Sesampainya di rumah saudara saya setelah hampir 4 jam menemukan alamatnya, bukannya saya disambut oleh saudara saya itu, namun malah istrinya yang menyambut saya dan teman saya saat itu, terlihat juga adik perempuannya yang masih berumur 10 tahun, mereka tersenyum kepada saya namun bukan senyum bahagia menyambut saudaranya. Entahlah, saat itu saya merasakan ada aura tidak enak di sana saat kami sampai.
"akhirnya ketemu juga yah?", tanya istri saudara saya,
"iya nih, tadi kesasar dulu di jalan hehehee", jawab saya
"ya udah sini masuk rumah aja, sambil istirahat dulu, kalian pasti lelah", jawab istri saudara saya.
Setelah bersalaman dengan dia dan adiknya, akhirnya saya dan teman saya masuk ke dalam rumah saudara itu untuk duduk dan melepas lelah kami yang hampir 4 jam di jalanan. Tidak berselang lama kemudian dia membawakan teh manis untuk kami, tak pikir panjang kami langsung meminumnya karena jujur kami sangat kehausan saat itu, cuaca saat itu memang sangat panas. Setelah ngobrol beberapa menit, kemudian saudara saya datang dan menemui saya, saya melihat jam yang memang sudah agak sore saat itu, jadi saya langsung saja mengutarakan perihal kedatangan saya ke sana. Yah saat itu saya mau menagih hutang dari saudara saya itu, dan dia diam sebentar sambil menundukkan kepalanya, "wah hawanya gak enak", dalam hati saya. Benar saja, saat itu dia menjelaskan bahwa uang yang mulanya akan digunakan untuk membayar hutang kepada saya ternyata dipinjam oleh mertuanya, jadi saat itu dia tidak bisa membayar hutangnya kepada saya. Langsung lemas ini badan, pikiran semakin gak konek aja, dan rasa kecewa merasuki dada saya saat itu, "sudah jauh-jauh datang dan ternyata hasilnya nihil" dalam hati saya ngedumel.
Dengan muka kecewa saya segera saja pamitan kepada saudara saya dan keluarganya saat itu, yah mereka tahu kekecewaan saya namun mereka tak bisa berbuat apa-apa karena memang saat itu mereka sedang tak memiliki uang untuk membayar hutang.
Jam 5 sore di cuaca yang masih terasa panas, saya dan teman saya segera saja melanjutkan perjalanan pulang kami, karena kami takut kemalaman di jalan. Sepanjang perjalanan saya terdiam, banyak yang melintas di pikiran saya saat itu, dan teman saya yang tahu bahwa saya sedang punya masalah akhirnya hanya diam saja. Setelah hampir setengah jam kemudian dia menanyakan sesuatu yang menurut saya sangat mengagetkan, "pacar kamu gak hubungin kamu apa?"
sedikit terdiam dan saya sontak menjawab "kok kamu tahu si?",
dia terkesan menyembunyikan sesuatu, karena dia langsung menjawab seadanya dan langsung mengalihkan perkataan tadi "gak tanya aja sih".
Perasaan di dalam hati semakin tidak tenang saat itu, entah apa yang terjadi hari ini, dalam hati saya terus marah-marah, dan seperti saat berangkat tadi, beberapa kali motor saya menghantam lubang jalan dan hampir menyerempet kendaraa lain. Teman saya terus memaksa untuk bergantian, kayaknya sih dia takut dengan laju motor saya yang ngawur, namun saya enggan berhenti dan terus melaju.
Di tengah perjalanan akhirnya saya mampir dulu ke salah satu rumah makan, di sana kami istirahat dan makan terlebih dahulu, yah saat itu saya merasa sangat lapar setelah dari siang di jalan dan belum makan nasi. Sambil menunggu makanan disajikan, saya sempat melihat hp saya, barangkali pacar saya sms, namun nihil. Setelah beberapa saat saya memutar-mutar hp tak jelas, akhirnya saya nekad sms kepada pacar saya,
"sombong banget nih, sibuk banget apa sampe lupa pacarnya gitu", sms saya kirimkan. Setelah menunggu beberapa lama, masih juga belum ada balasannya juga, saya juga sempat menelponnya, namun sepertinya tak diangkat. Ah saya postif thinking aja, mungkin dia lagi sibuk di rumah.
Setelah makan dan membayar, akhirnya kami melanjutkan perjalanan pulang dengan santai dan disertai beberapa candaan, sepertinya saya sudah mulai lupa dengan emosi saya saat itu. Entah kenapa cuaca yang dari tadi panas, tiba-tiba turun hujan dengan cukup deras, saya yang ingin segera istirahat karena lelah akhirnya memutuskan untuk segera meluncur pulang di bawah derasnya hujan.
Jam 7.30 malam saya sampai di rumah setelah sebelumnya saya mengantarkan teman saya ke rumahnya. Setelah mandi dan rebahan di depan tv, lalu saya menceritakan kejadian tentang saudara saya kepada orang tua saya dengan nada kecewa dan marah, orang tua saya yang mendengarnya juga ikut marah dengan saudara saya, dia tidak menepati janjinya karena tidak bisa membayar hutangnya. Setelah selesai curhat dengan orang tua, saya kemudian masuk ke kamar dan istirahat, saya cek hp saya kembali berharap pacar saya akan membalas sms saya atau menelpon saya, namun masih tetap nihil. Akhirnya saya nekad menelponnya lagi, namun kali ini dia mematikan telepon saya, WHAT?!
Beberapa saat kemudian dia yang balik telepon, saya senang melihat ada panggilan darinya, dan dengan cepat saya mengangkat telepon itu,
"haloo, kok sms aku dari tadi gak dibales si? Sibuk terus yah km yank?", spontan saya,
"Assalamu'alaikum...", jawab dia dengan suara datar,
"oh iya belum salam heee, iya wa'alaikum salam sayang...", jawab saya.
