Dulu Terusir dan Hampir Mati, Kini Jadi Bos Besar dan Kaya Raya

Tahun 1975 terjadi perang saudara di Vietnam sehingga membuat banyak orang menderita. Ada yang dipenjara di kamp konsentrasi, ada yang dieksekusi, ada yang dijadikan tentara, ada pula yang memilih untuk kabur ke negara lain demi bisa bertahan hidup. Perang memang kejam dan selalu meninggalkan isak tangis bagi banyak orang di seluruh dunia.

Thuan Pham yang masih kecil ikut ibu dan saudaranya mengungsi bersama 470 warga korban perang Vietnam lainnya. Mereka menaiki kapal nelayan yang alakadarnya di tengah laut guna menyelamatkan diri dari perang di negaranya.

Di tengah laut mereka harus menghadapi ombak besar yang bisa dengan cepat menenggelamkan seluruh isi kapal. Setelah selamat, mereka malah ketemu bajak laut, para perompak itu mengambil seluruh harta benda penumpang kapal. Untungnya mereka masih dibiarkan tetap hidup dan melanjutkan perjalanan.

Lolos dari ombak dan perompak, rombongan pengungsi perang Vietnam sampai di Malaysia, namun diusir. Mereka kemudian menuju Singapura namun tak diterima pula hingga akhirnya sampai di Indonesia dan ditolong warga sekitar.

Beberapa hari di Indonesia, pengungsi Vietnam ini dikirim kembali ke Singapura dimana kehidupan mereka seperti di neraka karena kekurangan makanan dan banyak penyakit sehingga beberap orang harus meninggal dunia.

Pham dan keluarganya kemudian mendapat nasib baik karena ayahnya jadi tentara di Vietnam, atas jasa ayahnya akhirnya Pham dikirim ke Amerika dan boleh tinggal di sana. Kehidupan Pham serba susah dengan pengalaman yang sedikit, namun mereka tetap berjuang agar bisa hidup terus.

Pham adalah anak yang cerdas dan pekerja keras, dia mengutamakan pendidikannya meski keuangan keluarga sempit. Pham rela bekerja keras di usianya yang masih muda demi pendidikannya, dia bisa menjadi sarjana dengan usahanya yang sangat keras.

Pham tertarik dengan dunia pemrograman komputer sehingga dia dengan mudah diterima kerja di perusahaan besar seperti HP. Kariernya cukup bagus dan kehidupannya dengan cepat berubah jadi lebih baik hingga akhirnya dipinang oleh perusahaan startup terbesar di dunia, Uber.

Kini Pham merupakan seorang Chief Technology Officer Uber, salah satu petinggi di Uber dan sukses berkat usaha dan kerja kerasnya. Pham mengingat kehidupannya yang sangat sulit di masa lalu dan membandingkannya dengan kehidupan mewahnya saat ini, kadang dia sedih mengingat ayahnya dan saudaranya di Vietnam.

Pham mengatakan bahwa orang harus mau bekerja keras, jangan menyerah, apapaun kesulitan yang dihadapi saat ini, jika masih ada harapan maka perjuangkanlah hingga titik darah penghabisan. Dari pengungsi perang yang terusir dan hampir mati, akhirnya kini Pham berubah jadi salah satu orang sukses, roda hidup selalu berputar kawan!

Updated at: 9:44 PM

0 comments:

Post a Comment