Namaku Siti, seorang gadis muda yang polos dan kurang gaul, aku berasal dari keluarga sederhana yang masih menjunjung tinggi nilai agama dan adat istiadat ketimuran. Hal inilah yang membuatku susah bergaul dengan teman-teman sekolahku, karena kebanyakan mereka punya gaya hidup masa kini dan pergaulan yang sangat bebas. Kadang kala aku merasa sedih karena tidak bisa bergaul dengan mereka, bahkan mereka amat mengucilkanku karena aku dianggap kampungan, tapi tak apalah yang penting aku bisa menuruti orang tuaku.
Aku masih ingat pada saat lulus SMP, aku bertemu dengan salah satu teman kelasku di masa SMP, namanya Vira, seorang gadis yang menjadi siswi populer dan banyak disukai di sekolah karena cantik dan gaul. Kala itu aku bertemu dengannya di depan mini market, aku mengenalinya dan aku menyapanya dengan ramah,
Aku : hy Vira, lagi ngapain?
Vira : ih apaan si lu? Sok kenal banget!
Aku : oh iya maaf
Vira : dah sana pergi lu
Saat itu Vira sedang jalan dengan seorang pria, mungkin pacarnya, mungkin dia malu punya teman seperti aku ini. Sebenarnya aku sakit hati dengan ucapan dan sikapnya itu, tapi tak apa lah mungkin aku memang rendah di matanya.
Setelah kejadian itu, aku lama tak bertemu dengan Vira, kata teman-teman dia masuk ke salam satu SMA favorit di kota kami, dan aku hanya masuk ke SMK swasta yang tidak terlalu diperhitungkan. Kejadian itu terjadi lagi kala aku sedang membeli buku di sebuah mall, aku melihat Vira sedang jalan sama teman-temannya, kali ini aku bingung mau nyapa atau tidak karena aku masih trauma dengan kejadian dulu. Tapi aku ingat pelajaran dari orang tuaku agar menyapa orang meski mereka tak ramah, akhirnya aku nekad menyapa Vira,
Aku : hy Vir, lagi pada jalan-jalan yah?
Vira : eh elu siapa yah, sok kenal banget deh
Teman-temannya yang gaul tertawa dan mengejekku, beneran saat itu rasanya malu banget dan aku merasa sakit hati dengan hal ini. Aku menangis dan pergi dari tempat Vira, aku merasa sudah direndahkan dengan sangat buruk, padahal aku hanya ingin menyapanya saja, apa salahku? Apa karena aku dari keluarga sederhana, atau karena aku bukan siswi SMA favorit, atau karena aku tidak gaul?
Bertahun-tahun aku tak pernah bertemu dengan Vira lagi, aku bahkan sudah melupakan kejadian dulu yang menyakitkan itu. Aku lulus SMK dan masuk ke salah satu universitas, hampir 4 tahun aku kuliah dan akhirnya lulus dengan nilai yang memuaskan, kemudian aku bisa bekerja di salah satu kantor pemerintahan yang ada di kotaku.
Suatu ketika ada perekrutan pegawai baru, dan aku bertugas untuk ikut dalam perekrutan itu. Betapa kagetnya kala aku melihat siapa yang mendaftar kerja saat itu, Vira datang dengan pakaian yang lusuh, wajahnya penuh jerawat, rambutnya acak-acakan, dan yang lebih heran lagi dia mendaftar dengan ijazah SMA. Dalam hati aku bertanya, apakah dia tidak kuliah yah?
Vira melihatku dan menundukkan kepalanya, dia pura-pura tak kenal denganku, hmm masih saja dia seperti itu. Sebenarnya aku bisa saja pura-pura tak mengenalnya, aku sekarang ada di posisi yang lebih baik dan aku bisa saja membalas perlakuan buruknya dulu, namun aku ingat nasehat orang tua agar menjadi orang yang baik dan ramah. Akhirnya aku menyapa Vira kala itu,
Aku : Hy kamu Vira kan? Teman SMP dulu
Vira : (diam dan menunduk)
Aku : oh bukan yah, maaf salah orang deh
Vira : (masih menunduk) iya ini aku Vira, maaf yah Ti dulu aku gak ngakui kamu jadi teman aku (menangis)
Aku : udah Vir jangan nangis, gak apa-apa kok.
Singkat cerita setelah perekrutak itu aku mengajak Vira makan siang di salah satu restoran, dan dia bercerita tentang kehidupannya. Katanya setelah lulus SMA, keluarganya bangkrut dan dia yang baru masuk kuliah harus mencari uang sendiri untuk bisa bayar kuliah, dan sialnya lagi dia masuk dalam dunia hitam dan kehidupannya semakin hancur.
Puncak kehancurannya kala dia tertular penyakit kelamin, orang tuanya bercerai, dan teman-teman saudara-saudaranya kabur, dan dia menyadari bahwa dia sudah hancur kala itu. Akhirnya dia di DO dari kampus dan harus bekerja seraburan hanya untuk menyambung hidup, dia juga menceritakan kalau dia sudah mendapat balasan atas kelakuannya padaku. Katanya suatu ketika dia bertemu dengan teman-teman gank-nya dulu, namun saat disapa dia malah diejek dan dikucilkan, saat itu dia menyadari kesalahannya dan mengingat perbuatannya padaku.
Hmm aku tak bisa banyak berkata dengan apa yang dia alami saat ini, aku hanya berharap dia bisa berubah dan menjadi lebih baik, aku juga mendoakan agar kehiduapannya bisa membaik dan tak terpuruk lagi. Yah entahlah mungkin ini yang selalu ayah katakan "roda hidup itu berputar, tak peduli dari mana posisimu, yang penting dimana posisimu saat ini".
0 comments:
Post a Comment