Kisah Inspirasi, Bertaubatnya Pegawai Bank

Ada seorang pria berumur 40 tahun, sebut saja namanya anton, dia adalah seorang pegawai di salah satu bank, dia memiliki jabatan yang tinggi di bank tersebut, dengan gaji tinggi dan diberikan sebuah mobil inventaris oleh pihak bank. Kehidupannya terkesan nyaman dan tentram dengan pekerjaannya itu, keluarganya harmonis, dengan istri yang menjadi seorang ibu rumah tangga, dan kedua anaknya yang masih sekolah.

Keadaan itu berubah ketika tak sengaja pada suatu hari anton menelpon seseorang, dia adalah salah satu pengusaha sukses di daerahnya, dan anton berusaha untuk menawarkan pinjaman untuknya. Dengan suara halus khas pegawai bank, anton menghubunginya melalui telepon, setelah sedikit berbasa-basi akhirnya anton mulai menawarkan pinjaman kepada orang itu. Dengan menjelaskan segala tetek bengek peraturan dan bunga serta cicilan yang meringankan, anton dengan percaya diri menawarkannya, namun orang itu seakan diam dan hanya mendengarkan anton bicara. Kemudian setelah anton selesai menjelaskan, barulah orang itu menjawab dengan suara yang serak-serak basah dan halus namun sangat jelas, dia menjelaskan tentang bahaya riba bagi manusia, bukannya menjawab tawaran pinjaman anton, namun dia malah menjelaskan tentang hukum riba dalam islam secara gamblang dan jelas, saat itu anton yang tadinya lancar bicara kemudian mulai diam dan hanya mendengarkan saja. Setelah selesai, anton agak sedikit emosi dengan jawaban pengusaha tadi, kemudian dia segera pergi ke luar dan mencari pemandangan hijau untuk menenangkan pikirannya.

Setelah kejadian tersebut, hari-hari anton seakan dihantui dengan kata-kata orang yang dulu menjelaskan hukum riba dalam islam, dia selalu memikirkan hal itu. Akhirnya hal itu membuatnya tidak tenang, pekerjaannya tidak beres, istrinya sering menjadi sasaran kemarahannya ketika dia sedang pusing, dan anak-anaknya seakan tidak ia pedulikan, kehidupan anton semakin kacau karena memikirkan kata-kata orang itu. Beberapa waktu kemudian anton sholat jum'at, dan saat itu sang khatib juga berkhutbah tentang bahaya riba, mendengar khutbah itu, seketika anton meneteskan air matanya, dia menyadari kesalahannya dan berniat untuk bertaubat. Selepas sholat jum'at, anton segera pulang ke rumah, dia meminta izin kepada istrinya untuk keluar dari bank karena dia takut dengan dosa dari riba yang selama ini dia jalani, sang istri awalnya menolak namun anton tetap meluruskan niatnya.

Besoknya anton menghadap atasan, dia mengundurkan diri dari bank dengan alasan karena takut dengan dosa riba, saat itu semua karywan tertawa dan menganggap anton adalah orang aneh yang tidak tahu untung, sudah mendapatkan jabatan yang enak dengan gaji besar malah melepaskannya, namun anton sudah nekad dan lurus dengan niatnya, jadi tidak ada yang menghalanginya untuk menjalankan niat baiknya itu. Semua barang kantor dia kembalikan, dan dia menjual semua harta kekayaannya untuk disedekahkan, dia berfikir bahwa semua yang dimilikinya selama ini adalah hasil riba dan itu adalah hal yang haram baginya.

Anton memilih hidup sederhana dan menjadi pedagang di pasar, dia menggunakan uang dari sisa kekayaannya yang dia anggap adalah uang halal. Awal jualan dia sering sedih dengan kehidupannya yang susah, sering juga dia bertengkar dengan istrinya karena keputusannya untuk keluar dari bank, terkadang anak-anaknya hidup dalam kekurangan karena penghasilan anton saat itu sangat kecil dari hasil berdagang. Namun setelah beberapa lama, akhirnya mereka mulai terbiasa dengan kehidupan sekarang, mereka bisa menerima apa yang mereka dapatkan sekarang dan kehidupan mereka malah berubah menjadi damai dan sejahtera tanpa dikejar-kejar rasa dosa dan bersalah.

Bagi anton dan keluarganya, semua yang mereka tinggalkan dulu adalah pilihan yang tepat sebelum terlambat!

Updated at: 11:21 PM

0 comments:

Post a Comment