Kisah Perjalanan Naik Kereta Api Serayu Malam

Ini adalah kisah saya ketika naik kereta api, yah mungkin saja hanya sebuah kisah yang berkesan untuk saya pribadi, namun semoga ada satu dua pembaca yang merasakan hal yang sama seperti saya. Kisah ini adalah perjalanan saya dari Jakarta menuju ke Purwokerto menggunakan kereta api serayu malam.

Saat itu hari minggu, saya berniat menuju ke Purwokerto, sebuah kota di Jawa Tengah, saya memang memiliki kepentingan yang lumayan buru-buru jadi besoknya harus sudah di sana. Saya coba cek tiket kereta ternyata hanya tersisa kelas eksekutif dan bisnis yang harganya lumayan mahal bagi saya, yang tersisa hanya serayu malam yang harganya cukup murah yaitu sekitar 70 ribu saja, namun awalnya saya tidak mengambilnya karena saya tau kalau jalur yang dilalui KA serayu adalah jalur selatan yang artinya memakan waktu lebih lama karena harus muter melewati jawa barat. Saya coba cari tiket bus, tapi saat itu sedang musim hujan, saya takut kalau di jalan macet dan saya juga takut kenapa-kenapa karena supir bus biasanya ugal-ugalan (gak semua juga). Karena saya lebih mementingkan aspek ini dan itu, terpaksa akhirnya saya mengambil tiket kereta Serayu, saya memesan tiket online untuk 2 orang, karena saya berangkat dengan ayah saya, harganya 140ribu ditambah biaya admin 7.500 jadi totalnya 147.500, lumayan murah dengan pelayanan yang bagi saya cukup baik.

Jam 8 malam kami berangkat ke stasiun senen, sengaja saya berangkat lebih awal karena saya pernah ketinggalan kereta dan itu sangat membuat saya trauma. Sampai di stasiun senen jam 8.30 malam, saya masuk ke dalam, setelah melewati pengecekan tiket akhirnya saya dan ayah langsung masuk ke dalam kereta. Saat itu saya duduk di bangku nomor 12d dan ayah saya di bangku nomor 12e, berhadapan dengan sepasang kekasih yang menurut saya sangat menyebalkan.

Tepat jam 9 malam, kereta berangkat diiringi do'a naik kendaraan yang saya ucap dalam hati meminta keselamatan dan kelancaran kepada Allah Swt. Sambil membuka browser dari smartphone, saya iseng mencari jalur perjalanan KA Serayu, saat itu saya melihat bahwa perjalanan ini hampir memakan waktu 11 jam, berhenti di hampir 10 stasiun lebih, dan harus mengalah dengan kereta lain yang melintas (nasib naik kereta dengan biaya tiket paling murah). Di sepanjang perjalanan itu, saya sangat jengkel dengan pasangan yang ada di depan saya, mereka itu yah, sudah tua (mungkin kepala 3), tapi gayanya kayak anak umur belasan aja, pacaran di depan saya dan ayah saya tanpa ada rasa risih atau malu, pegang-pegangan, terus gombal-gombal gak jelas, eh malah tidurnya dipangku gitu, gila banget nih dua orang gak tau tempat. Mereka juga seakan acuh, nanya juga enggak, ditanya jawabnya cetus banget, amit-amit deh. Melihat kelakuan pasangan alay ini, saya pasang earphone terus nyalain mp3 yang muter lagu klasik dari The Beatles, GNR, Alesana, Rolling Stones, Queen, dan band lain yang memang idola saya. Duduk manis, tepat di bawah AC, musik didengerin dengan suara pol, akhirnya mata mulai ngantuk juga, jam 11an saya bisa merem di kereta barang sebentar buat istirahatin badan yang emang udah capek banget.

