Dulu aku adalah seorang pemuda yang nakal ketika sekolah, aku selalu mengganggu anak-anak lainnya, aku selalu mempermainkan teman perempuanku, aku memacari mereka dan menikmati mereka lalu aku tinggalkan mereka begitu saja, keseharianku di isi dengan hal negatif, aku hobi tawuran dengan anak-anak kampung sebelah, aku selalu membuat onar di sekolah dan di tempat tinggalku. Aku menikmati hal itu karena kehidupan keluargaku yang hancur, ibuku pergi meninggalkan aku dan ayahku saat ayahku bangkrut, dia tega meninggalkan kami dan lebih memilih lelaki lain, hal itu yang membuatku sangat marah kepadanya dan mungkin itu alasan kenapa aku selalu mempermainkan wanita.
Namun suatu ketika aku pernah melihat seorang wanita yang sedang diganggu oleh pria, aku kasihan melihat wanita itu yang menangis karena ketakutan, spontan aku menghajar pria yang mengganggu wanita itu. Dia sangat berterimakasih kepadaku, dan sejak saat itu dia menjadi semakin dekat denganku. Kami menjadi sahabat yang saling mengingatkan, yah sebenarnya dia yang selalu mengingatkanku untuk tidak nakal, sedang aku hanya menjadi semacam pelindungnya agar dia tidak diganggu oleh pria lain, mungkin dia adalah satu-satunya wanita yang tak pernah aku permainkan, aku sangat menghargainya sebagai seorang sahabat.
Suatu ketika, aku sedang menyakiti pacarku, aku membuatnya menangis dan meninggalkannya begitu saja, dan ketika berjalan pergi, aku didekati oleh sahabatku dan dia menangis dengan wajah yang sangat menyedihkan, dia membuatku tak bisa marah kepadanya, dia melihat perlakuanku kepada wanita yang membuatnya sedih, dia memohon kepadaku agar aku berjanji untuk tidak lagi menyakiti wanita, aku yang seakan menjadi patung akhirnya mengiyakan permintaannya, dan sejak saat itu aku tak pernah lagi mempermainkan wanita.
Beberapa bulan kemudian dia pergi, pindah ke kota lain mengikuti orang tuanya, namun dia berjanji kepadaku akan kembali lagi dan sekolah bersamaku. Sejak kepergian sahabatku, aku sepat berpacaran dengan seorang wanita yang menurutku sangat baik, dia wanita yang perhatian kepadaku dan aku sangat menyayanginya. Ketika aku bersama pacarku, sahabatku kembali ke kotaku, dia bersekolah bersamaku dan terkadang membuat pacarku cemburu, namun sahabatku bisa menjelaskannya dan akhirnya tidak ada lagi kesalah pahaman.
Ketika aku memutuskan bersama dengan pacarku, ternyata takdir berkata lain, dia meninggal karena sebuah kecelakaan, hal itu sangat membuatku terpukul, hampir 1 tahun aku merasa kehilangan dia, aku tidak bisa melupakannya untuk mencari penggantinya. Sahabatku selalu mendukungku, dia selalu memberikan nasehat agar aku mau mengikhlaskan pacarku, dia selalu ada untukku di kala aku ingin curhat, di kala aku sedih dan merasa kesepian. Dan aku semakin dekat dengan sahabatku, aku merasa nyaman ketika bersamanya, dan aku merasa bahwa dia adalah wanita yang sangat mengerti keadaanku.
Di saat aku senang dengan kedekatanku dengan sahabatku itu, dia malah pergi ke luar kota untuk mengikuti orang tuanya yang pindah, aku sempat kecewa dengan keputusannya, namun dia meyakinkan bahwa suatu ketika dia pasti akan kembali bersamaku, dan sebelum pergi dia sempat menitipkan sebuah surat kepadaku. Ketika aku membaca surat itu, aku meneteskan air mata, aku merasa bahwa aku adalah orang yang sangat bodoh. Dalam surat itu, dia mengungkapkan rasa cintanya kepadaku, dia sudah lama menyukaiku, namun dia tidak mau menganggu kehidupanku apalagi ketika aku bersama pacarku dulu, dia mampu memendam rasa cintanya dan bersabar kepadaku, dia memintaku berjanji beberapa tahun lagi ketika aku sukses, aku diminta untuk datang ke kotanya dan melamarnya, dia akan selalu menungguku hingga siap.
Setelah membaca surat itu, aku merasa memiliki semangat hidup, aku menyadari kesalahanku, dan aku masih diberikan kesempatan. Sejak saat itu aku terus berusaha untuk berkembang, hingga akhirnya aku cukup sukses dengan usahaku, dan aku segera menepati janjiku. Aku berangkat menuju kotanya, aku datang dengan niat baik untuk segera meminangnya. Setelah lama mencari alamatnya, akhirnya aku sampai di sebuah rumah kecil yang sangat rapi, aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam, kemudian seorang wanita membukakan pintu itu, matanya berkaca-kaca melihatku datang, dia langsung memelukku dengan isak tangis kebahagiaan, ternyata dia benar-benar menungguku selama ini, dan kini aku datang untuknya. Tak butuh waktu lama, kami akhirnya menikah dan kini aku hidup bahagia dengannya, aku sudah meninggalkan dunia hitamku, dan kini aku mencoba untuk menjadi kepala keluarga yang baik untuk istri dan anak-anakkku yang sangat aku cintai, yah sahabat itu adalah jodohku.
0 comments:
Post a Comment