Hari ini saya mencoba mengingat-ingat kejadian yang dulu pernah saya alami, tepatnya di hari jum'at, pada tanggal 13, dan tepatnya itu adalah hari terburuk yang mungkin hingga saat ini belum pernah tergantikan sama sekali, yah hari itu adalah hari paling bersejarah dalam hidup saya, paling tidak setelah hampir 2 tahun berlalu. Saya mencoba menulisnya sambil mengingat-ingat kejadiannya secara detail, karena jujur selama hampir 2 tahun saya mencoba melupakan kisah pahit saya itu, dan semoga saya benar-benar bisa melupakannya atau paling tidak saya bisa menganggapnya sebagai pelajaran yang berharga tanpa harus mengecewakan saya kembali.
Jumat pagi, tanggal 13 tepatnya, saya bangun dengan kebiasaan lama saya, yah bangun siang, tanpa solat subuh, tanpa membantu pekerjaan orang tua di rumah, dan tanpa rasa bersalah kepada Allah Swt maupun orang tua saya. Saya bangun dengan badan yang pegal-pegal tak seperti biasanya, masih dengan malas saya mencoba bangkit dari kasur saya yang empuk dan selimut bau yang sudah lama tidak tercuci, bantal yang kotor juga masih menjadi sarang terbaik untuk saya pagi itu. Dengan badan yang terasa berat, mata yang masih enggan terbuka lebar, saya paksakan ke dapur. Hal pertama yang saya lakukan saat itu adalah membuat kopi, itu adalah kebiasan saya setiap pagi dari bangun, saya selalu membuat kopi untuk modal awal menatap hari (yang sudah terlambat). Iseng saya membuka HP saya, berharap ada sms atau telepon dari pacar untuk membangunkan saya, namun nihil! Yah memang sudah hampir 1 minggu kami tidak berhubungan, dia seakan menghindar, tak pernah telepon, sms, apalagi menemui saya. Namun saat itu saya pikir tak ada yang aneh, dia memang sedang melakukan KKP di salah satu instansi. Oh iya, saat itu saya adalah mahasiswa semester 4, dan kami sudah mulai melakukan KKP karena kami menempuh program studi diploma selama 3 tahun. Saya dan pacar saya adalah mahasiswa dari salah satu kampus yang sama, satu jurusan, namun berbeda kelas, kami sudah hampir 2 tahun berpacaran tanpa ada masalah yang berarti.
Sekitar jam 10 pagi saya selesai mandi, sarapan, dan berpakaian rapi, saat itu saya berniat menuju ke tempat saudara saya di kota sebelah untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Saya berangkat dengan perasaan yang tidak enak, jam 11 siang saya mondar-mandir di sekitar kota saya mengendarai motor tanpa tujuan yang jelas, entah kenapa pikiran saya seakan kacau saat itu. Kemudian jam 11 siang, saya mengirmkan sms kepada teman saya, intinya saya mengajaknya menuju kota sebelah untuk menuju rumah saudara saya, dia mau saja tapi dengan syarat berangkat jam 1 siang karena saat itu dia ada urusan. Yah saya hanya bisa mengiyakan saja, karena memang saat itu tepat hari jum'at, dimana kaum muslim memiliki kewajiban untuk melakukan sholat jum'at, kalaupun saya memaksakan berangkat maka kami hanya akan kehabisan waktu di jalan. Beberapa menit kemudian, saya yang sedang kacau, entah setan apa yang merasuki hati dan pikiran saya, di jalanan yang ramai saya malah bengong dan hampir saja ditabarak oleh ibu-ibu yang sedang berkendara, saat itu saya kaget dan reflek menghindar, namun ibu-ibu itu seakan tidak terima dan memaki-maki saya di jalan, ah persetan kata saya dalam hati, segera saya kabur menghindari ibu-ibu itu.
Jam 11.30, saya berniat mencari masjid untuk sholat jum'at, namun entah setan apalagi yang berhasil merasuki saya, bukannya mencari masjid untu ikut sholat jum'at, saya malah masuk ke warung makan, hanya untuk menghindari sholat jum'at. Entah kenapa saat itu saya sangat enggan untuk sholat jum'at, tanpa rasa bersalah saya bolos dari kewajiban saya kepada Allah Swt. Di warung itu, saya duduk-duduk dengan beberapa pelanggan yang sepertinya sama-sama bolos dari kewajiban. Saat itu saya sebenarnya tidak lapar atau haus sama sekali, saya masuk ke sana hanya untuk mencari tempat sembunyi dan bolos dari kewajiban.
Jam 12.30, sepertinya para jamaah sholat jum'at sudah mulai kembali ke aktivitasnya masing-masing, saya kemudian beranjak dari warung penuh dosa itu (salah kami sendiri sih). Saya langsung menjemput teman saya untuk segera menuju ke kota sebelah guna menemui saudara saya. Tepat jadwal, jam 1 siang saya berboncengan dengan teman saya, meluncur menuju kota sebelah mencari rumah saudara saya. Mencari, yah mencari karena saya dan teman saya tidak benar-benar tahu rumahnya sama sekali, panduan kami hanya sms dari saudara saya itu.
Selama perjalanan, saya sering melakukan kesalahan, entah menabrak lubang jalan, atau hampir menyerempet kendaraan lain, bahkan teman saya berkali-kali meminta saya untuk pindah ke belakang dan menyuruhnya untuk bergantian mengendarai sepeda motornya, namun saya menolaknya. Dia seakan mencium hal aneh yang saya alami, dia tahu saya sedang kacau, kacau karena kuliah saya yang penuh dengan tugas, kacau dengan pacar saya yang seakan menghindar, kacau dengan urusan bisnis saya yang saat itu memang saya merasa ditipu oleh saudara saya sendiri. Sungguh berat beban saya saat itu, lelas, pusing, dan seakan tak menumkan jalan dari segala masalah yang sudah hampir beberapa lama menumpuk. Di perjalanan pun saya berkali-kali nyasar, kalau dihitung mungkin ada 5 kali lebih saya nyasar sehingga jarak tempuh yang seharusnya hanya 1-2 jam, harus kami tempuh dalam waktu hampir 4 jam.
Setelah 4 jam berjuang di atas aspal, akhirnya saya sampai di rumah saudara saya, dan saya disambut oleh seseorang, namun bukan orang yang saya harapkan saat itu...
0 comments:
Post a Comment