Sosok Itu Memperhatikanku dari Balik Jendela Kamar Rumah Sakit

Saat itu aku tersadar di sebuah ruangan remang-remang, aku tertidur di ranjang, tanganku dipasangi infus, di sebelah kanan ada ibuku yang tertidur, di kursi ayahku sedang tertidur pula, mereka sepertinya terlihat sangat lelah dan panik, itu terlihat dari raut wajah mereka yang aku lihat saat itu.

Ternyata aku masuk rumah sakit setelah tak sadarkan diri di kamarku, aku terkena penyakit tifus sebagai akibat dari kebiasaanku yang terlambat makan dan susah untuk minum air putih, ditambah lagi dengan kebiasaan buruk begadang yang membuat tubuhku ambruk hingga harus dirawat di rumah sakit.

Aku tidak akan menceritakan tentang keadaan tubuhku yang sakit ini, namun aku ingin menceritakan pengalamanku saat di rumah sakit, sebuah pengalaman yang sangat-sangat buruk dan menghantui hidupku hingga beberapa waktu kemudian.

Setelah aku terbangun, ibuku juga terbangun dan dia menanyakan keadaanku, aku masih lemah dan hanya menjawab sekenanya saja. Ibu membangunkan ayah dan mereka menampakkan senyum bahagia melihat anak semata wayangnya sudah bangun.

Ternyata saat itu jam 1 malam, mereka kemudian menyuruhku untuk tidur kembali karena sepertinya mereka juga sudah lelah dan mengantuk. Aku pun memejamkan mataku kembali untuk tidur, namun ada sesuatu yang mengganggu malam itu.

Entah kenapa aku terus memperhatikan jendela kamar rumah sakit ini, posisinya ada di sebelah kiri ranjangku, dan hanya dengan menoleh saja aku bisa memperhatikannya. Aku melihat di jendela yang ditutupi tirai itu, nampak gelap dan tidak terlihat apapun kecuali bayangan dari pohon di luar.

Aku meneruskan untuk tidur hingga aku mendengar suara ketukan jendela, aku menoleh dan ternyata tidak ada apa-apa, ku pikir itu hanya angin yang membuat jendela berbunyi. Perasaanku tidak enak, namun karena aku masih lemah maka aku paksakan untuk tidur kembali.

Tak berselang lama ketukan itu terdengar lagi, aku tidak menggubrisnya karena ku pikir hanya angin, namun intensitas ketukan semakin cepat dan suaranya terdengar lebih keras, aku membuka mata dan menatap ke jendela saat aku melihat sesosok bayangan di jendela lewat. Hitam, mengerikan, namun aku tak bisa melihat dengan jelas rupanya.

Aku ketakutan setengah mati, ingin teriak namun tak punya tenaga, rasanya aku sangat lemah, pusing, dan akhirnya aku pingsan kembali.

Esoknya aku terbangun dan agak enakan, aku menceritakan kejadian semalam kepada ibuku namun dia berkata bahw aku hanya bermimpi atau mungkin imajinasiku saja, katanya orang yang terkena tifus memang sering melihat hal aneh seperti itu.

Malam berikutnya aku tidur awal saat teman-teman dan saudara yang menjenguk sudah pulang, ibuku di sebelahku dan ayahku tidak bisa menemani kami karena dia harus bekerja esok paginya. Malam harinya aku mendengar ketukan itu lagi, aku ketakutan sehingga tidak berani membuka mata, namun kemudian aku mencium bau amis yang sangat tajam sehingga memaksaku untuk membuka mata, saat itu aku jelas melihat sesosok perempuan di jendela sedang mengawasiku dengan muka datar dan matanya sangat tajam.

Aku mengumpulkan tenagaku dan berteriak sekuat tenaga, ibuku panik dan memanggil perawat, akhirnya aku diberi obat penenang hingga bisa tidur lagi malam itu.

Teror ini berlanjut di malam berikutnya dimana bukan hanya ketukan dan bau amis, bahkan aku bisa mencium bau wewangian seperti buang orang mati, tak jarang aku mendengar bisikan yang sangat membuatku ketakutan.

5 hari aku di rumah sakit itu dengan teror dari makhluk yang tak kasat mata ini, hingga akhirnya aku boleh pulang dan merasa telah bebas dari siksaan itu. Namun pemikiranku salah besar, hantu itu mengikutiku dan di jendela kamar sering menampakkan dirinya kepadaku yang membuatku takut dan akhirnya pindah ke kamar lain untuk tidur dengan ibuku.

Aku yang sudah tidak tahan akhirnya meminta bantuan kepada orang yang mengetahui hal ini, ternyata hantu itu adalah penunggu pohon di rumah sakit, katanya dia menyukaiku dan mengikutiku hingga ke rumah. Untungnya hantu itu berhasil diusir dan tak menggangguku lagi.

Updated at: 11:18 PM

0 comments:

Post a Comment