Suatu hari ketika saya sedang nongkrong, tiba-tiba datanglah teman kuliah saya, namanya adalah Dedi, dia adalah pria bekepala tiga yang sudah bekerja, dia kuliah ambil kelas malam bersama saya. Saat itu dia sengaja datang menemui saya, karena memang sudah lama kami tidak saling bertemu sejak dia menikah.
Setelah meneguk kopi dan menghisap beberapa batang rokok, kami mulai saling bercerita tentang masa-masa kuliah yang telah berlalu, kami juga saling bercerita tentang teman-teman seperjuangan lain yang masih betah di kampus, dan akhirnya dia bercerita juga tentang kisah cintanya bersama sang istri saat ini. Selama ini saya tidak tahu dengan kisah cintanya, yang saya tahu dia menikah dan kini sudah berumah tangga dengan bahagia. Ternyata dia menyimpan sebuah kisah perjuangan dalam kisah asmaranya yang tidak bisa dianggap remeh, saya dengan seksama mendengarkan ceritanya tersebut.
Kisahnya berawal saat dia dikenalkan dengan seorang wanita, saat itu dedi berumur 28tahun dan sang wanita baru berumur 19 tahun, ada jarak umur yang lumayan jauh diantara keduanya. Kemudian setelah perkenalan itu, hubungan mereka semakin intens, hingga akhirnya mereka pacaran. Walau dengan perbedaan umur yang cukup jauh, namun mereka bisa menerima keadaan masing-masing.
Kisah cinta mereka terus berlanjut dengan berbagai kejadian khas pemuda-pemudi yang sedang jatuh cinta, ada senang, ada sedih, terkadang marah, kangen, dan lain sebagainya. Nah beberapa waktu setelah mereka pacaran, dedi dipanggil oleh orang tuanya, lalu orang tuanya bertanya tentang jodohnya, kapan mau nikah, dan lain sebagainya. Hal itu wajar, mengingat umur dedi saat itu sudah sangat cukup untuk menikah. Kemudian dedi menemui pacarnya, lalu mengatakan bahwa dia ingin menikahinya segera, namun sang pacar yang masih sangat muda itu menolaknya, dia hanya ingin pacaran dulu, dia masih ingin bekerja dan menikmati masa mudanya. Mendengar jawaban dari pacarnya itu, dedi kecewa dan marah dengan pacarnya itu, akibarnya terjadi pertengkaran diantara keduanya hingga akhirnya mereka putus.
Setelah putus dari pacarnya, dedi lebih sibuk mencari kegiatan lain, dia masih merasa sakit hati dengan keputusan pacarnya itu. Beberapa lama kemudian, dedi akhirnya berkenalan dengan wanita lain, namun dari sekian banyak wanita yang dia kenal, tak ada satupun yang cocok dengannya, hingga usia dedi menginja kepala 3, dia belum juga menemukan pasangan hidupnya. Orang tua, teman, saudara, dan tetangga sering menanyakan pacaranya, kapan dia menikah, dengan siapa, dan pertanyaan lain yang membuat dedi semakin merasa sedih dan kecewa karenanya.
Ketika pikirannya sedang kalut dengan semua masalahnya dengan jodoh, dedi memutuskan untuk jalan-jalan di mall, dan entah kebetulan atau tidak, dia bertemu dengan mantan pacarnya dulu. Mereka saling melempar senyum dan menyapa, akhirnya dedi mengajaknya duduk di salah satu tempat makan di sana, mereka saling menanyakan kabar dan menceritakan tentang kehidupannya setelah berpisah. Tak terasa asik ngobrol, ternyata mereka sudah hampir 2 jam di sana, akhirnya mereka berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah, dedi langsung mengirimkan pesan kepada mantannya itu, kemudian sejak saat itu hubungan mereka semaki dekat seperti dulu kala.
Singkat cerita, mereka akhirnya pacaran lagi dan menjalin hubungan yang lebih dewasa, dedi kini menjadi pria yang lebih sabar dan sang pacar menjadi wanita yang lebih dewasa dan lebih memikirkan masa depannya kelak. Akhirnya dedi datang ke rumah sang pacar, di situ dedi mengungkapkan kepada orang tua sang pacar bahwa dia suka dengan anaknya dan ingin menikahinya segera, mendengar perintaan dedi itu, orang tua pacarnya menyetujuinya karena mereka sudah tahu siapa dedi, dan mereka menganggap dedi adalah pria yang bertanggung jawab.
Selang satu bulan kemudian, dedi dan keluarga datang ke rumah pacarnya itu, mereka melakukan lamaran untuk dedi dan pacarnya itu. Pada saat itu juga dipilih tanggal yang tepat untuk pernikahannya, sesuai keputusan, mereka akan segera menikah satu bulan kemudian.
Satu minggu setelah acara lamaran itu, sang tunangan berubah, sikapnya kepada dedi sangat berbeda, kini dia jarang perhatian dan dedi merasa ada yang aneh dengan tunangannya itu. Dan benar saja, dedi mendapati tunangannya itu sedang berselingkuh dengan pria lain, hal itu sontak membuat dedi sangat geram dan naik darah, dia tidak menemui tunangannya yang saat itu kepergok sedang selingkuh, namun dia datang ke rumah pacarnya itu dan menunggu kepulangannya. Dia juga menjelaskan hal itu kepada orang tua tunangannya itu, dan mereka cukup malu dengan kelakuan anaknya yang ternyata selingkuh. Sepulanganya sang tunangan, dedi langsung meminta penjelasan kepada tunangannya itu, dan dia tidak bisa menjelaskan apapun karena bukti sudah ada dan akhirnya dedi membatalkan pertunangannya itu dan mengambil kembali cincin pertunangannya dulu.
Setelah kejadian itu dedi sempat terpukul, dia sangat sedih dan kecewa dengan kelakuan pasangannya itu, hidupnya cukup kacau. Lalu beberapa lama dari kejadian itu, orang tua sang tunangan datang menemui dedi, mereka secara singkat dan jelas meminta dedi untuk melanjutkan hubungannya dengan anaknya, mereka lebih merestui dedi dan memintanya untuk memaafkan kesalahan anaknya dulu yang berselingkuh, dedi akhirnya memaafkannya dan menerimanya kembali.
Acara pernikahan yang sempat dibatalkan akhirnya dilanjutkan kembali walau harus mundur satu bulan lagi, semenjak kejadian itu tunangan dedi akhirnya sadar dan tidak lagi menduakan dedi di belakang, beberapa lama kemudian mereka akhirnya menikah dan hidup bahagia.
Setelah mendengar kisah dedi tersebut, saya cukup antusias dan kasihan kepadanya, namun saya salut dengan kesabarannya itu, dia adalah pria yang dewasa dan sabar, saya sendiri mendapat kisah dan pelajaran berharga dari seorang pria.
0 comments:
Post a Comment