagang keliling, namun sudah hampir satu minggu tak ada satupun dagangan yang aku jual, rasa-rasanya aku sudah putus asa untuk meneruskan jualan ini. Aku mulai mengingat masalahku, aku harus segera membayar hutangku kepada seorang rentenir, aku sudah menunggak hutang itu selama satu bulan, kalau aku tak bisa membayarnya minggu ini, maka sepeda motorku akan dia bawa sebagai gantinya. Sungguh keadaan yang sangat sulit saat itu, aku merasa sendiri dan tak memiliki jalan keluar dari masalah ini.

Ketika aku sedang berkeliling menawarkan jualanku, tiba-tiba ada seorang pria yang memanggilku, dia ingin membeli barang daganganku. Aku diajak ke dalam rumahnya saat itu, dan aku melihat rumah bagus yang memiliki banyak barang mahal di dalamnya, ada TV, kulkas, komputer, di luar rumah terpampang mobil sedan yang bersih, aku pikir ini adalah rumah orang kaya. Kemudian aku mulai menawarkan daganganku, dia memperhatikan dengan seksama kala itu, dan dia memutuskan untuk membeli salah satu barang yang aku tawarkan, dia beranjak ke kamar untuk mengambil uangnya. Saat itu entah setan apa yang merasukiku, aku melihat HP orang itu ditinggalkan di atas meja, HP itu adalah HP bagus yang harganya cukup mahal. Aku bergerak mengambil HP itu, entah apa yang aku pikirkan, aku segera kabur dari rumah itu dan lari menyelinap untuk melarikan diri, aku benar-benar kalap waktu itu karena kejaran para rentenir.

Baru beberapa ratus meter lari, aku dikejar-kejar warga, mereka meneriakiku sebagai pencuri, dan aku yang kalah cepat dengan para warga akhirnya tertangkap, aku dihakimi warga, bogem mentah meluncur ke muka, perut, dada, tendangan juga mereka luncurkan ke seluruh bagian tubuhku, aku dikeroyok masa yang marah karena ulahku, aku tak sadarkan diri karena tak kuasa menahan rasa sakit saat itu. Ketika sadar, aku sudah di kantor polisi, yah aku akhirnya berurusan dengan pihak berwajib karena kelakuan burukku mencuri HP milik pembeli. Kemudian aku di sidang, dengan dakwaan pencurian, aku tak bisa mengelak karena aku memang bersalah, dengan barang bukti dan saksi yang kuat, akhirnya aku dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.

Hari pertama aku memasuki penjara, para tahanan lain menatapku dengan muka yang menakutkan, aku sangat ketakutan hari itu, sungguh aku merasa hidupku sangat terancam kala itu. Saat aku masuk ke sel tahananku, aku didekati oleh salah satu tahanan, kemudian aku ditanyai perihal kasus yang menyeretku ke dalam sel, saat aku menceritakan kasusku, mereka tertawa terbahak-bahak, aku lihat ada sekitar 4 orang bersamaku, mereka seakan memandangku rendah.

Siksaan itu dimulai, aku yang memiliki kasus pencurian dianggap sebagai tahanan kelas coro, lagipula aku tak memiliki teman di sana, aku dijadikan kacung di sel itu, hampir tiap hari aku mendapatkan siksaan demi siksaan. Mulai dari pukulan, tamparan, tendangan, lalu tak jarang aku harus meminum air kencing mereka, belum lagi kelakuan napi gila yang menyod*miku, aku merasakan balasan yang sesungguhnya saat ini, aku merasa berada di bawah dan ini sangat menyiksaku. Semakin lama, aku semakin kebal dengan bogem mentah mereka, aku sudah paham ketika mereka berniat melecehkanku, aku hanya bisa pasrah di situ, aku sendirian, lemah, dan aku bersama para singa yang tak punya hati nurani, kebanyakan mereka adalah penjahat kelas kakap dengan kasus berat.

Setelah menjalani masa hukumanku di penjara dikurangi masa remisi, akhirnya aku bebas, aku tak pernah merasa bahagia melebihi hari ini, aku merasa hidupku sangat berharga, aku sudah terlepas dari sel dan penghuninya yang selalu menganiaya diriku.

Setelah keluar dari bui, aku memulai hidupku, memulainya dari 0 dengan segala caci maki karena kasusku, aku kembali ke rumah orang tuaku, dengan tatapan sinis tetangga, yah aku mengakui aku memang bersalah, dan aku ikhlas menjalani tekanan batin dari tetanggaku, yang penting aku bisa hidup bebas di luar sini, aku sangat bersyukur. Aku memulai lagi usahaku, dengan pinjaman dari orang tua, aku memulainya dengan niat baik, aku tak ingin lagi berurusan dengan hukum, aku mencari rejeki yang halal, bagaimanapun susahnya, akan aku usahakan.

Kemudian tak lama, usahaku semakin maju, aku sudah memiliki tabungan yang cukup, dan akhirnya aku mengenal seorang wanita cantik, aku jatuh hati padanya, kemudian kami berpacaran dan tak berselang lama aku segera menikahinya. Yang membuatku yakin dengannya adalah sikapnya yang mau menerimaku dengan masa laluku, aku ingat betul kata-katanya setelah aku menceritakan pengalamanku di penjara, dia berkata dengan muka yang sangat mendamaikanku, "apapun masalalu kamu, kita hidup untuk hari ini, dan kita berjuang untuk masa depan". Itulah yang selalu membuatku yakin padanya, dia wanita yang baik dan menerimaku apa adanya.

Aku bersyukur bisa menyesali perbuatan burukku dulu, aku bersyukur bisa melewati hari-hari berat di dalam penjara, dan kini aku akan berjuang untuk diriku, istri, dan anakku, aku akan membahagiakan mereka semua yang ada di sampingku.

NB : cerita ini bersumber dari teman admin pribadi, hampir 90% kisah ini nyata.

Updated at: 1:33 AM

0 comments:

Post a Comment