Keluargaku baru pindah ke rumah baru, sebuah rumah yang menurutku cukup bagus namun posisinya cukup jauh dari pemukiman warga. Di samping rumah ada kebun, di belakang rumah ada sungai kecil, dan di depan ada jalan setapak. Rumah itu cukup sejuk, namun entah kenapa hawa yang aku rasakan cukup berbeda, ada rasa kurang nyaman kala memasuki rumah baru itu.
Malam itu sekitar jam 7 malam kami berkumpul di ruang tengah, kami baru saja membereskan rumah dan menata barang yang kami bawa. Aku dan keluarga bercanda ria di dalam rumah dan gelak tawa keluar dari kami, namun entah kenapa dari 5 orang anggota keluarga, rasanya ada suara tawa tambahan dari seorang wanita lainnya, padahal sosok wanita di keluarga kami hanya ibu saja. Aku bertanya kepada ayah tentang suara itu, namun dia tidak mengindahkan dan hanya berkata kalau itu adalah halusinasiku sendiri.
Kemudian ibu dan ayah beranjak tidur, aku bersama saudaraku masih nonton TV, sampai sekitar jam 10 malam aku memutuskan untuk masuk ke kamar dan tidur. Baru beberapa saat aku memejamkan mata, ada suara aneh dari kamarku, seperti suara kuku yang menggaruk-garuk lantai, dan suara itu sangat mengganggu tidurku malam itu.
Aku bangun dan memeriksa di sekitar kamar, mulai dari jendela dan bagian luarnya tidak ada angin atau hewan kecil, di bawah tempat tidur tidak ada apa-apa, dan di sekitar lemari juga tidak ada tikus atau kecoa yang ku dapati. Ah mungkin hanya halusinasiku saja, aku mematikan lampu dan segera tidur lagi.
Namun baru saja aku memejamkan mata, suara itu terdengar lagi, entah kenapa kali ini bulu kudukku berdiri, aku bahkan ketakutan untuk bangun dari tempat tidurku, selain suara aneh itu ternyata ada bau amis yang ku cium, mungkin hal ini yang membuatku ketakutan saat itu.
Aku memberanikan diri untuk memeriksanya lagi, kali ini aku sangat yakin suara itu dari bawah tempat tidurku, dan saat aku melihat ke bawah kolong tempat tidur, tepat di bawah ranjangku, aku mendapati sebuah sosok hitam yang sedang membungkuk, menatapku, matanya tajam bersinar di kegelapan, dia tersenyum dan memperlihatkan giginya yang tak beraturan, wajahnya pucat dan gelap.
Aku langsung berteriak dan mencoba keluar dari kamar, entah karena terburu-buru atau memang aku sudah tidak kuat menahan rasa takut ini, aku lemas dan tak mampu membuka pintu, dan aku tak sadarkan diri tepat di depan pintu.
Aku terbangun sekitar jam 2 pagi, ku lihat ada ayah dan ibuku, mereka panik melihat keadaanku dan mereka menemaniku di kamarku. Aku menangis dan memeluk ibu sambil menceritakan kejadian yang aku alami tadi, namun ayah tetap menyangkalnya dan mengatakan bahwa itu hanya ketakutanku saja. Malam itu aku tidur ditemani ibuku, dan gangguan itu hilang begitu saja.
3 malam aku ditemani ibuku, dan malam ini aku tidur sendirian lagi. Ku pikir benar ucapan ayah kalau kejadian itu hanya halusinasi dan ketakutanku sendiri. Malam itu aku tidur sendiri, dan sialnya kejadian itu kembali lagi, suara-suara aneh seperti kuku yang digarukkan ke lantai, lalu ada bau amis, dan kadang suara tawa wanita, asli merinding banget waktu itu. Aku menutup seluruh bagian tubuh dengan selimut, bantal ku pakai untuk menutupi wajahku dan aku menutupi telingaku agar tidak mendengar suara aneh itu.
Entah apa yang terjadi, rasanya kakiku seperti disentuh dan membuatku berteriak ketakutan lagi, namun keluargaku tak mendengar teriakanku itu, dan teror itu terus berlanjut sepanjan malam, suara aneh melayang di dalam kamar, tak jarang kaki atau punggungku disentuh, dan bau amis berubah menjadi bau harum bunga mawar, dan aku sudah tak kuat dengan hal ini.
Aku membuka mata dan ternyata aku ada di sebuah klinik, kata ibuku aku tak sadarkan diri selama 1 hari, dokter mengatakan bahwa aku demam tinggi saat itu. Aku kembali menceritakan kejadian ini kepada ayah dan ibuku, dan ayah masih saja menyangkalnya, yah ayah memang orang yang tidak terlalu meyakini adanya hal-hal gaib seperti itu.
Namun ceritaku didengar oleh seorang perawat di klinik itu, dia menanyakan rumahku dan saat ayah menjelaskan bahwa kami meninggali rumah baru yang ada di pojok kampung, perawat itu langsung pucat mukanya. Dia mengatakan bahwa di salah satu kamar itu dulu pernah terjadi pembunuhan, seorang anak gadis dibunuh oleh pamannya dan dikubur di bawah ranjang, dan benar saja ternyata kamarku adalah tempat yang dimaksud oleh perawat itu.
Ayah dan ibuku akhirnya percaya dengan ceritaku, dan karena faktor keamanan dan kenyamanan kami, akhirnya kami memutuskan untuk pindah rumah lagi karena nyatanya ayah dan ibuku juga akhirnya merasakan gangguan yang aku alami. Saat ini kami pindah rumah dan aku tak pernah lagi memakai tempat tidur dengan ranjang yang terdapat kolong di bawahnya, aku benar-benar trauma dengan kejadian dulu, saat ini aku tidur dengan kasur yang langsung aku taruh di lantai.
0 comments:
Post a Comment