Setelah sebelumnya saya menuliskan tentang perjuangan seorang kuli bangunan hingga sukses menjadi seorang pemborong, kini saya akan menuliskan kisah sebaliknya dari tetangga saya juga, ya tentang seorang pengusaha yang mengalami kebangkrutan dalam dunia bisnis.
Sebut saja namanya bambang (bambang lagi :v), dia adalah seorang pedagang yang cukup sukses di tempat saya, dia bergelut di dunia kayu, mulai dari jual beli kayu, membuat properti kayu, dan mendapatkan proyek dari beberapa tempat seperti sekolah, rumah, bahkan instansi. Setelah sekian lama cukup sukses dalam usahanya, beberapa tahun kemudian dia mulai merambah dalam dunia bahan bangunan.
Singkat cerita dia membeli rumah di pinggir jalan dengan harga ratusan juta dengan modal dari pinjaman bank, setelah membeli rumah tersebut kemudian dia mengisinya dengan bahan bangunan dan diserahkan kepada anak lelakinya agar di kelola dengan baik. Berjalan satu, dua bulan rasanya perkembangan toko bangunan itu semakin maju, banyak pelanggan yang datang karena sebelumnya mereka sudah mengenal atau bekerja sama dengan ayahnya dalam dunia kayu. Banyak proyek yang mereka dapatkan, banyak pesanan yang datang ke toko mereka, dan tentu saja sales semakin berhamburan setiap hari ke toko. Jika kita lihat usaha ini adalah usaha yang bagus dan menguntungkan karena hanya dalam waktu beberapa bulan saja sudah bisa berjalan lancar.
Hingga datang masalah ke dalam tokonya, banyak proyek yang belum membayar, banyak dagangan yang tidak menguntungkan, dan pemakaian uang dari sang anak yang ternyata mulai menggunakannya dengan ngawur, yah dia tidak bisa memisahkan antara modal dan keuntungan sehingga lambat laun karena pemakaian uang yang sembarangan membuat uang modalnya semakin habis, ditambah dengan biaya bulanan untuk membayar hutang bank. Permasalahan mereka ternyata tidak berhenti di situ saja, karena tunggakan hutang mereka semakin besar akhirnya mau tidak mau mereka harus menjual rumah yang dijadikan toko itu guna menutupi kerugian dan kebutuha uang untuk membayar hutang, hingga kini mereka bukannya semakin maju malah ternyata usahanya semakin goyah karena utang yang terus menggerogoti kehidupan mereka.
Jika saya lihat dalam keadaan ini, sebenarnya mereka termasuk pemain lama yang sudah tahu situasi dalam dunia perdagangan, namun sayangnya mereka terlalu percaya diri dengan modal yang bukan milik mereka sendiri alias hutang, ditambah dengan manajemen buruk yang mereka gunakan membuat modal mereka semakin berkurang saja, jadi jika mereka bangkrut itu bukan sesuatu yang mengherankan.
Di sekitar kita banyak sekali orang yang ingin cepat sukses dalam usahanya, mereka segera melengkapi dan membesarkan usahanya dengan jalan berhutang ke bank atau rentenir, namun sayang mereka tidak memiliki manajemen bisnis yang baik hingga terkadang mereka lupa bahwa modal mereka adalah modal pinjaman yang harus dikembalikan. Hampir 80% kebangkrutan para pengusaha disebabkan oleh hutang mereka, ini adalah pelajaran untuk kita semua, bahwa tanaman tumbuh dengan waktunya, begitu pula dengan usaha yang membutuhkan waktu, sesuatu yang instant tentu memiliki efek samping yang beresiko, yaitu kebangkrutan.
Izin copy ya.. untuk tugas PKUW. terimakasih sangat membantu :)
ReplyDeletesilakan gan, klo mau boleh dikasih sumbernya ke sini, tapi kalo kira2 merepotkan gak usah y gak papa hehehe
Delete