Ini adalah sebuah kisah sukses yang tidak saya labeli kisah sukses, kenapa? Karena walau mereka sukses namun menurut saya belum sukses, ya terserah saya yah orang saya yang menulis di sini xixixi... Kali ini adalah kisah dari seorang kuli panggul di sekitar tempat tinggal saya.
Tahukah anda pekerjaan kuli panggul? Pekerjaan di mana seorang menyewakan pundak, punggung, bahkan kepalanya untuk memanggul barang bawaan seseorang dengan upah yang tidak seberapa, biasanya jika dihitung harian maka upah mereka sekitar 50ribu, namun berbeda jika dihitung dalam hitungan sekali angkut seperti para kuli panggul di pasar, mereka bisa mendapatkan upah 10-20ribu dalam sekali kerja, dan dalam satu hari mungkin mereka mampu bekerja 10 kali. Yah masalah penghasilan saya tidak terlalu paham karena saya sudah tidak menjadi seorang kuli panggul, dulu saya sempat menjadi kuli panggul namun kini saya menjadi seorang pedagang dan blogger, roda hidup memang berputar.
Seorang kuli panggul di sekitaran rumah saya, dia adalah pria pendiam yang memiliki tenaga yang cukup besar, walau tidak memiliki kemampuan yang mumpuni karea pendidikan dan pergaulan yang minim, namun jika berbicara mencari uang, dia mampu dan dia bisa. Dengan segala yang dia bisa, dia adalah kuli yang profesional, banyak para juragan yang menyewa tenaganya. Dengan penghasilan yang rata-rata, dia memang tidak mampu membeli ini itu dengan seenaknya sendiri, namun dia masih bisa membeli tanah, membeli motor baru, membangun rumah, menyekolahkan anaknya, membelikan istrinya emas, menabung, dan lain sebagainya yang mungkin terkadang membuat tetangganya heran, seorang pria dengan istri dan dua orang anak yang mampu hidup dengan sedikit mewah walaupun bekerja hanya sebagai kuli panggul.
Nah setelah diselidiki, ternyata bukan penghasilan korupsi yang membuatnya mampu membeli ini itu, bukan juga main dukun, bukan juga dengan melakukan pekerjaan curang lainnya, kunci dari kemampuannya yang hanya kuli panggul adalah istrinya, ternyata istrinya yang seorang lulusan SD itu adalah seorang akuntan nomor 1 dalam keluarga itu, bahkan mungkin nomor 1 di komplek itu. Dengan sistem hemat pangkal kaya, sang istri mampu mengatur kehidupan pas-pasannya dan mengubahnya menjadi sesuatu yang kadang membuat orang iri dan heran. Untuk makan sehari-hari, dia hanya belanja makanan yang sangat murah, kadang dia hanya membeli tahu, tempe, atau sayur yang harganya di kisaran 1-2ribu saja, malah kadang dia memetik sayuran dari kebunnya sendiri, nasi yang dimakannya setiap hari adalah nasi yang berasal dari hasil panennya di sawah, anak-anaknya dikontrol sedemikian rupa agar tidak boros dalam hal jajan, suaminya juga disetel bagai robot, siang bekerja malam tidur, yang membuatnya hidup flat hanya makan, bekerja, tidur, seperti tidak ada kegiatan yang wah, namun hal itu juga yang membuatnya mampu bertahan dengan keadaan yang sulit sekalipun.
Dengan semangat penghematan super itu, dia mampu membeli tanah, membeli motor, dan lain sebagainya, dan dengan sistem itu akhirnya anak-anaknya juga menjalankan sistem pelit hemat yang dia tanamkan. Di balik semua itu mungkin ada kebaikannya, namun bagi saya terkadang saya kasihan dengan anak-anak dan suaminya yang makan seadanya saja, percuma punya ini itu namun makan seadanya padahal mampu, yah memang mereka sukses namun bagi saya tidak sukses.
0 comments:
Post a Comment