Maafkan Aku Sayang, Syarat Pernikahan itu Sangat Membebaniku

Pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral yang akan mengubah kehidupan beberapa orang, 2 orang suami istri, keluarga besar, dan tentunya beberapa orang kerabat yang akan terlibat dalam peristiwa itu. Namun terkadang ada saja orang-orang yang memberikan kesulitan terhadap hal ini, seperti kisah berikut ini :

Saya adalah seorang pria berumur 35 tahun, dengan perawakan yang agak gemuk dan wajah yang biasa saja, secara fisik saya tidak jelek-jelek amat, dan saya adalah seorang sarjana. Beberapa waktu yang lalu saya menemukan seorang wanita yang merupakan teman saya dulu di SMP, sebut saja namanya adalah bunga.

Saya menyukai bunga dan akhirnya menjalin kisah asmara dengannya selama hampir 3 bulan, setelah saya pikir-pikir dan rundingkan dengan keluarga, akhirnya kami melamar bunga dan syukurlah diterima dengan tangan terbuka. Dengan umur saya dan bunga yang sudah sangat cukup untuk menikah, kami berencana akan segera melangsungkan pernikahan di bulan depan.

Oh iya, saat ini bunga bekerja di salah satu bank swasta, dan saya... saya masih menganggur karena belum mendapatkan pekerjaan. Berkali-kali saya mendaftar kerja namun belum satupun yang menerima saya, padahal syarat dan ketentuan ada pada diri saya, ah mungkin belum jodohnya. Keluargaku bisa dibilang dari keluarga yang mampu, kami memiliki rumah yang cukup mewah, mobil, motor, dan berbagai hal yang merupakan harta orang tua.

Kembali lagi ke kisah asmara saya dan bunga, kami sangat mencintai dan sudah tidak sabar untuk menikah di bulan depan karena sudah diputuskan waktunya. Kami berdua kadang mengisi waktu senggang bersama, berdua, jalan-jalan menikmati indahnya masa percintaan seperti anak muda lainnya.

Tiba-tiba berita buruk itu datang dengan perlahan, mulai dari hari pernikahan yang diundur ke bulan berikutnya, lalu mundur lagi ke tahun berikutnya, dan akhirnya berita buruk itu terjawab ketika ayah bunga mengatakan yang sejujurnya kepada saya.

Saya ingat betul dengan ucapannya itu, "nak, kamu tahu kenapa hari pernikahan saya undur? Bukan karena saya tidak mau menikahkan kalian, namun saya menunggu kamu kerja dulu! Saya membesarkan bunga dari kecil, dan sekaran kamu mau memintanya, namun kamu datang sebaga pengangguran, mau dikasih makan apa anak saya nantinya?! Kamu memang punya keluarga yang mampu, namun kamu lelaki, kamu harus bisa mandiri dan terlepas dari kemudahan keluarga kamu! Saya jujur saja yah, kamu kerja dulu sana, cari pekerjaan yang mapan, baru saya mau nikahkan kalian berdua!", sungguh ini adalah sebuah jawaban dari ketakutan yang selama ini saya rasa di dalam hati.

Setelah perkataan ayah bunga itu, saya kemudian semakin giat mencari kerja. Beberapa kali saya mendapatkan pekerjaan, namun ayah bunga tidak merestuinya karena mereka merasa pekerjaan saya kurang mapan dan kurang meyakinkan.

Sudha hampir satu tahun lamanya saya belum bisa memenuhi syarat dari ayah bunga, kemudian datang berita buruk berikutnya saat saya dimintai pendapat oleh bunga, katanya ada lelaki lain yang melamarnya dengan syarat yang sudah terpenuhi, saya ditanyai apakah saya akan melepaskannya atau tidak?

Lelaki mana yang ikhlas melepaskan wanita yang dicintainya untuk lelaki lain? Saya hanya bisa pasrah karena keadaan ini, tangisan seorang lelaki yang tak berharga ini seakan menjadi bukti betapa sakitnya perasaan saya saat ini. Akhirnya saya melepaskan bunga untuk lelaki lain dengan terpaksa, dan ini adalah sebuah keadaan yang sangat menyedihkan bagi saya, saya menyerah untuk memperjuangkan wanita yang saya cintai demi masa depannya.

Maafkan bunga, bukan maksudku tak mencintaimu lagi, namun syarat dari ayahmu terlalu membebaniku dan aku tidak sanggup! Bahagialah dengan lelaki pilihan ayahmu itu, semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia selamanya T_T

Updated at: 11:21 PM

0 comments:

Post a Comment