Suatu ketika di tahun 2000an, di sebuah kota kecil hiduplah dua orang anak kecil, yang pertama adalah seorang lelaki yang masih kelas 6 SD, sedangkan adiknya kelas 2 SD, keduanya hidup bersama ayahnya saja, yah orang tuanya sudah lama bercerai, dan ibunya tinggal di rumah orang tuanya di kota sebelah yang berjarak sekitar 30km. Namanya anak kecil, mereka tidak bisa jauh dari orang tuanya, walau mereka bersama ayahnya, namun mereka terus merindukan ibunya. Sebenarnya sang ayah memberikan anaknya kesempatan untuk mengunjungi ibunya setiap satu bulan sekali, namun mereka memang anak kecil.
Suatu ketika sang adik merengek kepada ayahnya meminta untuk datang ke rumah ibunya, sang kakak juga ikut merengek kepada ayahnya, mereka rindu kepada ibunya sendiri, namun sang ayah melarang mereka untuk menemui ibunya karena minggu sebelumnya mereka sudah mengunjungi ibunya itu. Yah namanya juga anak-anak, mereka malah menangis dan memaksa ayahnya, namun sayang sang ayah tak juga mengizinkan mereka.
Akhirnya sang kakak nekad mengajak adiknya menemui ibunya, tanpa sepengetahuan ayahnya, mereka yang tak punya uang untuk naik kendaraan ke rumah ibunya, nekad mengajak adiknya untuk berjalan kaki menempuh jarak 30km itu demi melepas kerinduan dengan ibunya. Mereka hanya membawa uang 3 ribu saja, itupun disimpan kalau-kalau mereka lapar di tengah jalan.
Perjalanan jauh itu terasa sangat melelahkan bagi kedua anak kecil ini, kaki lemah mereka dipaksakan untuk menempuh jarak yang sangat jauh, namun mereka nekad demi bertemu ibunya. Di tengah jalan mereka sempat membeli jajanan untuk mengganjal perut mereka yang sudah lapar, dan setelah lama menempuh jalan akhirnya mereka tiba di rumah ibunya. Namun sayang sekali, ternyata rumahnya terkunci, tidak ada orang di sana sama sekali, mereka sangat kecewa melihat keadaan itu, dan sang adik sempat menangis memanggil-manggil ibunya, namun tak ada jawaban dari dalam rumah. Setelah menunggu satu jam di rumah sang ibu, mereka sepertinya menyerah dan akhirnya memutuskan untuk pulang dengan kekecewaan.
Sepanjang perjalanan mereka merasakan lapar dan sedih, namun karena tak memiliki uang lagi, mereka hanya bisa meratapi keadaan. Karena lapar, sang adik kelelahan di tengah jalan, sehingga mereka harus istirahat berkali-kali di tengah jalan pulang. Dengan keadaan lapar dan kecewa, jalan mereka jadi lambat, ditambah hujan yang turun, sehingga mereka harus berteduh terlebih dahulu menunggu reda.
Karena perjalanan yang terhambat, mereka sampai di rumah ayahnya terlambat, malam hari mereka baru sampai di rumah, dan sang ayah menyambut mereka dengan kemarahan. Sang ayah mengambil sapu memukuli sang kakak, kemudian sang adik dijewer dan dimarahi habis-habisan. Ayahnya kemudian memeluk mereka yang sedang menangis, sang ayah ikut menangis dan meminta maaf karena menyakiti anaknya itu. Sang ayah lepas kendali memukuli anaknya bukan karena benci, sang ayah justru sangat khawatir karena anaknya itu dikira hilang diculik, karena saat berangkat mereka tak berpamitan.
Beberapa waktu dari kejadian itu, sang ayah akhirnya menceritakan kisah yang selama ini dia rahasiakan tentang kepergian ibunya dan kemarahan ayah terhadap mantan istrinya itu, yah cerita itu diceritakan ketika sang anak sudah cukup besar dan mampu memahami keadaan. Jadi ceritanya sang ibu diceraikan ayahnya karena dulu sang ibu ketahuan selingkuh, dan bukannya meminta maaf tapi sang ibu malah kabur dengan selingkuhannya yang akhirnya menjadi suami barunya itu, sejak itu sang ayah sangat marah dan benci dengan mantan istri yang dianggap menelantarkan keluarganya itu. Ketika sang ayah mengijinkan anaknya bertemu ibunya, sebenarnya itu adalah hal yang sulit dan terpaksa, karena sang ayah hanya tak tega melihat anaknya rindu dengan sang ibu. Sungguh terkadang ada alasan yang menyedihkan di balik perbuatan yang terkesan buruk, jika kita mampu memahami dan mengerti.
0 comments:
Post a Comment