Sekitar jam 12 malem, kereta berhenti di salah satu stasiun, saya keluar buat ngrokok ngilangin penat di kereta (di bawah tulisan peringatan "No Smoking"), ngrokoknya bareng petugas kereta juga loh, asyk gak tuh! Satu batang sudah habis, kereta siap berangkat lagi, perut terasa agak lapar, akhirnya saya memakan bekal yang saya bawa dari rumah, yah masakan padang yang lumayan nikmat walau sudah dingin. Setelah selesai makan, saya ke toilet buat bersihn tangan dan buang air kecil, dan gak sengaja earphone kecantel terus putus, arrrggghhh bener-bener BT banget waktu itu, artinya saya udah gak bisa dengerin musik di kereta (gak enak donk nyetel mp3 malem-malem tanpa earphone), kejengkelan saya ternyata gak sampai di situ, lagi duduk manis eh datang pramusaji nawarin minuman sama makanan, saya pesan 2 gelas kopi dan tau gak harganya berapa? 16ribu coy! Pas gue naik kereta bisnis aja harga kopi cuma 4ribu aja, ini bisa 8ribu satu gelasnya, OK gak papa aku bayar aja daripada ribut udah malem juga. Dan setelah beberapa menit, tuh pramusaji lewat lagi dan jual kopi ke penumpang sebelah dengan harga 6ribu, buset dah siapa yang gak jengkel coba, jualan kok gitu! Rasa jengkel dan BT saya masih terus berlanjut, dini hari rasanya tambah dingin, AC kaya kulkas, tempat duduknya sempit, ditambah pasangan di depan tidur seenaknya ngabisin tempat yang akhirnya membuat saya susah untuk duduk, hadeh pinggang sama kaki bener-bener pegel banget dan perjalanan masih sangat panjang.

Setelah di berhentikan di beberapa stasiun, berhenti karena mempersilakan kereta mahal lewat duluan, melewati jalur ekstrem jawa barat, akhirnya jam 8 pagi saya sampai juga di Purwokerto dengan keadaan yang sudah pegel-pegel dan jengkel tentunya. Yah itu adalah resiko naik Serayu, tapi saya tetap menghargai pelayanan dari pihak KAI yang tiap tahun ditingkatkan terus, sekarang keretanya bersih, ada AC-nya semua, dan tepat waktu, semoga semakin ditingkatkan lagi kedepannya.

Itulah pengalaman saya menaiki kereta api Serayu malam, saran saya sih kalau mau perjalanan dari Purwokerto atau cilacap ke Jakarta dan sekitarnya, atau sebaliknya lebih baik naik kereta yang lewat jalur utara saja karena ada juga yang harganya murah di kisaran 80-110ribu, waktu yang ditempuh paling lama hanya 7 jam saja dan kalau lagi cepet bisa 5 jam sampai, keretanya juga lumayan bagus dengan jalur yang menurut saya lebih baik dan tidak terlalu ekstrem juga.

Updated at: 8:14 AM

12 comments:

  1. Rupa nya waktu itu nasib anda lagi kurang beruntung karena sudah kehabisan tiket KA kelas Ekonomi trayek Jakarta - Purwokerto lewat Cirebon, ketemu pasangan penumpang KA yang tingkah laku nya aneh2, AC kereta yang dingin membeku, dll. Memang itulah resiko naik KA kelas Ekonomi PSO, kadang2 ketemu penumpang KA yang baik dan biasa saja juga kadang2 ketemu penumpang yang rese, dll. Tapi, kalau anda coba naik KA Serayu siang, anda akan melihat pemandangan yang indah sekali dan merasakan "keperkasaan" KA Serayu dalam melibas jalur tanjakan, turunan dan tikungan yang ekstrim. Anda akan seolah2 menjadi "raja" di jalur yang indah dan ekstrim itu sambil melihat kendaraan2 darat lainnya yang termehek mehek di jalur yang dilalui KA Serayu. :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah ane malah ngeri kalau naik yang pagi gan, jujur waktu naik serayu pagi di jalan banyak2 do'a beneran, apalagi waktu lewat jalur di Jawa Barat itu yang rel di jembatan. Pikiran udah parno banget

      Delete
    2. Apa karena anda trauma setelah mendengar berita lama tentang Tragedi Trowek (KA Galuh / Serayu digabung KA Kahuripan, anjlok di daerah Cirahayu) dan berita baru2 ini KA Malabar anjlok karena tanah nya ambles? Atau karena anda takut ketinggian atau gampang mabuk perjalanan? Memang, jalur yang dilalui KA Serayu cukup ekstrim antara Sta Purwakarta - Sta Banjar dan sebaliknya, terutama jalur Priangan Timur (Bandung - Tasikmalaya) karena kontur jalan menanjak, menurun dan banyak tikungan yang sangat tajam sampai harus dibantu rel gongsol / rel paksa. Kondisi Kereta dan Lokomotif nya harus benar2 prima kalau mau dinas KA Serayu. Kabar nya, cuma Masinis dari Depot Lok Bandung yang "boleh" berdinas menarik KA Serayu untuk petak Jakarta - Bandung dan Bandung - Banjar. Baru dari Banjar ke Purwokerto KA nya dijalankan oleh kru Masinis dari Depot Lok Purwokerto yang sebenarnya KA Serayu "milik" / di bawah manajemen DAOP 5 Purwokerto, bukan DAOP 2 Bandung. Jadi, memang anda harus naik KA dari Jakarta ke Purwokerto lewat Cirebon, seperti KA Gayabaru, KA Bengawan, KA Progo, KA Kutojaya Utara untuk KA kelas Ekonomi PSO.

