Malam itu aku merasa bimbang, ketika aku menatap jam dinding terlihat jarum jam mengarah angka 11, saat itu hujan turun dengan derasnya. Keempat anakku sudah tertidur dengan lelap, namun aku masih terjaga, menunggu istriku pulang kerja, tak biasanya hingga selarut ini dia belum pulang, sudah berkali-kali aku mencoba menghubunginya lewat telepon namun ternyata teleponnya tidak aktif. Belum selesai kebimbanganku, tiba-tiba handphoneku berdering, ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal
xxx : Selamat malam pak...Benar ini bapak Bambang?
Aku : Iya betul pak, ini dari siapa yah?
xxx : ini dari kepolisian pak, kami menginformasikan bahwa istri anda terkena razia di hotel xxx, kami harap anda segera menuju ke kantor untuk dimintai keterangan.
Telepon masih berbunyi dari bapak polisi, ketika jantung saya berdetak sangat kencang setelah mendengar perkataannya saat itu, saya diam membayangkan apa yang terjadi dengan istri saya, gemetar seluruh badan saya, mata memandang langit-langit namun pandangan saya kosong. Beberapa saat saya terpaku, akhirnya saya memutuskan menuju ke kantor polisi dengan sisa-sisa tenaga saya, memaksakan tubuh yang kaku karena terkejut ini, saya sengaja pergi ke sana sendirian meninggalkan anak-anak saya di rumah.
1 tahun yang lalu!
Saya adalah seorang pegawai di salah satu kantor, saya memiliki seorang istri cantik yang sangat saya cintai, kami telah memiliki 4 orang anak yang lucu dan menggemaskan. Ketika itu kami membutuhkan uang karena gaji saya dari kantor tidak mencukupi untuk menutup kebutuhan mendadak itu. Istri saya berinisiatif untuk bekerja, dia mau membantu saya agar mendapatkan penghasilan tmabahan saat itu, awalnya saya menolak karena saya berharap istri saya untuk menjaga rumah dan anak-anak kami, namun karena dia terus memaksa akhirnya saya dengan terpaksa mengizinkannya.
Beberapa saat kemudian dia sudah mulai bekerja di salah satu kantor swasta di daerah kami, katanya dia sangat menyukai tempat kerjanya, teman-temannya ramah, pekerjaannya tidak terlalu berat, dan gajinya juga lumayan besar, bahkan lebih besar dari gaji saya sendiri. Saat itu dia berangkat kerja jam 7 pagi, dan pulang jam 5 sore, saya pikir itu hal yang wajar dan tidak mengganggu keharmonisan keluarga kami, karena di malam hari kami masih bisa bersama dengan keluarga.
Namun setela setengah tahun, kehidupan kami seakan berubah, istri saya hampir tak pernah saya temui, dia berangkat pagi dan pulang sangat larut, bahkan kadang dini hari baru sampai di rumah. Dia beralasan ke luar kota karena ada urusan kantor, atau rapat, atau terkadang dia beralasan bahwa temannya mengadakan pesta di kantor, saya selalu mencoba untuk berfikir postif dan percaya kepada istri saya. Hingga sekian lamanya akhirnya saya mulai mencium gelagat tak enak yang ditampakkan istri saya, dia mulai berubah menjadi seorang wanita yang pemarah, anak-anaknya ketakutan menatap ibunya sendiri, kami tak pernah mendapat kasih sayang darinya, dan bahkan saya sendiri yang harus mengurus anak-anak saya, saya harus mencuci baju mereka, membuatkan makanan untuk mereka, dan kebutuhan lain yang seharusnya menjadi tanggung jawab istri saya.
Kembali malam ini!
