Ketika Seorang Kuli Ikhlas dengan Takdir Allah SWT

Di sebuah perkampungan di pinggiran sana, ada seorang kuli yang bekerja di salah satu proyek pembangunan, dia mengandalkan tenaganya untuk mengangkut barang-barang bangunan yang ada, dan gaji yang diterimanya adalah 30ribu per hari. Kuli itu memiliki keluarga kecil yang masih numpang kepada mertuanya, anaknya sudah 3 dan istrinya sedang hamil tua.

Suatu ketika, sang istri menanyakan biaya persalinan yang sebentar lagi harus dipikirkan mengingat usia kandungan yang semakin mendekati kelahiran anak ketiga mereka, namun karena gajinya yang pas-pasan membuat sang kuli hanya menundukkan kepalanya. Dia tidak punya uang, karena uang gajiannya selalu dia berikan semua kepada sang istri. Mendengar bahwa menantunya tidak punya uang, sang mertua kemudian dongkol dan memarahinya, hal ini tentu saja menambah beban pikiran sang kuli. Mertuanya itu memang tidak terlalu suka dengan menantunya yang sering dia katai sebagai orang miskin tak berdaya.

Besoknya saat sang kuli bekerja, permasalahan keluarganya itu terbawa ke tempat kerja, pikirannya tidak fokus dan akhirnya terjadilah musibah yang menimpanya. Saat sedang berjalan di lantai 2, sang kuli terpeleset dan jatuh hingga tak sadarkan diri. Teman-temannya segera membawanya ke rumah sakit, dan setelah ditangani ternyata sang dokter terpaksa harus memotong kakinya yang sudah patah.

Beberapa saat setelah sadar, sang kuli menyadari bahwa kakinya sudah diamputasi yang sebelah kiri, dan dia menangis karena hal itu, dalam hati dia mengeluh kepada Allah SWT, "Ya Allah cobaan apa lagi yang Engkau berikan kepada hamba? Hambamu ini sudah hidup susah, istri hamba sudah mau melahirkan dan hamba tidak punya uang, sekarang Engkau mengambil kaki hamba, ampuni dosa hamba ya Allah jika karena dosa hamba Engkau murka". Yah sekuat-kuatnya orang kalau mengalami cobaan yang berat pasti ada titik dimana dia akan merasa rendah diri, merasa hampir putus asa, dan sang kuli sedang mengalaminya.
Sang kuli yang sebelumnya mengeluh dan menyesali yang terjadi kemudian berfikir keras dalam hatinya, dia yakin bahwa ada sebuah hikmah dibalik musibah yang dia dapatkan. Setelah lama berfikir, akhirnya kuli tersebut sadar bahwa semua yang terjadi adalah kuasa Allah SWT, dan dia harus ikhlas dengan takdir yang dia terima itu.

Memang yang namanya ikhlas itu berat, mudah diucapkan namun sulit dilakasanakan. Selama di rumah sakit, keluarganya tidak satupun yang datang menjenguknya, padahal teman-temannya sudah mengabarkan musibah itu kepada keluarganya. Dengan keadaannya sekarang, sang kuli kembali ikhlas dan siap jika istrinya meminta cerai, dia juga siap jika terjadi hal buruk lainnya, dia sudah berserah diri kepada Allah SWT saja.

Berselang 3 hari akhirnya dia mulai membaik dan sudah dipersilakan pulang, biaya rumah sakit yang mencapai puluhan juta ditanggung oleh pihak tempatnya bekerja, bosnya tidak tega melihat keadaan anak buahnya itu dan rasa ibanya membuatnya mau menanggung semua biaya. Dan saat dia pulang, bosnya mengantarkan ke rumah menggunakan mobil, saat itulah dia bertemu dengan istrinya dan menunjukkan keadaannya yang saat itu sudah kehilangan kaki kirinya, tentu sang kuli menguatkan hatinya kalau-kalau sang istri langsung meminta cerai.

Namun cerita yang dia khawatirkan tidak terjadi, sang istri bersujud mencium kakinya yang masih utuh seraya meminta maaf atas kesalahan ibunya yang sebelumnya menghardiknya, dia juga meminta maaf karena selama ini terus memaksakan kehendaknya kepada suaminya yang terlalu membebani.

Ternyata, selama sang kuli di rumah sakit itu, istrinya melahirkan dan mertuanya meninggal dunia, namun sebelum meninggal dunia, sang mertua sadar akan kesalahannya selama ini dan memberikan pesan terakhir agar memintakan maaf kepada menantunya, dia juga menyuruh anaknya agar terus mengabdi kepada suaminya itu apapun keadaanya. Sujud syukur sang suami kepada Allah SWT, dia memohon ampun karena dosanya, dia bersyukur atas segala takdir Allah SWT, dan dia sadar bahwa Allah SWT selalu memberikan yang terbaik kepada hamba-Nya.

Biaya persalinan ternyata dibiayai oleh bosnya juga, bosnya mendengar kabar bahwa istri sang kuli melahirkan dan dia juga iba dengan keadaannya sehingga mau membantu. Bos yang melihat keadaan anak buahnya itu masih terus berbaik hati, melihat rumah anak buahnya yang sudah hampir roboh, dia juga memperbaikinya secara cuma-cuma, tak sampai di situ dia juga memberikan modal usaha untuk anak buahnya agar bisa mendapatkan rejeki tanpa harus menjadi kuli lagi.

Roda kehidupan terus berputar, sang kuli yang dulu hidup sempurna namun menderita dengan keadaannya yang miskin dan hampir kehilangan keluarganya, kini harus kehilangan kaki kirinya dan menghadapi masalah yang berat. Namun dengan keikhlasannya dia mampu bertahan dan bukannya semakin jatuh dia malah diberikan peningkatan hidup, kaki kirinya yang hilang sudah tidak bisa kembali namun digantikan dengan istrinya yang setia dan bantuan dari bosnya yang membuat hidupnya kini lebih baik. Usahanya terus berkembang dan dia bisa hidup dengan lebih nyaman saat ini walau tanpa kaki kiri dan mertuanya.

Updated at: 8:57 PM

0 comments:

Post a Comment