Kisah Seorang Anak yang Setia Menunggu Orang Tuanya Pulang dari Arab Saudi

Sore itu handphone milikku berdering, ada panggilan baru dari nomor tak dikenal, ketika aku mengangkatnya, ada suara seorang lelaki

xxx : Hallo Assalamu'alaikum, bro pulang gih ini ibumu di rumah...

Mendengar suara dari hp itu, seketika kakiku lemas, tubuhku gemetar, keringat dingin keluar dari tubuhku, tak terasa air mata ini mulai menetes dengan deras, aku menangis sesenggukan dan tak bisa menahan perasaan ini. Bergegas aku mengemasi pakaianku, tanpa mandi aku langsung menuju ke stasiun kereta untuk mencari tiket pulang ke kampung halamanku.

Di perjalanan pulang aku mengingat ketika dulu saat aku berumur 7 tahun, aku masuk ke sekolah dasar, nenekku menceritakan bahwa ayah dan ibuku pergi ke Arab Saudi menjadi TKI di sana, aku ditinggal ketika berumur 4 tahun, saat itu aku bahkan tidak bisa mengingat bagaimana wajah oranng tuaku. Bertahun-tahun mereka tak pernah memberikan kabar kepadaku dan nenekku, tak pernah ada surat atau apapun tentang kedua orang tuaku, bahkan nenekku sering menganggap mereka sudah meninggal, tapi ketika mendengar perkataan nenek, aku langsung menangis dan marah-marah, aku sangat yakin mereka masih hidup dan sedang berjuang untuk pulang menemui anaknya ini.

Ketika aku di bangku SMA, aku selalu berusaha untuk menjadi seorang anak yang pandai melebihi teman-teman lainnya, hal itu aku lakukan agar mendapatkan beasiswa dan bisa melanjutkan sekolahku, aku sadar nenekku tak mampu membiayai sekolahku, untuk makan saja nenek harus bekerja keras, sedangkan aku hanya bisa membantu sebisaku saja. Perjuanganku tak sia-sia, ketika lulus SMA aku mendapatkan peringkat pertama di SMA dan aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di sebuah universitas negri, walaupun di luar kota, namun aku tak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Ketika aku kuliah di universitas itu, aku benar-benar harus bekerja keras untuk bisa mendapatkan nilai yang bagus agar beasiswaku terus berlanjut, aku juga harus kerja part time untuk membiayai kebutuhan harianku. Ketika siang aku kuliah, dan ketika malam datang aku berada di tempat kerjaku, dan ketika orang lain tertidur pulas tengah malam, aku sedang belajar dan menyelesaikan tugas kuliahku. Sungguh saat itu hidupku terasa berat dan sering aku ingin menyerah karenanya, namun ketika aku mengingat perjuangan nenekku di kampung, perjuanganku untuk menunggu orang tuaku, semua kelelahan itu seketika hilang.

Namun ketika aku masuk ke semester 6, tiba-tiba saja aku mendapatkan kabar bahwa nenekku meninggal, saat itu aku sangat terpukul, hidupku seakan tak memiliki arah dan tujuan lagi, aku merasa tak memiliki siapapun saat itu. Selang beberapa lama dari kejadian itu, aku selalu murung, aku tak semangat untuk kuliah, dan aku tak ingin meraih impian-impianku lagi, aku sangat kecewa dengan keadaan. Saat itulah datang seorang wanita yang selalu memberikan semangat, dia adalah pacarku, dia yang selalu membantuku berdiri ketika aku terjatuh, dia selalu ada untuk membuatku semangat, dan dia selalu membantu saat aku sedang di dalam kesulitan. Berkat dia, aku kembali bangkit dari keterpurukan, dia juga membantuku untuk mencari orang tuaku melalui KBRI, walau hasilnya sia-sia karena data yang sudah hampir 20 tahun lamanya tak bisa ditemukan lagi, walau kecewa namun aku masih yakin bahwa suatu saat orang tuaku pasti akan pulang dan menemuiku.

Setelah lulus kuliah, aku bekerja di salah satu perusahaan di kota ini, aku sengaja tak kembali lagi ke kampung halamanku karena aku merasa tak memiliki siapapun di kampung halaman, hanya sahabat dan tetangga yang terkadang masih menghubungiku untuk menanyakan kabar. Aku cukup sukses saat ini, aku sudah memiliki rumah sendiri di sini, aku sudah bisa membeli mobil, dan sebentar lagi aku memiliki niat untuk menikahi pacarku.

Drrt Drrt HP-ku berbunyi, ternyata pacarku menelponku, dia menanyakan keberadaanku saat ini, aku menjawabnya dengan penuh kebahagiaan, aku menceritakan tentang kepulangan orang tuaku, dan aku berniat mengajak orang tuaku untuk ikut ke rumah baruku, mendengar penjelasanku itu, pacarku menangis bahagia, dia ikut senang dengan kepulangan orang tuaku.

Sesampainy di rumah di kampung halamanku, aku melihat sesosok wanita tua yang sedang berdiri di depan pintu, wanita itu menatapku penuh kesedihan, aku tau itu ibuku, aku tau walau aku tak mengenal wajahnya, aku berlari menghampiri ibuku, aku memeluknya, mencium pipinya, mencium tangannya, bahkan aku mencium kakinya, kebahagiaan yang sudah aku nantikan selama lebih dari 20 tahun akhirnya terwujud, kini aku bertemu dengan ibuku. Cukup lama kami berbincang-bincang melepas kerinduan yang sudah sangat lama aku nantikan, namun ibuku bercerita bahwa ayah telah tiada, dia meninggal 3 tahun yang lalu di Arab karena sakit, walau sedih tak bisa bertemu dengan ayah, namun aku cukup bahagia karena aku masih bisa menemui ibuku.

Akhirnya aku mengajak ibuku untuk tinggal di rumah baruku, dan beberapa waktu kemudian aku menikah dengan pacarku, kini kami hidup dengan bahagia dan aku selalu merasa senang ketika aku pulang ke rumah dan menemui 2 sosok wanita yang membuatku kuat, ibu dan istriku, mereka adalah orang yang sangat berharga untukku.

Updated at: 7:15 PM

0 comments:

Post a Comment