Ada 2 orang anak yang punya nasib berbeda, anak pertama adalah Andre yang merupakan anak orang kaya berpendidikan tinggi dan punya jabatan penting di kampungnya, sementara anak kedua adalah Joni yang merupakan anak orang miskin dan orang tuanya bercerai serta sering terjerat kasus hukum akibat perbuatannya yang memang terdesak kebutuhan seperti mencuri dan menipu.
Andre dan Joni adalah teman 1 kelas di sebuah sekolah dasar, tentu saja kehidupan pribadi mereka sangat diketahui oleh guru-gurunya karena memang guru mereka berasal dari desa yang sama. Pada suatu ketika ada salah satu guru yang kemudian mengatakan hal yang seharusnya tidak diucapkannya, pada waktu itu sang guru berkata :
"Anak-anak, masa depan kalian bisa dilihat dari kehidupan masa sekarang loh,
contohnya saja Andre yang orang tuanya sukses, kelak dia akan sukses pula,
sedangkan Joni yang orang tuanya tidak beres, yah buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya"
Sebuah ucapan yang tidak patut diucapkan oleh seorang guru yang seharusnya menjadi panutan murid-muridnya, entah karena guru itu bermasalah dengan orang tua Joni atau memang dia sengaja melakukannya karena sok tahu.
Ucapan sang guru membuat Andre sombong karena sudah dipuji oleh gurunya, sementara Joni merasa rendah diri dan merasa sedih karena gurunya sendiri tidak memprediksi dirinya akan sukses hanya karena orang tuanya yang bermasalah. Kemudian Joni menceritakan hal itu kepada neneknya, yah orang tua yang mengalami keretakan rumah tangga kadang susah untuk dimintai nasehat karena mereka juga punya masalah sendiri.
Sang nenek menangis melihat nasib cucunya yang disakiti oleh gurunya, kemudian sang nenek menasehati cucunya itu dan memberi dukungan moril kepadanya agar tetap berusaha untuk bisa menjadi orang sukses dan mematahkan prediksi gurunya yang sok tahu.
10 tahun kemudian setelah mereka berpisah kemudian ada yang mengadakan reuni, dan pada saat reuni itu berkumpullah semua siswa termasuk sang guru yang dulu sok tahu. Satu per satu anak-anak didik sang guru bercerita tentang pengalaman hidupnya sampai pada giliran Joni, dia menceritakan perjuangan hidupnya hingga sekarang menjadi seorang pengusaha yang sukses. Hal itu membuat gurunya terkejut dan malu atas anggapannya yang terdahulu. Kemudian Andre maju ke depan, dengan tangis kesedihan dia menceritakan kegagalan demi kegagalannya yang membuatnya hidup susah dan keluarganya hancur karena kasus hukum, kemudian guru itupun ikut menangis karena cerita Andre tersebut.
Sang guru mengakui kesalahannya dulu dan meminta maaf kepada Joni, dia tahu telah salah dan menyakiti Joni, kemudian Joni memaafkan sang guru dan mengatakan kalimat yang akan selalu diingat oleh gurunya itu "Saya sangat berterimakasih atas ucapan ibu guru tempo dulu, karena ucapan yang menyakitkan itu akhirnya saya bisa menjadi pejuang yang melawan arus, dan kini saya bisa sukses dan mematahkan prediksi ibu guru"
0 comments:
Post a Comment