"aku mau ngomon penting yah, kamu dengerin yah", dia melanjutkan suaranya dengan dingin,
"iya ada apa sih? Kangen yah? maaf tadi aku ke tempat saudara di kota sebelah", jawab saya.
"oohh, gini...", dia bicara sambil terbata-bata,
"gini apa yank, ngomong aja lagi gak usah ragu-ragu", jawab saya
"emmm...kita jadi teman aja yah", dia jawab dengan suara serak,
"maksudnya yank?", tanya saya heran,
"iya kita jadi teman aja, kita akhiri hubungan pacaran kita ini", jawab dia sambil nangis
JEDERRRRR.... Suara petir menyambar di langit! Namun suara petir itu seperti tak ada artinya setelah suara pacar saya yang dengan tiba-tiba memutuskan saya saat itu.
Saya terdiam, pendangan saya menatap lampu, tapi rasanya gelap, hp saya jatuhkan, saya seperti sedang bermimpi saat itu, sungguh sesuatu yang sangat mengerikan saat itu, ditambah dengan hujan yang semakin derasnya di luar rumah. Pacar saya menelpon saya lagi, dia sepertinya tahu saya tak lagi mendengarnya bicara di telepon, namun saya shock dan tak mempedulikan telpon darinya hingga hampir 5x dia mencoba menelpon saya. Lalu dia mengirmkan sms, saya mencoba membacanya "maaf keputusan ini mendadak, aku udah mikirin selama satu minggu, dan aku mohon kamu nerima keputusanku, kita putus tapi kita tetap jadi teman ya", membaca sms itu saya bertambah shock, hampir saya meneteskan air mata saya membaca sms itu, namun segera saya bangkit dari rasa kaget itu, saya segera menghubunginya dan meminta penjelasan darinya. Saya sungguh kalap saat itu, saya membentaknya dan memarahinya, saya tidak terima dengan keputusannya yang memutuskan saya secara sepihak, namun hasilnya pun masih nihil, tekadnya sudah bulat untuk memutuskan saya.
Sejak kejadian itu, sepanjang malam saya melamun, saya tidak bisa berkata apa-apa, saya hanya berharap itu hanya mimpi, saya berharap dia akan menelpon saya kembali dan meminta maaf, saya berharap dan terus berharap, namun paginya saya sadari bahwa itu nyata dan memang terjadi. Yah, seorang wanita yang sangat saya sayangi selama 2 tahun tiba-tiba memutuskan saya, tanpa ada penjelasan yang bisa saya terima, dia hanya berkata bahwa kita tidak cocok! Itu saja? Kenapa? Saya sempat meminta dia memberi waktu, namun dia sepertinya sangat kukuh dengan keputusannya, yah saya bukanlah pengemis cinta, saya tidak akan mengemis untuknya. Setelah beberapa hari, saya mulai menyelidiki alasan dia memutuskan saya, hingga akhirnya saya tahu bahwa dia memilih pria lain yang merupakan pegawai di tempat KKP-nya, dia lebih memilihnya karena menurut dia dan keluarganya, pria itu lebih dewasa. Saya sangat marah ketika mendengar alasan itu, saya segera menghubunginya dan memakinya, saat itu dia malah marah kepada saya dan mengatakan bahwa saya selama ini hanya main-main dengannya, dia berkata bahwa pilihannya dan keluarganya (pria ini) lebih tepat. PERS*TAN!!!! Wanita yang selama ini saya sayangi, keluarga yang saya pikir sudah merestui, ternyata dibelakan mereka seperti menusuk saya, mereka lebih memilih pria lain yang baru dikenal selama 2 minggu dan membuang saya yang sudah 2 tahun bersamanya, F**K!!! Saya sangat emosi kepadanya, keluarganya, pria teman kantornya, dan teman saya yang ternyata sudah tahu namun tidak memberitahu saya, mereka seakan bersekongkol di belakang untuk menghancurkan saya.
Kearahan saya terus menjadi, orang yang selama dua tahun adalah wanita yang saya sayangi kini menjadi wanita yang sangat saya benci, keluarga mereka seperti musuh bagi saya, dan teman yang menyembunyikan hal ini di belakang saya, ah dia bukan teman saya, sejak saat itu saya seakan tak menaruh kepercayaan kepadanya sama sekali.
Hampir 2 tahun berlalu, banyak pelajaran yang saya dapatkan saat itu, untuk move-on saya membutuhkan waktu yang sangat lama, tahu kenapa? Dia adalah pacar pertama saya!. Selama dua tahun ini, saya tidak pernah lewat depan rumahnya, saya tidak pernah menyapanya, saya juga tidak pernah menghubunginya lagi, semua kenangan bersamanya sudah saya hapus, dan seberapa kerasnya saya mencoba, dia tetap tak bisa hilang dari ingatan saya. Hingga saat ini, SAKIT yang saya rasa jika mengingatnya.
Jum'at, tanggal 13, hari dimana saya membuat kesalahan kepada Allah Swt, dan saya disadarkan, saya kehilangan beberapa hal, dan saya kecewa hingga saat ini, sungguh saya merasa menyesal, andaikata paginya saya tak terlambat sholat subuh, andaikata siangnya saya mau sholat jum'at, andaikata saya tidak ke kota sebelah, andaikata saya tahu terlebih dahulu, andaikata andaikata andaikata.... Arrgghhh dan semua itu sudah terjadi. Semua akibat pasti ada sebabnya, semua yang terjadi ada hikmahnya, saya terus berjuang untuk melanjutkan hidup, seperti penggalan lirik lagu The Beatles - obladi obalada "life must go on brah".
0 comments:
Post a Comment