Di sebuah desa terdapat beberapa rumah yang cukup bagus, bahkan ada yang tingkat 2 lengkap dengan berbagai kendaraan mewah yang terpampang di depan halamannya. Namun di sekeliling rumah mewah tersebut, ada 1 rumah yang sangat sederhana.
Rumah sederhana itu masih bertembok kayu yang sudah lapuk, lebih mirip seperti gubuk reot yang bisa saja roboh jika angin menerpa. Lantainya masih tanah, tanpa perabotan bagus dan mahal seperti tetangganya, bahkan ada beberapa bagian dari rumah itu yang rusak dan bolong sehingga jika malam tiba maka angin akan masuk ke dalam rumah.
Itu adalah tempat tinggal keluarga pak Slamet, seorang desa yang hidup sangat sederhana. Dia meninggali rumah itu beserta istrinya saja, anak satu-satunya sudah menikah dan kini mengikuti istrinya di luar kota. Kedua orang itu bahagia tinggal di dalam rumah sederhana tersebut, meski terkadang banyak orang yang merasa iba dan kasihan dengan keadaannya.
Keluarga pak Slamet memang keluarga miskin, namun ternyata semua tetangganya sangat menghormati beliau, bahkan ucapan beliau selalu mereka dengarkan dan tidak ada yang berani untuk membuat masalah dengan orang ini, kenapa?
Pak Slamet adalah seorang yang rajin ibadah, dia tidak sempat mengejar dunia seperti tetangganya, dari waktu subuh dia sudah berangkat ke masjid bersama istrinya untuk solat berjamaah, padahal jarak masjid dari rumahnya cukup jauh, kira-kira 25 menit perjalanan dengan jalan kaki, sedangkan jalurnya naik turun. Kala masuk waktu duhur, pak Slamet juga datang ke masjid, istrinya memilih sholat di rumah, begitu pula ketika masuk waktu Ashar, Maghrib, dab Isya'. Mereka adalah orang yang tetap beribadah ke masjid secara berjamaah, dan tetangganya tidak ada yang mengikuti jejak mereka itu karena sebagian sibuk bekerja dan sebagian enggan karena malas.
Karena faktor itulah, pak Slamet sangat dihormati oleh orang lain, mereka yang kaya raya malah merasa malu dengan kesabaran pak Slamet, ketekunan dalam beribadah, mereka terkadang menunduk ketika berpapasan dengannya saat akan berangkat ke masjid.
Keluarga pak Slamet adalah salah satu contoh keluarga yang lebih mementingkan akhirat dibandingkan dengan urusan duniawi saja, mereka ikhlas hidup miskin asalkan mereka masih bisa mencari bekal ke akhirat nantinya.
Kalau anda saat ini hidup susah dan miskin, alangkah baiknya anda mulai beralih untuk mencari akhirat saja karena ada sebagian orang yang tidak diberikan nikmat di dunia namun diberikan nikmat di akhirat. Anda tentu masih ingat dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang bersabda bahwa kebanyakan penghuni surga adalah kaum fakir miskin.
0 comments:
Post a Comment