Pada zaman Rasulullah SAW, ada seorang pemuda bernama Zahid Aswad, dia adalah salah satu sahabat nabi yang setia dengan perjuangan di jalan Allah SWT. Suatu ketika, nabi Muhammad SAW mendatangi Zahid dan menanyakan kenapa dia belum juga menikah. Dengan menunduk, Zahid menjawab pertanyaan Rasul SAW dengan mengatakan bahwa dia adalah pemuda yang miskin dengan wajah yang jelek, dia merasa minder kala itu.
Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya manusia yang tak ingin melihat kaumnya kesusahan, beliau SAW kemudian meminta bantuan pembantunya untuk membuatkan surat lamaran untuk Zahid. Surat lamaran itu kemudian diberikan kepada Zahid dan disuruh untuk diantarkan ke kediaman Said, sahabat Rasulullah SAW yang merupakan seorang bangsawan di Suffah.
Tanpa mengetahui isi surat di dalamnya, Zahid mendatangi rumah Said dan menyerahkan surat itu. Setelah membacanya, Said mengetahui bahwa surat itu berisi lamaran dari Zahid yang dibantu oleh Rasulullah SAW. Said memberitahukan perihal lamaran ini kepada anaknya yang cantik, Zulfah binti Said.
Zulfah hanya mengetahui bahwa dia dilamar oleh Zahid yang miskin dan jelek, dia langsung menolak lamaran itu dengan ekspresi yang cukup mengejutkan. Said sebagai ayahnya tidak bisa berbuat banyak, kemudian di depan Zahid dan Zulfah, Said mengucapkan permintaan maaf kepada Zahid dan meminta maaf kepada Rasulullah SAW atas penolakannya ini.
Belum saja Zahid beranjak, Zulfah teringat sebuah ayat yang menyuruh kaum muslim untuk mendatangi panggilan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Zulfah yang tadinya menolak kemudian menerima lamaran Zahid karena dia merupakan seorang yang beriman.
Singkat cerita, Said menerima lamaran Zahid dan hendak menikahkan anak gadisnya yang cantik itu dengan pemuda miskin yang jelek.
Zahid pulang ke masjid dan bersujud syukur atas rejeki yang tidak dia kira ini, kemudian Rasulullah SAW mendatanginya dan menanyakan perlengkapan serta persiapan untuk pernikahan. Zahid yang miskin menundukkan kepala lagi dan mengatakan bahwa dia tidak punya harta yang cukup untuk mempersiapkan pernikahan.
Rasul SAW kemudian menyuruh Zahid mendatangi Abu Bakar, Utsman, dan Abdurahma bin Auf yang memiliki harta. Zahid diberikan harta oleh mereka untuk persiapan pernikahan, dan dia mendatangi pasar untuk membeli berbagai perlengkapan untuk malam harinya dimana dia akan menikahi seorang gadis cantik anak bangsawan, Zulfah bin Said.
Setelah membeli perlengkapan pernikahan, ternyata terdengar kabar bahwa kaum kafir hendak menyerang umat muslim. Zahid yang mendengar akan berita itu kemudian menjual lagi perlengkapan pernikahannya dan membelikannya sebuah kuda yang hendak dia gunakan untuk ikut berperang, padahal sahabatnya sudah memperingatkannya karena malamnya dia hendak menikah.
Zahid tidak mempedulikan pernikahannya karena dia lebih mementingkan peperangan di jalan Allah SWT sesuai dengan perintah di salah satu ayat At-Taubah 24 dimana peperangan di jalan Allah SWT lebih baik daripada perniagaan dan kepentingan duniawi lainnya.
Singkat cerita dalam peperanga itu Zahid mati syahid dan berita ini kemudian sampai ke telinga Rasulullah SAW dan Zulfah binti Said. Rasulullah SAW kemudian bersabda "Hari ini Zahid sedang berbulan madu dengan bidadari yg lebih cantik daripada Zulfah". Kemduain Zulfah menjawab sabda nabi SAW itu "Ya Allah, alangkah bahagianya calon suamiku itu, jika aku tidak bisa mendampinginya di dunia izinkanlah aku mendampinginya di akhirat".
Sungguh beruntung Zahid yang rela meninggalkan Zulfah yang cantik demi agamanya, namun dia malah diberikan rejeki yang lebih baik daripada dunia dan seisinya, yaitu surga dan bidadari di dalamnya yang cantik dan rupawan.
0 comments:
Post a Comment