Sesampainya di kantor polisi, saya bertemu dengan bapak polisi di sana, saya menjelaskan kepentingan saya, dan mereka menjelaskan bahwa istri saya terkena razia di sebuah hotel dengan seorang pria, dia sedang berbuat mesum di sana, hingga akhirnya ditangkap oleh polisi yang bertugas, Mendengar penuturan pak polisi, kaki saya langsung lemas, jantung saya berdetak sangat kencang, tak terasa air mata saya menetes dengan derasnya. Seorang wanita yang sudah hampir 10 tahun ada di samping saya, yang selalu saya cntai, yang memberikan 4 orang anak yang saya sayangi, dia yang saya pilih, dia yang menjadi alasan saya berjuang dalam hidup ini, dia yang ternyata kini menghianati saya dengan orang lain.
Masih dalam keadaan kaget dan bingung, tiba-tiba datang sesosok wanita yang tak lain adalah istri saya, dia menangis sejadi-jadinya, mencium kaki saya, meminta maaf kepada saya, namun saya seakan tak mendengar apapun yang dia katakan, saya masih terpaku dalam kesedihan saya. Dan tanpa saya sadari, saya menendang kaki saya, hingga istri saya terlempar, namun dia kembali lagi memegangi kaki saya sambil menangis dan memohon ampun, pikiran saya sudah kalap saat itu hingga hampir saya memukuli istri saya sendiri sebelum para polisi menahan saya dari amarah saya ini. Kemudian setelah saya ditenangkan, saya nekad melihat sosok pria yang telah menghancurkan rumah tangga saya, dan memang saya akui dia lebih tampan, lebih gagah, dan lebih kuat, namun saya sangat murka melihat pria itu hingga tanpa kendali saya mencoba membabi buta menyerangnya, dan lagi-lagi pak polisi melerai saya dan menenangkan saya saat itu.
Setelah sedikit tenang, kemudian saya mencoba mengendalikan diri saya sendiri, saya sudah memutuskan, saat itu saya menemui istri saya sambil ditemani pak polisi, saya ucapkan dengan tegas "KAMU SAYA CERAIKAN!!!". Kemudian istri saya menangis dan mencoba memohon ampun kepada saya, namun saat itu saya tak memperdulikannya, saya segera melangkah pergi dari kantor polisi, dan kembali ke rumah sambil mencari jawaban yang tepat untuk pertanyaan anak-anak saya yang nantinya pasti akan mencari sosok ibunya.
Ini adalah sebuah kisah nyata, pengakuan seorang suami yang telah dikhianati oleh istrinya, dan ini adalah pelajaran untuk kita semua, jika kita sebagai suami masih mampu menafkahi istri dan anak kita, lebih baik kita suruh istri jadi ibu rumah tangga saja, itu lebih baik untuk keutuhan rumah tangga kita, untuk para istri yang merasa pintar, kalian jauh lebih baik jika menjadi ibu rumah tangga, walaupun dibandingkan dengan jabatan tertinggi di kantor manapun. Untuk para pria hidung belang di luar sana, ingatlah wanita yang kalian selingkuhi, bukan hanya suaminya yang sakit hati, namun anak-anak dan keluarga besarnya juga ikut merasakan akibatnya karena kelakuan kalian, sadarlah!
Saya juga mengalami hal yang sama, saya masih ingat saat badan saya bergetar, lemas, jantung berdetak kencang dll..dll... namun saya tak kuasa untuk menyudahi kisah nya, bahkah terulang dan terulang terus. Yang membuat saya lemah adalah karena anak-anak, ya lagi-lagi alasan itu yang terus saya ucapkan disaat perselingkuhan itu terus berulang...
ReplyDeletesabar aja gan, peringatkan dengan tindakan, ucapan, dan terakhir dengan do'a,
Deleteserahkan semuanya pada Allah SWT
sabar,karma itu ada ingat itu, gk di dunia insyaAllah di syurga.. amin
ReplyDeleteOwww sabar pak....insha allah allah tunjukan yg terbaik
ReplyDeleteada 3 hal yang suami TIDAK BOLEH BERSABAR pada istrinya yaitu:
ReplyDelete1.istri menolak diajak ibadah
2.istri durhaka pada suami
3.istri melakukan zina
jadi putusan diceraikan memang wajib,sunnahnya dipertahankan untuk dibenahi,jika berhasil tentunya,jika tidak berhasil kembali pada wajibnya tadi,diceraikan saja.