      Delete
    3. iya gan, ane emang takut dengan ketinggian hehehee
      tapi over all saya sangat salut dengan perbaikan dari PT KAI, dulu saya menemui penjual/pemulung masuk kereta, kalau sekarang kayaknya gak ada, salut bener sama perbaikan KAI.

      Delete
    4. Mungkin ini kedengaran tidak ada hubungan nya dengan anda, tapi sebenarnya ada 2 jalur KA dengan kontur tanjakan dan turunan yang ekstrim selain di sekitar kota Bandung. Jalur Bogor - Sukabumi - Cianjur yang rel nya baru diperbaiki, tapi masih masuk kategori Jalur Rel perintis. Yang kedua adalah tanjakan "Gunung Gumitir", baik jalan aspal dan rel KA dari Jember - Banyuwangi dan sebaliknya. Kondisi jalur kereta yang ekstrim, banyak lewat jembatan dan masuk terowongan, mirip dengan jalur KA Priangan Jawa Barat walaupun tidak separah jalur Priangan (KA Serayu) dan jalur Bogor - Cianjur (KA Pangrango dan Siliwangi). KA kelas Ekonomi PSO yang melewati jalur "Gunung Gumitir" ini adalah KA Sritanjung, KA Tawang Alun, KA Probowangi dan KA Lokal Pandanwangi. Banyak komentar di internet kalau jalur "Gunung Gumitir", jalur Nagrek, jalur Piket Nol, baik jalur KA dan kendaraan darat aspal adalah "jalur Maut".

      Delete
    5. wah makasih banyak ini tambahan infonya gan,
      ane jadi nambah pengetahuan berkat info dari agan.
      Si agan malah lebih tau banyak tentang jalur kereta, masinis y agan?

      Delete
  2. Bukan, saya cuma penggemar KA amatir dan hal2 yang berhubungan dengan kendaraan bermotor dan sedikit tertarik dengan pesawat terbang. Dan alasan saya suka dengan banyak jenis mesin, terutama mesin piston dengan bahan bakar hasil sulingan dari minyak bumi karena mesin2 ini mampu bekerja sendiri asalkan ada BBM. Ditambah dengan keefisienan dan kepraktisan dalam penggunaan dan menjalankan mesin. Manusia nya cukup duduk santai sambil mengoperasikan mesin pada banyak hal yang sulit dilakukan oleh Manusia nya itu sendiri.

    ReplyDelete
  3. Sya cuma pernah sekali doang naik serayu dan itu pun cuma sampe kiara condong doang (waktu itu msh start dri beos)..

    Tpi kalau naik KA yg melewatin jalur selatan priangan, udah cukup sering..terakhir sya naik kahuripan yg start dri kircon, pada akhir tahun kemarin..

    Btw izin kunjungan baliknya ke blog sya:

    http://zaeabjal.blogspot.in/

    di sana jga banyak lho, trip report KAna.. Hihihi
    #promosi

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gan, ane paling naik kereta ke jakarta doank dr jawa,
      siap meluncur ke lapak ente gan

      Delete
  4. Dulu saya sering naik KA Serayu pagi atau malam, ke Timur(Ciamis) juga barat (Jakarta) waktu itu harga tiketnya 20-35rb, namun setelah KAI memberlakukan tari khusus rute Bandung-Tasik- Banjar 50,60,70rb saya lebih memilih itu, atau Ciremai Ekpress Bandung Cirebon dg harga hampir sama dg Ka Serayu saat ini 70rb, mungkin kedepanya saya akan naik Serayu kalau Ke Purwokerto dan sekitarnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gan pihak KAI terus berbenah, ane salut gan.
      tapi naik KA Serayu tetap ada pengalaman yang susah dilupakan, gimana yah kayak naik KA legenda gitu hehehee

      Delete
  5. ga lagi deh saya naek kereta serayu soalnya berhadap hadapan :( trus depan kita aneh aneh banget Kakinya susah apalagi cowok semua takut apalagi yang seat 3 ya ampun ga banget deh kaya nya

    ReplyDelete