Suatu ketika di sudut kota ini ada sepasang kekasih yang memadu cinta, mereka adalah Rizal dan Marni, keduanya adalah siswa SMA. Kisah cinta kedua remaja itu seperti kisah cinta remaja lainnya, mereka saling mencinta dan berharap suatu saat nanti akan menikah dan menjalani bahtera rumah tangga.
Memasuki kelas 2 SMA, kehidupan masing-masing remaja ini mulai mengalami perubahan, rizal mulai mengenal dunia luar, dia mulai berteman dengan teman nakalnya, mulai mengenal minuman keras, merokok, dugem, dan kelakuan negatif remaja lainnya, sedangkan marni mulai menyadari kesulitan ekonomi orang tuanya, kini dia mulai menyadari bahwa hidup ini bukan hanya sekolah dan main-main saja, akan tetapi juga mencari uang. Dengan perubahan kehidupan yang dirasakan, kedua remaja ini masih sanggup mempertahankan hubungan mereka.
Lulus dari SMA, rizal merantau ke kota untuk bekerja di pabrik, marni memilih pergi ke luar negri menjadi TKW agar kehidupan keluarganya membaik, saat itu mereka berpisah beberapa lama, namun masih menjaga hubungan asmaranya. Hingga tiba saat mereka kembali ke kampung halaman untuk mudik, rizal sudah tidak bekerja di pabrik karena kontraknya habis, begitu pula dengan marni yang tidak betah di negri orang dan memilih untuk pulang kampung saja. Mereka yang sudah lama tak bertemu akhirnya memadu kasih dan melepas rindu, dan hal yang tak seharusnya terjadi mereka lakukan juga. Kejadiannya di rumah marni, saat itu rumah marni sepi dan hanya mereka berdua saja di rumah itu hingga akhirnya mereka melakukan hubungan suami istri yang seharusnya tak mereka lakukan. Saat sedang melakukan hal itu, tanpa diperkirakan ternyata ayah rizal datang ke rumah marni karena mencari rizal, dan ayahnya memergoki rizal sedang melakukan hal itu dengan marni, sontak saja ayahnya marah dan memukul wajah rizal, ayahnya marah-marah dan memaki kedua remaja ini. Ternyata hal itu membuat keduanya malu, rizal langsung melarikan diri ke kota untuk menutupi malunya, dan marni ikut menyusul dan mereka nekad hidup di tanah rantau tanpa persiapan dan tanpa uang saku.
Mereka tinggal di salah satu kontrakan, berdua menjalani kehidupan kumpul kebo-nya, kebutuhan sehari-hari mereka ditopang oleh kebaikan teman-temannya yang kasihan dengan mereka yang berstatus pengangguran di kota rantau. Setelah beberapa bulan, akhirnya rizal mendapatkan pekerjaan di salah satu pabrik besar, dia mulai bekerja di sana dan marni masih tetap tinggal di kontrakkan layaknya istri, namun setelah beberapa bulan akhirnya marni memutuskan untuk mencari kerja juga di sana.
Kehidupan yang menyulitkan mereka selama beberapa lama akhirnya berakhir, kini rizal adalah buruh pabrik dengan penghasilan yang besar, dia mampu membeli 2 mobil dan memenuhi keinginannya yang dulu belum kesampaian, dia juga tak lupa mengirimkan uang ke rumah untuk orang tuanya, begitu juga dengan marni yang akhirnya bisa merubah keadaan ekonomi keluarganya dan membuat mereka sedikit bisa bernafas dengan uang hasil kerjanya.
Sepulangnya mereka ke kampung halaman, keluarga marni meminta rizal untuk menikahi marni karena keluarganya tidak ingin anak mereka menjadi seorang wanita yang buruk karena terus menjalani kehidupan kumpul kebo dengan rizal. Namun ayah rizal tidak menyetujui hubungan mereka, ayah rizal menganggap marni bukan wanita yang baik dan ayahnya bersikeras untuk tidak merestui mereka menikah. Namun bukan anak muda kalau tidak nekad, dengan sedikit ancaman dari remaja ini akhirnya mereka menikah secara diam-diam dan resmi menjadi sepasang suami istri yang sah. Kini mereka menjadi sebuah keluarga muda yang masih mencoba peruntungannya, namun kini mereka hidup di kampung, mereka menggunakan sisa hasil kerja mereka dulu untuk membangun usaha di kampung.
Yah memang ini bukan sebuah kisah cinta yang menginspirasi, namun setidaknya ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini, janganlah kita menjadi orang yang melanggar hukum dan melakuka hal yang bukan hak kita, ingatlah kita mungkin tak seberuntung mereka yang kini bisa dibilang sukses.
0 comments:
Post a Comment